Kurs Rupiah Ditutup Perkasa Hari Ini ke Rp15.660/USD, Pengaruh The Fed Masih Terasa
Jum'at, 02 Februari 2024 - 17:17 WIB
JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) hingga perdagangan sore ini, Jumat (2/2/2024) ditutup menguat 104 poin ke level Rp15.660 per USD. Sebelumnya kurs rupiah sempat melemah pada posisi Rp15.764 per dolar AS.
Tren penguatan mata uang rupiah juga terlihat pada data JISDOR BI (Bank Indonesia), dimana hari ini bertengger di posisi Rp15.688/USD. Raihan tersebut terpantau lebih kuat dari sesi kemarin Rp15.775 per USD.
Pengamat pasar uang Ibrahim Assuaibi mengatakan, penguatan rupiah karena setelah Federal Reserve alias the Fed mempertahankan suku bunga tetap stabil dan menurunkan ekspektasi penurunan suku bunga pada bulan Maret.
“Namun Ketua Fed Jerome Powell memberikan catatan yang agak optimis terhadap perekonomian AS, yang mendorong investor untuk beralih ke aset-aset yang berbasis risiko meskipun ada prospek suku bunga yang lebih tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama,” tulis Ibrahim dalam risetnya.
Pasar menantikan penurunan suku bunga pada bulan Mei seiring pendekatan nonfarm payrolls Setelah The Fed meremehkan perkiraan penurunan suku bunga di bulan Maret, para pedagang mulai memperkirakan penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin di bulan Mei.
Dari sentimen domestik, Bank Indonesia menyatakan bahwa ekonomi Indonesia menjadi salah satu yang terbaik di dunia pada 2023 dengan pertumbuhan ekonomi sekitar lima persen. Hal itu disertai dengan inflasi sebesar 2,61% atau salah satu yang terendah di dunia.
BI memprediksi gelombang ekonomi global pada 2024 dan 2025 akan lebih rendah dari 2023 atau 2022. Salah satu faktor yang dapat mendorong dinamika ekonomi global tahun ini ialah kontestasi pemilihan umum (pemilu) yang terjadi di 54 negara pada 2024.
Berdasarkan data diatas, mata uang rupiah hari ini menguat, selanjutnya untuk perdagangan pekan depan diprediksi bergerak fluktuatif dan kemudian ditutup melanjutkan penguatan di rentang Rp15.610 - Rp15.700.
Tren penguatan mata uang rupiah juga terlihat pada data JISDOR BI (Bank Indonesia), dimana hari ini bertengger di posisi Rp15.688/USD. Raihan tersebut terpantau lebih kuat dari sesi kemarin Rp15.775 per USD.
Pengamat pasar uang Ibrahim Assuaibi mengatakan, penguatan rupiah karena setelah Federal Reserve alias the Fed mempertahankan suku bunga tetap stabil dan menurunkan ekspektasi penurunan suku bunga pada bulan Maret.
“Namun Ketua Fed Jerome Powell memberikan catatan yang agak optimis terhadap perekonomian AS, yang mendorong investor untuk beralih ke aset-aset yang berbasis risiko meskipun ada prospek suku bunga yang lebih tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama,” tulis Ibrahim dalam risetnya.
Pasar menantikan penurunan suku bunga pada bulan Mei seiring pendekatan nonfarm payrolls Setelah The Fed meremehkan perkiraan penurunan suku bunga di bulan Maret, para pedagang mulai memperkirakan penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin di bulan Mei.
Dari sentimen domestik, Bank Indonesia menyatakan bahwa ekonomi Indonesia menjadi salah satu yang terbaik di dunia pada 2023 dengan pertumbuhan ekonomi sekitar lima persen. Hal itu disertai dengan inflasi sebesar 2,61% atau salah satu yang terendah di dunia.
BI memprediksi gelombang ekonomi global pada 2024 dan 2025 akan lebih rendah dari 2023 atau 2022. Salah satu faktor yang dapat mendorong dinamika ekonomi global tahun ini ialah kontestasi pemilihan umum (pemilu) yang terjadi di 54 negara pada 2024.
Berdasarkan data diatas, mata uang rupiah hari ini menguat, selanjutnya untuk perdagangan pekan depan diprediksi bergerak fluktuatif dan kemudian ditutup melanjutkan penguatan di rentang Rp15.610 - Rp15.700.
(akr)
tulis komentar anda