2024, Faisal Basri Ramal Ekonomi RI Tak Sampai 5%
Selasa, 06 Februari 2024 - 09:51 WIB
JAKARTA - Ekonom Senior Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Faisal Basri memperkirakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak akan sampai 5% pada tahun 2024. Sebelumnya Badan Pusat Statistik (BPS) baru saja merilis pertumbuhan ekonomi Indonesia untuk keseluruhan tahun 2023 adalah 5,05%.
"(Pertumbuhan ekonomi Indonesia 2024?) di bawah 5%," jelas Faisal Basri dalam diskusi publik Indef, di Jakarta, Senin (5/2/2024).
Menurut Faisal, ada beberapa faktor yang menyebabkan pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak akan tumbuh di atas 5% pada 2024. Salah satunya lantaran mayoritas investor akan wait and see menunggu Pemilihan Umum (Pemilu) yang memang akan dilakukan pada 2024.
"Selalu ada siklus di tahun pemilu pertumbuhan investasi turun, ini sudah terjadi sejak tahun lalu karena investor menunggu pemerintahan yang baru," terangnya.
Oleh sebab itu dikatakan Faisal, mayoritas investor juga akan menunggu kepastian siapa calon presiden (capres) yang akan terpilih pada 2024. Sebab, hal itu akan berkaitan dengan kepastian berbagai proyek pemerintah salah satunya seperti pembangunan IKN Nusantara.
"Bagaimana investasi di IKN kalau Anies mau membatalkan? Ya wajar, jadi menurut saya ketinggian kalau (proyeksinya) 5%," imbuhnya.
Sebagai informasi, Pemerintah dan DPR telah sepakat mematok pertumbuhan ekonomi, sesuai asumsi makro APBN (Anggaran Pendapatan Belanja Negara) 2024, di level 5,2%. Ada beberapa faktor yang mendukung optimisme ekonomi Indonesia.
Di antaranya adalah perkembangan ekonomi global yang membaik. Sementara itu BPS melaporkan pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang 2023 mencapai 5,05%.
Plt Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan IV 2023 bila dibandingkan dengan triwulan IV 2023 tumbuhan 0,45%, bila dibandingkan triwulan IV 2022 atau secara year on years ekonomi Indonesia tumbuh sebesar 5,04%.
"Dengan demikian ditengah perlambatan perekonomian global dan menurunnya harga komoditas ekspor unggulan ekonomi indonesia tahun 2023 tetap tumbuh solid sebeaar 5,05 persen secara c-to-c," jelasnya dalam konferensi pers kemarin.
"(Pertumbuhan ekonomi Indonesia 2024?) di bawah 5%," jelas Faisal Basri dalam diskusi publik Indef, di Jakarta, Senin (5/2/2024).
Menurut Faisal, ada beberapa faktor yang menyebabkan pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak akan tumbuh di atas 5% pada 2024. Salah satunya lantaran mayoritas investor akan wait and see menunggu Pemilihan Umum (Pemilu) yang memang akan dilakukan pada 2024.
"Selalu ada siklus di tahun pemilu pertumbuhan investasi turun, ini sudah terjadi sejak tahun lalu karena investor menunggu pemerintahan yang baru," terangnya.
Oleh sebab itu dikatakan Faisal, mayoritas investor juga akan menunggu kepastian siapa calon presiden (capres) yang akan terpilih pada 2024. Sebab, hal itu akan berkaitan dengan kepastian berbagai proyek pemerintah salah satunya seperti pembangunan IKN Nusantara.
"Bagaimana investasi di IKN kalau Anies mau membatalkan? Ya wajar, jadi menurut saya ketinggian kalau (proyeksinya) 5%," imbuhnya.
Sebagai informasi, Pemerintah dan DPR telah sepakat mematok pertumbuhan ekonomi, sesuai asumsi makro APBN (Anggaran Pendapatan Belanja Negara) 2024, di level 5,2%. Ada beberapa faktor yang mendukung optimisme ekonomi Indonesia.
Di antaranya adalah perkembangan ekonomi global yang membaik. Sementara itu BPS melaporkan pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang 2023 mencapai 5,05%.
Plt Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan IV 2023 bila dibandingkan dengan triwulan IV 2023 tumbuhan 0,45%, bila dibandingkan triwulan IV 2022 atau secara year on years ekonomi Indonesia tumbuh sebesar 5,04%.
"Dengan demikian ditengah perlambatan perekonomian global dan menurunnya harga komoditas ekspor unggulan ekonomi indonesia tahun 2023 tetap tumbuh solid sebeaar 5,05 persen secara c-to-c," jelasnya dalam konferensi pers kemarin.
(akr)
tulis komentar anda