Mengangkat Kesejahteraan Hidup Nelayan Lobster Lewat Kehadiran PBNLI
Kamis, 13 Agustus 2020 - 00:14 WIB
Salah satunya melalui percepatan produksi perikanan budi daya yang sudah ditetapkan sebagai sektor prioritas. Dimana pada tahun 2020 ini, produksi ditargetkan mencapai 18,44 juta ton dan naik menjadi 22,65 juta ton pada 2024 mendatang.
Lantas, bagaimana caranya agar PBNLI bisa mensejahterakan anggotanya sekaligus menjadi mitra strategis pemerintah? Bagi seluruh anggota PBNLI yang ribuan jumlahnya dan tersebar dari Sabang sampai Merauke. Dari Miangas sampai Pulau Rote. Bahkan yang berada di pulau-pulau terdepan dan terpencil di seantero Nusantara.
PBNLI akan memberikan edukasi tentang penangkapan lobster maupun benih bening yang berkelanjutan dan memperhatikan dampak lingkungan maupun sosial kemasyarakatan dengan tujuan untuk satu mendorong terjalinnya kerjasama nelayan dengan pengusaha dan pembudidaya lobter, kedua mendorong adanya regulasi pemerintah yang dapat memberikan kepastian berusaha dan meningkatkan kesejahteraan bagi nelayan dan pembudidaya lobster.
Ketiga, mendorong ekspor lobster dengan membuka pasar baru di dunia melalui peningkatan mutu dan kualitas produksi lobster- Tidak hanya itu, salah satu cara atau solusi lain yang ditawarkan, PBNLI siap mendatangkan tenaga ahli dari Vietnam untuk berbagi pengetahuan dalam meningkatkan kualitas budidaya lobster di Indonesia.
Terlebih komoditas lobster saat ini mengalami kenaikan produksi di seluruh dunia. Dari catatan Organisasi Pangan dan Agrikultur Perserikatan Bangsa-Bangsa (FAO) yang dirilis pada 2019, produksi Lobster dunia tumbuh rerata 2,30 persen per tahun.
Sedangkan, dari data Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2019, nilai ekspor lobster pada periode 2014-2018 mengalami pertumbuhan rerata 20,42 persen per tahun. Dari lima lobster yang ada di wilayah perairan Indonesia, tercatat lobster mutiara dan lobster pasir menjadi lobster yang potensial untuk dikembangkan melalui sistem budidaya perikanan yang ada.
"Bahkan berdasarkan kajian BRSDM KP, hasilnya diketahui ada potensi yang sangat besar untuk jenis lobster mutiara dan lobster pasir ini. Kedua jenis lobster ini potensinya mencapai 278.950.000 ekor dan tersebar di 11 wilayah pengelolaan perikanan Negara Republik Indonesia," tuturnya.
Lebih lanjut, dia mengungkapkan agar bisa mewujudkan pengelolaan sumber daya lobster yang bertanggung jawab dan berkelanjutan, maka regulasi tata kelola sumber daya perikanan lobster perlu diterapkan untuk memperkuat tata kelola benih lobster dan PBNLI tentunya akan berperan menjadi mitra strategis pemerintah sekaligus memperjuangkan adanya regulasi peraturan yang adil, stabilitas harga lobster di pasar.
Hingga terjaminnya sumber pendapatan dan kesejahteraan nelayan pembudidaya lobster sekaligus keberlanjutan bagi alam. Oleh karena itulah, pada hari ini kelahiran Perkumpulan Pembudidaya dan Nelayan Lobster Indonesia menjadi penting untuk kita semua.
Lantas, bagaimana caranya agar PBNLI bisa mensejahterakan anggotanya sekaligus menjadi mitra strategis pemerintah? Bagi seluruh anggota PBNLI yang ribuan jumlahnya dan tersebar dari Sabang sampai Merauke. Dari Miangas sampai Pulau Rote. Bahkan yang berada di pulau-pulau terdepan dan terpencil di seantero Nusantara.
PBNLI akan memberikan edukasi tentang penangkapan lobster maupun benih bening yang berkelanjutan dan memperhatikan dampak lingkungan maupun sosial kemasyarakatan dengan tujuan untuk satu mendorong terjalinnya kerjasama nelayan dengan pengusaha dan pembudidaya lobter, kedua mendorong adanya regulasi pemerintah yang dapat memberikan kepastian berusaha dan meningkatkan kesejahteraan bagi nelayan dan pembudidaya lobster.
Ketiga, mendorong ekspor lobster dengan membuka pasar baru di dunia melalui peningkatan mutu dan kualitas produksi lobster- Tidak hanya itu, salah satu cara atau solusi lain yang ditawarkan, PBNLI siap mendatangkan tenaga ahli dari Vietnam untuk berbagi pengetahuan dalam meningkatkan kualitas budidaya lobster di Indonesia.
Terlebih komoditas lobster saat ini mengalami kenaikan produksi di seluruh dunia. Dari catatan Organisasi Pangan dan Agrikultur Perserikatan Bangsa-Bangsa (FAO) yang dirilis pada 2019, produksi Lobster dunia tumbuh rerata 2,30 persen per tahun.
Sedangkan, dari data Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2019, nilai ekspor lobster pada periode 2014-2018 mengalami pertumbuhan rerata 20,42 persen per tahun. Dari lima lobster yang ada di wilayah perairan Indonesia, tercatat lobster mutiara dan lobster pasir menjadi lobster yang potensial untuk dikembangkan melalui sistem budidaya perikanan yang ada.
"Bahkan berdasarkan kajian BRSDM KP, hasilnya diketahui ada potensi yang sangat besar untuk jenis lobster mutiara dan lobster pasir ini. Kedua jenis lobster ini potensinya mencapai 278.950.000 ekor dan tersebar di 11 wilayah pengelolaan perikanan Negara Republik Indonesia," tuturnya.
Lebih lanjut, dia mengungkapkan agar bisa mewujudkan pengelolaan sumber daya lobster yang bertanggung jawab dan berkelanjutan, maka regulasi tata kelola sumber daya perikanan lobster perlu diterapkan untuk memperkuat tata kelola benih lobster dan PBNLI tentunya akan berperan menjadi mitra strategis pemerintah sekaligus memperjuangkan adanya regulasi peraturan yang adil, stabilitas harga lobster di pasar.
Hingga terjaminnya sumber pendapatan dan kesejahteraan nelayan pembudidaya lobster sekaligus keberlanjutan bagi alam. Oleh karena itulah, pada hari ini kelahiran Perkumpulan Pembudidaya dan Nelayan Lobster Indonesia menjadi penting untuk kita semua.
(akr)
tulis komentar anda