MIND ID Kuasai Saham Mayoritas Vale Indonesia, Luhut Singgung Hilirisasi Nikel dan IRA-AS
Senin, 26 Februari 2024 - 18:35 WIB
JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan menilai divestasi saham PT Vale Indonesia Tbk (INCO) ke MIND menjadi pertanda baik dan pentingnya program hilirisasi nikel di Tanah Air. Sejak Senin (26/2/2024) pemerintah melalui MIND resmi mengakuisisi 14 persen saham INCO.
Dengan aksi korporasi itu, total kepemilikan saham negara di Vale Indonesia menjadi 34 persen. Luhut mengatakan, dengan persentase itu mempermuda pemerintah memasifkan hilirisasi nikel. Sehingga, Indonesia dapat menyuplai produk turunan nikel untuk pasar Amerika Serikat hingga Eropa.
“Hal ini juga (divestasi saham) menjadi pertanda penting dalam program hilirisasi nikel Indonesia ke depannya, terutama untuk mensuplai kebutuhan produk turunan nikel kepada pasar Eropa dan Amerika Serikat,” ujar Menko Luhut saat penandatanganan kesepakatan divestasi, Jakarta Pusat.
Luhut mengaku, delegasi Indonesia baru saja melakukan negosiasi dengan pihak otoritas AS terkait kebijakan pengurangan inflasi atau Inflation Reduction Act (IRA) yang diterbitkan Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden, sejak 2023 lalu.
Kebijakan AS itu disebut-sebut akan menghambat langkah Indonesia menjadi pemain utama rantai pasok kendaraan listrik di pasar global. Sebab, nikel di dalam negeri belum masuk dalam kriteria IRA.
Karena itu, Luhut memastikan persoalan IRA akan segera diselesaikan pemerintah dalam waktu dekat ini. Dengan begitu, potensi Indonesia mengisi pasar produk turunan nikel dunia dapat dilakukan.
“Baru balik tim kita dari Washington untuk tindak lanjuti perbincangan mengenai IRA-AS ini. Kita berharap itu akan bisa kita tuntaskan dalam beberapa waktu ke depan, tentu akan terhambat karena Pilpres juga di sana,” paparnya.
Pasca divestasi saham, Menko Marves juga meminta agar Vale Indonesia tetap memasifkan hilirisasi nikel di dalam negeri. “Meskipun sudah dikelola dengan baik ESG-nya, namun saya lihat program hilirisasinya masih jauh dari yang lain, dan ini perlu ditindaklanjuti,” ucap dia.
Dengan aksi korporasi itu, total kepemilikan saham negara di Vale Indonesia menjadi 34 persen. Luhut mengatakan, dengan persentase itu mempermuda pemerintah memasifkan hilirisasi nikel. Sehingga, Indonesia dapat menyuplai produk turunan nikel untuk pasar Amerika Serikat hingga Eropa.
“Hal ini juga (divestasi saham) menjadi pertanda penting dalam program hilirisasi nikel Indonesia ke depannya, terutama untuk mensuplai kebutuhan produk turunan nikel kepada pasar Eropa dan Amerika Serikat,” ujar Menko Luhut saat penandatanganan kesepakatan divestasi, Jakarta Pusat.
Luhut mengaku, delegasi Indonesia baru saja melakukan negosiasi dengan pihak otoritas AS terkait kebijakan pengurangan inflasi atau Inflation Reduction Act (IRA) yang diterbitkan Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden, sejak 2023 lalu.
Kebijakan AS itu disebut-sebut akan menghambat langkah Indonesia menjadi pemain utama rantai pasok kendaraan listrik di pasar global. Sebab, nikel di dalam negeri belum masuk dalam kriteria IRA.
Karena itu, Luhut memastikan persoalan IRA akan segera diselesaikan pemerintah dalam waktu dekat ini. Dengan begitu, potensi Indonesia mengisi pasar produk turunan nikel dunia dapat dilakukan.
“Baru balik tim kita dari Washington untuk tindak lanjuti perbincangan mengenai IRA-AS ini. Kita berharap itu akan bisa kita tuntaskan dalam beberapa waktu ke depan, tentu akan terhambat karena Pilpres juga di sana,” paparnya.
Pasca divestasi saham, Menko Marves juga meminta agar Vale Indonesia tetap memasifkan hilirisasi nikel di dalam negeri. “Meskipun sudah dikelola dengan baik ESG-nya, namun saya lihat program hilirisasinya masih jauh dari yang lain, dan ini perlu ditindaklanjuti,” ucap dia.
(akr)
tulis komentar anda