Warning! Bansos Hampir Rp500 Triliun Tak Akan Ampuh Redam Inflasi

Minggu, 03 Maret 2024 - 15:14 WIB
Sejauh manakah peran bansos dengan anggaran jumbo yang mencapai Rp496,8 triliun dalam pengendalian inflasi? Pengamat pasar modal menekankan, bansos bukan juru selamat. Foto/Dok
JAKARTA - Menganggarkan dana jumbo untuk bantuan sosial ( bansos ) pada 2024 yang mencapai Rp496,8 triliun, atau naik Rp53,3 triliun dari realisasi 2023. Pemerintah beralasan pemberian bansos untuk mengendalikan laju inflasi pangan yang targetnya terjaga di bawah 5%.



Lalu sejauh manakah peran bansos dalam pengendalian inflasi? Pengamatpasar modal yang juga pegiat sosial media atau Youtuber bernama Benny Batara atau kerap disapa Bennix menerangkan, anggapan bansos hampir Rp500 triliun sebagai juru selamat adalah salah.

"Turun bansos kurang lebih Rp500 triliun, banjirlah ini duit di masyarakat. Orang pada bilang, oke bagus Bansos buat ngelawan inflasi dimana harga makin mahal, bansos ini dianggap juru selamat. Oh salah, bansos itu turun, harga tidak akan turun. Trus me, lu akan lihat sendiri, saksikan sendiri yang terjadi begitu bansos turun apa? harga makin naik," ungkap Benny Batara atau kerap disapa Bennix dalam channel Youtubenya, seperti dikutip Minggu (3/3/2024).





Sebagai informasi dana jumbo disiapkan untuk program perlindungan sosial (perlinsos) yang terdiri dari bantuan pangan hingga Juni 2024 dan bantuan langsung tunai (BLT) hingga Maret 2024 yang mencapai Rp496,8 triliun. Angka tersebut nyaris sama dengan perlinsos 2020 saat Pandemi Covid-19 sebesar Rp498,0 triliun.

Bansos ini menjadi sorotan bukan hanya karena anggarannya yang sangat besar, tapi juga terkesan terburu-terburu karena disalurkan menjelang Pemilu 2024. Beralasan untuk mengendalikan laju inflasi pangan, justru saat ini yang terjadi perlahan merangkak naik.

Pengamat menilai program bansos bukan menjadi solusi menekan inflasi. Faktor pendorong inflasi bervariasi dan umumnya karena kenaikan harga pangan dan karga komoditas global.

Pemberian Bansos untuk memastikan kelompok yang dinilai rentan, tetap memiliki daya beli ketika terjadi kenaikan harga. Melalui bantuan ini mereka bisa melakukan pola konsumsi yang mereka lakukan tanpa tertekan lonjakan harga.

Benny sepakat bahwa kebijakan penyaluran bansos itu setidaknya bakal menjaga daya konsumsi masyarakat. Namun menurutnya Bansos itu tidak akan mengurangi tingkat inflasi.

"Lalu apa yang terjadi, turun lagi bansos supaya bisa belanja karena mereka engga kuat beli. Berakibat apa? harga naik lagi dan lagi. Fenomena bansos yang tiba-tiba makin sering terjadi ini, menurut saya itu berbahaya," ungkap Benny.

"Data menunjukkan, bansos itu boleh, tapi ketika perekonomian sedang deflasi, saat ini posisi Indonesia sedang inflasi. Maka kita harus siap dapat gempuran lagi inflasi tertinggi sepanjang sejarah kalau seandainya pemilu sampai dua ronde atau bahkan bansosnya lebih dari Rp500 triliun," bebernya.
(akr)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More