Vietnam Dilaporkan Tengah Berupaya Bergabung dengan BRICS
Jum'at, 12 April 2024 - 07:35 WIB
JAKARTA - Vietnam secara aktif berupaya untuk bergabung dengan kelompok ekonomi BRICS . Hal itu dilaporkan surat kabar Izvestia, mengutip kedutaan besar Hanoi di Rusia.
Keanggotaan BRICS yang sebelumnya terdiri dari Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan telah bertambah dengan bergabungnya Ethiopia, Iran, Mesir, dan Uni Emirat Arab pada awal tahun ini. Arab Saudi juga telah disetujui sebagai anggota namun dilaporkan sedang mempertimbangkan ratifikasi akhir atas aksesi tersebut.
Izvetia menyebutkan, Vietnam belum membuat keputusan mengenai tawaran keanggotaan formal, meskipun mereka sedang membangun kerangka kerja untuk partisipasi BRICS dan kemungkinan permintaan untuk bergabung dengan kelompok tersebut. Hanoi belum mengungkapkan apakah Vietnam akan mengirim delegasi ke KTT BRICS yang dijadwalkan di kota Kazan, Rusia pada bulan Oktober.
Pengaruh politik dan ekonomi blok tersebut telah meningkat secara signifikan sejak sanksi dijatuhkan terhadap Moskow oleh Amerika Serikat dan sekutunya menyusul dimulainya konflik Ukraina pada tahun 2022. Anggota BRICS belum bergabung dengan kampanye Barat dan melanjutkan atau meningkatkan perdagangan dengan Rusia.
Banyak negara lain yang telah menyatakan minatnya untuk menjadi anggota BRICS, dan beberapa telah secara resmi mengajukan permohonan, termasuk Venezuela, Thailand, Senegal, Kuba, Kazakhstan, Belarus, Bahrain, dan Pakistan.
Perekonomian Vietnam telah menjadi kisah sukses pembangunan, menurut Bank Dunia. Reformasi ekonomi yang dilakukan selama empat dekade terakhir telah membantu mendorong negara ini dari salah satu negara termiskin di dunia menjadi negara dengan perekonomian berpendapatan menengah dalam satu generasi.
Perekonomian Vietnam tumbuh sebesar 5,05% pada tahun 2023, meleset dari target pertumbuhan resmi sebesar 6,5%, meskipun Bank Dunia memperkirakan pertumbuhan PDB yang stabil di tahun-tahun mendatang.
Sektor manufaktur Vietnam mencakup industri seperti tekstil dan garmen, elektronik, mesin, alas kaki, dan pengolahan makanan, dan telah menarik investasi asing dalam jumlah besar.
Hanoi telah mengambil sikap netral terhadap konflik Rusia dengan Ukraina. Vietnam abstain dalam empat resolusi Majelis Umum PBB yang mengutuk tindakan Moskow, dan menolak mosi untuk mengeluarkan Rusia dari Dewan Hak Asasi Manusia PBB.
Keanggotaan BRICS yang sebelumnya terdiri dari Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan telah bertambah dengan bergabungnya Ethiopia, Iran, Mesir, dan Uni Emirat Arab pada awal tahun ini. Arab Saudi juga telah disetujui sebagai anggota namun dilaporkan sedang mempertimbangkan ratifikasi akhir atas aksesi tersebut.
Izvetia menyebutkan, Vietnam belum membuat keputusan mengenai tawaran keanggotaan formal, meskipun mereka sedang membangun kerangka kerja untuk partisipasi BRICS dan kemungkinan permintaan untuk bergabung dengan kelompok tersebut. Hanoi belum mengungkapkan apakah Vietnam akan mengirim delegasi ke KTT BRICS yang dijadwalkan di kota Kazan, Rusia pada bulan Oktober.
Pengaruh politik dan ekonomi blok tersebut telah meningkat secara signifikan sejak sanksi dijatuhkan terhadap Moskow oleh Amerika Serikat dan sekutunya menyusul dimulainya konflik Ukraina pada tahun 2022. Anggota BRICS belum bergabung dengan kampanye Barat dan melanjutkan atau meningkatkan perdagangan dengan Rusia.
Banyak negara lain yang telah menyatakan minatnya untuk menjadi anggota BRICS, dan beberapa telah secara resmi mengajukan permohonan, termasuk Venezuela, Thailand, Senegal, Kuba, Kazakhstan, Belarus, Bahrain, dan Pakistan.
Perekonomian Vietnam telah menjadi kisah sukses pembangunan, menurut Bank Dunia. Reformasi ekonomi yang dilakukan selama empat dekade terakhir telah membantu mendorong negara ini dari salah satu negara termiskin di dunia menjadi negara dengan perekonomian berpendapatan menengah dalam satu generasi.
Perekonomian Vietnam tumbuh sebesar 5,05% pada tahun 2023, meleset dari target pertumbuhan resmi sebesar 6,5%, meskipun Bank Dunia memperkirakan pertumbuhan PDB yang stabil di tahun-tahun mendatang.
Sektor manufaktur Vietnam mencakup industri seperti tekstil dan garmen, elektronik, mesin, alas kaki, dan pengolahan makanan, dan telah menarik investasi asing dalam jumlah besar.
Hanoi telah mengambil sikap netral terhadap konflik Rusia dengan Ukraina. Vietnam abstain dalam empat resolusi Majelis Umum PBB yang mengutuk tindakan Moskow, dan menolak mosi untuk mengeluarkan Rusia dari Dewan Hak Asasi Manusia PBB.
(fjo)
tulis komentar anda