Tsunami Wabah Seret Jepang dan Malaysia ke Jurang Resesi, Awas Indonesia
Selasa, 18 Agustus 2020 - 09:17 WIB
Ekonom Core Piter Abdullah mengibaratkan, resesi di berbagai negara seperti gelombang tsunami yang mana diakibatkan adanya pandemi virus covid-19. Maka jika tidak hati-hati, ancaman resesi bisa juga menerjang Indonesia setelah Jepang dan Malaysia lebih dulu jatuh ke jurang resesi.
"Ini sedang terseret gelombang tsunami wabah. Semua negara mengalami kontraksi ekonomi. Dampak resesi sebuah negara ke negara lain tidak lagi significant. Kontraksi ekonomi yang terjadi Lebih disebabkan oleh wabah," kata Piter saat dihubungi SINDOnews di Jakarta, Selasa (18/8/2020).
(Baca Juga: Jepang Resesi meski Tak Lockdown, Ekonomi Minus 7,8% di Kuartal II/2020 )
Sementara untuk ekonomi Indonesia, terang dia akan tertekan dikarenakan daya konsumsi dan investasi yang rendah. Hal ini perlu dijadikan kewaspadaan pemerintah agar tidak masuk ke jurang resesi.
"Kontraksi ekonomi kita lebih disebabkan penurunan konsumsi dan investasi," tandasnya.
(Baca Juga: Ekonomi Malaysia Resmi Krisis secara Teknis, Terparah Sejak 1998 )
Sebagai informasi, ekonomi Jepang menyusut 7,8% pada kuartal II 2020 (Quartal to Quartal/QtQ). Sedangkan secara tahunan, ekonomi Jepang minus 27,8% (year on year/yoy).
Kontraksi terbesar yang dialami Jepang ini disebabkan karena pandemi virus corona yang menurunkan daya beli serta menghancurkan bisnis, sehingga membuat resesi negara tersebut semakin dalam.
"Ini sedang terseret gelombang tsunami wabah. Semua negara mengalami kontraksi ekonomi. Dampak resesi sebuah negara ke negara lain tidak lagi significant. Kontraksi ekonomi yang terjadi Lebih disebabkan oleh wabah," kata Piter saat dihubungi SINDOnews di Jakarta, Selasa (18/8/2020).
(Baca Juga: Jepang Resesi meski Tak Lockdown, Ekonomi Minus 7,8% di Kuartal II/2020 )
Sementara untuk ekonomi Indonesia, terang dia akan tertekan dikarenakan daya konsumsi dan investasi yang rendah. Hal ini perlu dijadikan kewaspadaan pemerintah agar tidak masuk ke jurang resesi.
"Kontraksi ekonomi kita lebih disebabkan penurunan konsumsi dan investasi," tandasnya.
(Baca Juga: Ekonomi Malaysia Resmi Krisis secara Teknis, Terparah Sejak 1998 )
Sebagai informasi, ekonomi Jepang menyusut 7,8% pada kuartal II 2020 (Quartal to Quartal/QtQ). Sedangkan secara tahunan, ekonomi Jepang minus 27,8% (year on year/yoy).
Kontraksi terbesar yang dialami Jepang ini disebabkan karena pandemi virus corona yang menurunkan daya beli serta menghancurkan bisnis, sehingga membuat resesi negara tersebut semakin dalam.
(akr)
tulis komentar anda