3 Negara Anggota BRICS Pendukung Palestina, Salah Satunya Seret Israel ke ICJ
Selasa, 11 Juni 2024 - 17:06 WIB
Mengutip ArabNews, dukungan Afrika Selatan kepada Palestina bukanlah hal baru. Salah satu alasan terbesarnya karena merasa prihatin dengan nasib para warga Palestina yang selalu mendapat perlakuan buruk di tanahnya sendiri.
Membandingkan tindakan Israel di Gaza dan Tepi Barat, Afrika Selatan berkaca pada sejarahnya sendiri. Sebagaimana diketahui, mereka pernah berada di bawah rezim apartheid yang didominasi minoritas kulit putih dan memaksa orang kulit hitam untuk tinggal di “tanah air” yang secara khusus ditunjuk.
Sebelum menyeret Israel ke ICJ, Afrika Selatan lebih dulu menarik diplomatnya dari Tel Aviv pada awal November 2023. Parlemen bahkan memutuskan untuk menangguhkan semua hubungan diplomatik dengan Israel dan menutup Kedutaan Besar Israel di Pretoria.
2. Iran
Sedikit berbeda dengan Afrika Selatan, Iran menjadi anggota baru BRICS. Selain itu, dukungannya kepada Palestina juga sudah berlangsung lama. Saat ini, Iran sendiri punya hubungan yang buruk dengan Israel. Meski pernah menjadi teman dekat, relasi keduanya telah banyak berubah setelah Revolusi Iran 1979.
Setelah berganti rezim, Ayatollah Khomeini beralih membenci Israel. Tak sebatas itu, mereka bahkan menyebut Tel Aviv sebagai ‘Musuh Islam’ dan ‘Setan Kecil’. Kemudian, Iran juga sering dikatakan menjadi pendukung poros perlawanan terhadap Israel. Sebut saja seperti Hamas di Palestina hingga Hizbullah di Lebanon.
3. Rusia
Isu Palestina menjadi salah satu inti dari kebijakan Timur Tengah yang dijalankan Rusia. Meski banyak yang menganggap langkah ini dilakukan untuk mengambil ‘kesempatan’, dukungannya juga cukup kuat bagi Palestina.
Mengutip Ispi, secara internasional Rusia benar-benar dipinggirkan oleh Barat dan sekutunya (termasuk Israel). Sebagai tanggapan, Moskow berusaha mencari peran konstruktif dan membangun kepercayaan di antara negara-negara Timur Tengah yang tidak sejalan dengan pandangan Barat.
Sejak berdirinya Israel, perjuangan kebebasan Palestina menjadi agenda penting dalam kebijakan Timur Tengah Rusia. Mengingat relevansi sejarah dan keterlibatan para pemimpin Rusia hingga sekarang, tidak ada keraguan bahwa Moskow masih benar-benar mendukung perjuangan tersebut.
Membandingkan tindakan Israel di Gaza dan Tepi Barat, Afrika Selatan berkaca pada sejarahnya sendiri. Sebagaimana diketahui, mereka pernah berada di bawah rezim apartheid yang didominasi minoritas kulit putih dan memaksa orang kulit hitam untuk tinggal di “tanah air” yang secara khusus ditunjuk.
Sebelum menyeret Israel ke ICJ, Afrika Selatan lebih dulu menarik diplomatnya dari Tel Aviv pada awal November 2023. Parlemen bahkan memutuskan untuk menangguhkan semua hubungan diplomatik dengan Israel dan menutup Kedutaan Besar Israel di Pretoria.
2. Iran
Sedikit berbeda dengan Afrika Selatan, Iran menjadi anggota baru BRICS. Selain itu, dukungannya kepada Palestina juga sudah berlangsung lama. Saat ini, Iran sendiri punya hubungan yang buruk dengan Israel. Meski pernah menjadi teman dekat, relasi keduanya telah banyak berubah setelah Revolusi Iran 1979.
Setelah berganti rezim, Ayatollah Khomeini beralih membenci Israel. Tak sebatas itu, mereka bahkan menyebut Tel Aviv sebagai ‘Musuh Islam’ dan ‘Setan Kecil’. Kemudian, Iran juga sering dikatakan menjadi pendukung poros perlawanan terhadap Israel. Sebut saja seperti Hamas di Palestina hingga Hizbullah di Lebanon.
3. Rusia
Isu Palestina menjadi salah satu inti dari kebijakan Timur Tengah yang dijalankan Rusia. Meski banyak yang menganggap langkah ini dilakukan untuk mengambil ‘kesempatan’, dukungannya juga cukup kuat bagi Palestina.
Mengutip Ispi, secara internasional Rusia benar-benar dipinggirkan oleh Barat dan sekutunya (termasuk Israel). Sebagai tanggapan, Moskow berusaha mencari peran konstruktif dan membangun kepercayaan di antara negara-negara Timur Tengah yang tidak sejalan dengan pandangan Barat.
Sejak berdirinya Israel, perjuangan kebebasan Palestina menjadi agenda penting dalam kebijakan Timur Tengah Rusia. Mengingat relevansi sejarah dan keterlibatan para pemimpin Rusia hingga sekarang, tidak ada keraguan bahwa Moskow masih benar-benar mendukung perjuangan tersebut.
Lihat Juga :
tulis komentar anda