Bank di Tengah Pandemi

Sabtu, 22 Agustus 2020 - 08:44 WIB
Para bankir dituntut untuk memahami customer journey di era kenormalan baru. Dengan pendekatan consumer journey, para bankir akan melihat setiap titik persentuhan interaksi (touchpoint) sebagai sebuah journey yang tak terlepas satu sama lain. Artinya pendekatan yang digunakan bukan lagi multi-channel, namun omni-channel. Paradigma baru ini akan menghasilkan customer interaction yang seamless.

#5. Key Activities: Digital Transformation

Ketika konsumen ramai-ramai bermigrasi ke ranah digital akibat pandemi, agenda terbesar bank di kenormalan baru adalah menjalankan transformasi digital. Tujuan akhirnya adalah menciptakan pengalaman terbaik bagi konsumen baik di ranah offline maupun online. (Baca juga: Tak Ingin Solo Jadi Ajang Coba-coba, PKS Siapkan Lawan Gibran)

Di samping itu, risk mitigation yang prudent juga menentukan kesuksesan bank di masa pandemi. Wajar saja, karena di masa krisis pandemi banyak keluarga, UKM, dan korporasi yang mengalami kesulitan keuangan bahkan bangkrut. Kalau transformasi digital adalah aktivitas untuk “ngegas” dalam rangka mendorong revenue, maka mitigasi risiko adalah “ngerem” untuk menjamin kelangsungan bank di masa krisis.

#6. Key Resources: Digital Assets & Data

Ketika di era pandemi bank dituntut menjadi “digital bank”, maka otomatis sumber daya terpenting bank adalah digital assets. Bank dituntut untuk mengimplementasikan teknologi bank 4.0 mulai dari big data analytic, IoT, artificial intelligence, virtual/augmented reality, robotics/automation, digital security, hingga blockchain. Di atas itu semua, ultimate asset bank adalah data nasabah yang diolah untuk mewujudkan customization dan personalization. Pascapandemi, bagi bank “data will be the new gold.”

#7. Key Partners: Phygital Ecosystem Collaborators

Di tengah maraknya e-commerce, hal ini menjadi peluang positif yang mendorong bank untuk agresif menjalankan strategi open banking yaitu berkolaborasi dengan pemilik platform dan third-party service providers. Itu sebabnya kolaborasi dengan partner ekosistem (phisical-digital ecosystem collaborators) menjadi krusial bagi bank untuk tetap relevan di tengah gempuran fintech. (Baca juga: Wabah Covid-19 Berpotensi Lebih Mematikan Dibanding Flu 1908)

Kolaborasi ini dilakukan dengan membuka akses APIs (Application Programming Interfaces) e-commerce atau third-party service providers, di mana bank bisa hadir memberikan variasi channel pembayaran untuk mendukung layanan transaksi dan keuangan lainnya. Open banking bakal menjadi sumber inovasi produk dan layanan yang paling hot di era pandemi.

#8. Cost Structure: Cost Effectiveness through Digitization
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More