Dunia Kocar-kacir Banjir Produk China, Nilainya Tembus Nyaris Rp5.000 Triliun
Senin, 15 Juli 2024 - 09:10 WIB
"Rekor surplus juga dapat memicu mereka yang cepat menilai kelebihan kapasitas manufaktur China dan praktik dumping yang dirasakan untuk meningkatkan perdagangan," kata dia dilasnir dari Contribune, Senin (15/7/2024).
"Pernyataan ini menggambarkan tantangan yang dihadapi China, yang baru-baru ini tertarik pada penambangan bitcoin (BTC), dalam upayanya untuk menavigasi ekonomi global yang semakin tidak bersahabat."
Dampak terhadap Ekonomi Global
Dampak dari surplus perdagangan China terhadap ekonomi global sangat signifikan. Ekspor China yang sangat besar, dikombinasikan dengan permintaan domestik yang lemah, berarti bahwa negara-negara lain harus menyerap lebih banyak barang China, sehingga membahayakan industri lokal mereka sendiri.
Sebagai tanggapan, banyak pemerintah telah mengintensifkan langkah-langkah proteksionis, menaikkan tarif dan memberlakukan hambatan perdagangan untuk melindungi industri nasional mereka. Tindakan-tindakan ini berisiko meningkat menjadi perang dagang besar-besaran, dengan konsekuensi yang berpotensi menghancurkan ekonomi global.
Ketidakseimbangan perdagangan dengan China tidak hanya terjadi di Amerika Serikat dan Uni Eropa. Negara-negara seperti India, Turki, dan bahkan Brasil, yang merupakan anggota BRICS, juga merasakan dampak dari membanjirnya produk-produk China di pasar mereka.
"Pernyataan ini menggambarkan tantangan yang dihadapi China, yang baru-baru ini tertarik pada penambangan bitcoin (BTC), dalam upayanya untuk menavigasi ekonomi global yang semakin tidak bersahabat."
Dampak terhadap Ekonomi Global
Dampak dari surplus perdagangan China terhadap ekonomi global sangat signifikan. Ekspor China yang sangat besar, dikombinasikan dengan permintaan domestik yang lemah, berarti bahwa negara-negara lain harus menyerap lebih banyak barang China, sehingga membahayakan industri lokal mereka sendiri.
Sebagai tanggapan, banyak pemerintah telah mengintensifkan langkah-langkah proteksionis, menaikkan tarif dan memberlakukan hambatan perdagangan untuk melindungi industri nasional mereka. Tindakan-tindakan ini berisiko meningkat menjadi perang dagang besar-besaran, dengan konsekuensi yang berpotensi menghancurkan ekonomi global.
Ketidakseimbangan perdagangan dengan China tidak hanya terjadi di Amerika Serikat dan Uni Eropa. Negara-negara seperti India, Turki, dan bahkan Brasil, yang merupakan anggota BRICS, juga merasakan dampak dari membanjirnya produk-produk China di pasar mereka.
(nng)
tulis komentar anda