Tol Laut Pelni Tak Sekadar Turunkan Biaya Logistik
Senin, 15 Juli 2024 - 21:36 WIB
Pelni sudah all out dalm tol laut ini. Karenanya, perlu ada regulasi-regulasi, keterlibatan pemerintah daerah, sehingga tol laut terus lancar,” katanya.
Keterlibatan pemerintah daerah dinilai perlu, lantaran beberapa kapal tol laut tak maksimal dalam engangkut muatan balik. Jika masalah tersebut diabaikan, di masa depan berpotensi menjadi beban keuangan bagi operator. “Karenanya, pemerintah daerah perlu berinovasi dan berkolaborasi. Agar kapal-kapal tol laut setelah menurunkan barang, tak kembali tangpa mengangkut barang alias kosong,” terangnya.
Pada muatan berangkat kapal tol laut yang dioperasikan, Pelni mengangkut sembako seperti gula, tepung terigu, bawang merah, daging sapi, daging ayam ras, telur ayam ras, ikan segar dan yang lainnya. Ada juga barang kebutuhan penting seperti benih padi, jagung dan kedelai, pupuk, semen, elpiji tiga kilogram, triplek, besi baja konstruksi, baja ringan.
Menurut Marcellus, inovasi-inovasi yang bisa dilakukan diantaranya mendorong pelaku usaha di daerah seperti, nelayan, usaha mikro kecil menengah (UMKM) untuk lebih banyak menghasilkan produk yang bisa dipasarkan ke wilayah lain menggunakan kapal Pelni yang memiliki jadwal pelayaran yang tetap dan teratur.
Senada, Direktur The National Maritime Institute (Namarin) Siswanto Rusdi menilai, Pelni harus terus memaksimalkan potensi muatan balik pada kapal tol laut. Salah satunya dengan membawa hasil alam dari daerah untuk dapat dipasarkan di Jawa. “Sehingga bisa mendorong pertumbuhan ekonomi daerah setempat,” paparnya.
Terlebih, kapal-kapal tol laut Pelni mampu mengangkut potensi muatan seperti sembako, curah, batubara, batang kayu, dan lainya. Kolaborasi dan dukungan dari para pelaku usaha sektor kemaritiman juga dinilai perlu. Misalnya, di sektor kepelabuhanan, agar kapal-kapal Pelni lebih efisien melakukan bongkar muat barang, dibutuhkan fasilitas pelabuhan yang handal.
“Jangan sampai kapal-kapal Pelni justru mengalami kendala karena faktor ketidaksiapan pelabuhan. Karena itu perlu sinergi dan kolaborasi lebih kuat lagi,” sebutnya.
Untuk menjaga stabilitas kinerja, khususnya menyangkut masalah keuangan, Siswanto menyarankan agar Pelni memperkuat ekspansi angkutan barang ke mancanegara dan menggarap sektor-sektor lain di luar logistik. “Misalnya, pasar wisata kelautan. Karena sudah saatnya Pelni berekspansi go international,” katanya.
Pembukaan rute-rute kapal wisata ke Thailand, Singapura, Malaysia, dan Filipina dinilai potensial, mengingat saat ini, sektor wisata kelautan mulai menunjukkan pertumbuhan peminat. “Wisatawan berkentong tebal menjadi salah satu potensi pasar yang bisa di bidik Pelni,” kata Siswanto.
Dia pun optimistis, selain menjadi tumpuan pemerataan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi di daerah, Pelni juga akan menjadi penggerak pertumbuhan sektor pariwisata. “Terpenting, jangan berhenti berinovasi,” tutupnya.
Keterlibatan pemerintah daerah dinilai perlu, lantaran beberapa kapal tol laut tak maksimal dalam engangkut muatan balik. Jika masalah tersebut diabaikan, di masa depan berpotensi menjadi beban keuangan bagi operator. “Karenanya, pemerintah daerah perlu berinovasi dan berkolaborasi. Agar kapal-kapal tol laut setelah menurunkan barang, tak kembali tangpa mengangkut barang alias kosong,” terangnya.
Pada muatan berangkat kapal tol laut yang dioperasikan, Pelni mengangkut sembako seperti gula, tepung terigu, bawang merah, daging sapi, daging ayam ras, telur ayam ras, ikan segar dan yang lainnya. Ada juga barang kebutuhan penting seperti benih padi, jagung dan kedelai, pupuk, semen, elpiji tiga kilogram, triplek, besi baja konstruksi, baja ringan.
Menurut Marcellus, inovasi-inovasi yang bisa dilakukan diantaranya mendorong pelaku usaha di daerah seperti, nelayan, usaha mikro kecil menengah (UMKM) untuk lebih banyak menghasilkan produk yang bisa dipasarkan ke wilayah lain menggunakan kapal Pelni yang memiliki jadwal pelayaran yang tetap dan teratur.
Senada, Direktur The National Maritime Institute (Namarin) Siswanto Rusdi menilai, Pelni harus terus memaksimalkan potensi muatan balik pada kapal tol laut. Salah satunya dengan membawa hasil alam dari daerah untuk dapat dipasarkan di Jawa. “Sehingga bisa mendorong pertumbuhan ekonomi daerah setempat,” paparnya.
Terlebih, kapal-kapal tol laut Pelni mampu mengangkut potensi muatan seperti sembako, curah, batubara, batang kayu, dan lainya. Kolaborasi dan dukungan dari para pelaku usaha sektor kemaritiman juga dinilai perlu. Misalnya, di sektor kepelabuhanan, agar kapal-kapal Pelni lebih efisien melakukan bongkar muat barang, dibutuhkan fasilitas pelabuhan yang handal.
“Jangan sampai kapal-kapal Pelni justru mengalami kendala karena faktor ketidaksiapan pelabuhan. Karena itu perlu sinergi dan kolaborasi lebih kuat lagi,” sebutnya.
Untuk menjaga stabilitas kinerja, khususnya menyangkut masalah keuangan, Siswanto menyarankan agar Pelni memperkuat ekspansi angkutan barang ke mancanegara dan menggarap sektor-sektor lain di luar logistik. “Misalnya, pasar wisata kelautan. Karena sudah saatnya Pelni berekspansi go international,” katanya.
Pembukaan rute-rute kapal wisata ke Thailand, Singapura, Malaysia, dan Filipina dinilai potensial, mengingat saat ini, sektor wisata kelautan mulai menunjukkan pertumbuhan peminat. “Wisatawan berkentong tebal menjadi salah satu potensi pasar yang bisa di bidik Pelni,” kata Siswanto.
Dia pun optimistis, selain menjadi tumpuan pemerataan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi di daerah, Pelni juga akan menjadi penggerak pertumbuhan sektor pariwisata. “Terpenting, jangan berhenti berinovasi,” tutupnya.
tulis komentar anda