Barang Impor Banjiri Pasar Indonesia, Mendag Salahkan Pengawasan Pelabuhan
Jum'at, 19 Juli 2024 - 19:40 WIB
JAKARTA - Menteri Perdagangan atau Mendag Zulkifli Hasan mengungkapkan, salah satu penyebab merebaknya barang impor di Indonesia karena lemahnya pengawasan di sektor pelabuhan . Hal ini terjadi karena beberapa pelabuhan terlalu sibuk menangani banyaknya barang yang masuk.
Sehingga menurutnya, pengawasan barang impor yang masuk ke Indonesia itu menjadi luput dari pengawasan dan akhirnya membanjiri pasar dalam negeri.
"Di Jawa itu pelabuhan sudah padat, terutama di Pulau Jawa, misal di Priok, Surabaya, sehingga mungkin melakukan pemeriksaan secara detail ada kendala," ujar Zulhas di Kantornya, Jumat (19/7/2024).
Menurutnya, saat ini pengaturan barang impor yang masuk ke Indonesia memang masih terlalu longgar. Hal ini membuat barang impor ilgal mudah masuk ke Indonesia dan berdampak pada keberlangsungan industri di dalam negeri.
Zulhas memberikan contoh beberapa negara sepertinya Amerika atau China yang cukup ketat membatasi impor utamanya untuk produk jadi dengan cara melarang masuk atau meninggikan bea impor produk yang masuk.
"Coba saja saudaranya selundupkan misalnya Amerika, ke negara-negara barat, wah habis sudah, kalau di kita ini memang masih terlalu longgar aturan aturan soal itu," sambungnya.
Belum lagi, menurutnya kehadiran platform belanja online belakangan ini juga menjadi pintu masuk barang impor ilegal yang membanjiri pasar. Hal itu memberikan tekanan terhadap pelaku industri dalam negeri mapun penerimaan negara lewat potensi pajak.
Industri dalam negeri tertekan akibat masuknya barang impor ilegal karena sudah pasti akan kalah saing dari sisi harga produk. Sebab barang impor ilegal ini menjual barang tanpa penghitungan komponen pajak dan lainnya.
"Negara dirugikan, tidak bayar pajak, industri dalam negeri hancur. Dimanapun pasti negara-negara akan membatasi barang impor ilegal," kata Zulhas.
Oleh sebab itu, Zulhas mengatakan pemerintah berencana untuk membagi pintu barang impor ke beberapa pelabuhan yang ada di luar pulau Jawa. Sehingga, para petugas bisa bergerak lebih leluasa dan mengawasi ketat barang-barang impor yang masuk.
"Ada seperti di Makasar, Bitung, Sorong, banyak pintu masuk kita tidak hanya Jawa, ada Sumatera dan lain lain, ini yang bisa kita lakukan cepat," pungkasnya.
Sehingga menurutnya, pengawasan barang impor yang masuk ke Indonesia itu menjadi luput dari pengawasan dan akhirnya membanjiri pasar dalam negeri.
"Di Jawa itu pelabuhan sudah padat, terutama di Pulau Jawa, misal di Priok, Surabaya, sehingga mungkin melakukan pemeriksaan secara detail ada kendala," ujar Zulhas di Kantornya, Jumat (19/7/2024).
Menurutnya, saat ini pengaturan barang impor yang masuk ke Indonesia memang masih terlalu longgar. Hal ini membuat barang impor ilgal mudah masuk ke Indonesia dan berdampak pada keberlangsungan industri di dalam negeri.
Zulhas memberikan contoh beberapa negara sepertinya Amerika atau China yang cukup ketat membatasi impor utamanya untuk produk jadi dengan cara melarang masuk atau meninggikan bea impor produk yang masuk.
"Coba saja saudaranya selundupkan misalnya Amerika, ke negara-negara barat, wah habis sudah, kalau di kita ini memang masih terlalu longgar aturan aturan soal itu," sambungnya.
Belum lagi, menurutnya kehadiran platform belanja online belakangan ini juga menjadi pintu masuk barang impor ilegal yang membanjiri pasar. Hal itu memberikan tekanan terhadap pelaku industri dalam negeri mapun penerimaan negara lewat potensi pajak.
Industri dalam negeri tertekan akibat masuknya barang impor ilegal karena sudah pasti akan kalah saing dari sisi harga produk. Sebab barang impor ilegal ini menjual barang tanpa penghitungan komponen pajak dan lainnya.
"Negara dirugikan, tidak bayar pajak, industri dalam negeri hancur. Dimanapun pasti negara-negara akan membatasi barang impor ilegal," kata Zulhas.
Oleh sebab itu, Zulhas mengatakan pemerintah berencana untuk membagi pintu barang impor ke beberapa pelabuhan yang ada di luar pulau Jawa. Sehingga, para petugas bisa bergerak lebih leluasa dan mengawasi ketat barang-barang impor yang masuk.
"Ada seperti di Makasar, Bitung, Sorong, banyak pintu masuk kita tidak hanya Jawa, ada Sumatera dan lain lain, ini yang bisa kita lakukan cepat," pungkasnya.
(akr)
tulis komentar anda