Percepatan Digitalisasi Sektor ESDM Semakin Dibutuhkan
Kamis, 25 Juli 2024 - 13:41 WIB
Menurut VP Digitalisasi SKK Migas, Rendra Utama, digitalisasi di sektor ESDM khususnya minyak dan gas (migas) adalah hal nyata terjadi di depan mata yang harus segera dilakukan karena tidak dapat dihindari.
Rendra menyoroti tantangan dan peluang penerapan digitalisi bagi sektor ESDM ini. Tantangan di industri migas yang ada adalah harga minyak bumi, gas dan batubara yang fluktuatif, sumber cadangan energi yang menurun serta Infrastuktur sudah tua.
“Tantangan di industri oil dan gas adalah bagaimana bisa mempertahankan dan meningkatkan industri dengan tetap menjaga cost efficiency semaksimal mungkin. Untuk ini AI bisa menjadi solusinya,” jelasnya.
Kehadiran teknologi digital dan AI akan dapat membantu industri menekan cost baik saat produksi. Pertanyannya, bagaimana industri ESDM bisa memaksimalkan benefit dari digitalisasi ini.
“Digitalisasi relatif baru, kita sambut, jangan antipati, digitalisasi ada aspek positif dan negatif, ada pro dan kontra, tetap cari tahu aspek negatifnya sehinggi bisa hindari dampak negatifnya,” ujarnya.
Direktur SDM & Penunjang Bisnis PT Pertamina Hulu Energi (PHE), Whisnu Bahriansyah mengatakan, fokus digitaliasi PHE ada empat poin; Pertama, proses dan suber daya manusia yang harus bisa di digitalisasikan.
“People itu, bagaimana caranya orang teknik, production, operation bisa mengerti IT dan sama hal nya mereka yang di IT mengerti proses produksi. “ini jika tidak terlaksana akan digitalisasinya tidak akan jalan,” ujarnya.
Kedua, secure and residence system dimana pihaknya berupaya mempertahankan keamanan dari infrastruktur migas yang ada. Ketiga, pemusatan dan analisa data.
PHE berupaya menstandarisasi dan menyatukan data disuatu tempat sehingga analisa dapat dilakukan dengan mudah. “Kelima, teknologi update, bagaimana kita menerapkan teknologi yang tepat guna, efesiesi penerapan teknologi,” pungkas Whisnu.
Rendra menyoroti tantangan dan peluang penerapan digitalisi bagi sektor ESDM ini. Tantangan di industri migas yang ada adalah harga minyak bumi, gas dan batubara yang fluktuatif, sumber cadangan energi yang menurun serta Infrastuktur sudah tua.
“Tantangan di industri oil dan gas adalah bagaimana bisa mempertahankan dan meningkatkan industri dengan tetap menjaga cost efficiency semaksimal mungkin. Untuk ini AI bisa menjadi solusinya,” jelasnya.
Kehadiran teknologi digital dan AI akan dapat membantu industri menekan cost baik saat produksi. Pertanyannya, bagaimana industri ESDM bisa memaksimalkan benefit dari digitalisasi ini.
“Digitalisasi relatif baru, kita sambut, jangan antipati, digitalisasi ada aspek positif dan negatif, ada pro dan kontra, tetap cari tahu aspek negatifnya sehinggi bisa hindari dampak negatifnya,” ujarnya.
Direktur SDM & Penunjang Bisnis PT Pertamina Hulu Energi (PHE), Whisnu Bahriansyah mengatakan, fokus digitaliasi PHE ada empat poin; Pertama, proses dan suber daya manusia yang harus bisa di digitalisasikan.
“People itu, bagaimana caranya orang teknik, production, operation bisa mengerti IT dan sama hal nya mereka yang di IT mengerti proses produksi. “ini jika tidak terlaksana akan digitalisasinya tidak akan jalan,” ujarnya.
Kedua, secure and residence system dimana pihaknya berupaya mempertahankan keamanan dari infrastruktur migas yang ada. Ketiga, pemusatan dan analisa data.
PHE berupaya menstandarisasi dan menyatukan data disuatu tempat sehingga analisa dapat dilakukan dengan mudah. “Kelima, teknologi update, bagaimana kita menerapkan teknologi yang tepat guna, efesiesi penerapan teknologi,” pungkas Whisnu.
(akr)
Lihat Juga :
tulis komentar anda