Harga Logam Tanah Jarang Anjlok, Perusahaan asal AS Boncos Rp548,8 Miliar
Minggu, 04 Agustus 2024 - 23:53 WIB
JAKARTA - Produsen logam tanah jarang asal Amerika Serikat (AS), MP Materials melaporkan kerugian kuartal kedua yang lebih curam dari perkiraan karena jatuhnya harga untuk mineral kritis dan tantangan operasional. Meski begitu, para eksekutif MP Materials memperkirakan, bakal mencetak rebound pada akhir tahun ini.
Perusahaan yang sebelumnya gagal mewujudkan merger dengan saingannya Lynas Rare Earths , telah berjuang dalam beberapa bulan terakhir seiring penurunan harga dan persaingan ketat dari China.
Perusahaan yang berbasis di Las Vegas tersebut menelan kerugian bersih sebesar USD34,1 juta setara Rp548,8 miliar (Kurs Rp16.095 per USD), atau 21 sen per saham, dibandingkan dengan laba bersih USD7,4 juta, atau 9 sen per saham, pada kuartal tahun lalu.
"Kami melalui kuartal yang sangat menantang, secara operasional dan finansial," kata CEO MP, Jim Litinsky dalam siaran persnya.
Litinsky, pemegang saham terbesar perusahaan, mengatakan dia "sangat optimis" bahwa produksi tanah jarang perusahaan akan pulih pada kuartal ketiga.
Selama empat tahun terakhir, MP telah mengolah batuan yang diekstraknya dari tambang Mountain Pass di California menjadi konsentrat tanah jarang yang dikirim ke China untuk dimurnikan. Perusahaan menjual 5.839 metrik ton konsentrat itu selama kuartal tersebut, sekitar 43% lebih rendah dari periode tahun lalu.
MP telah bekerja untuk menyempurnakan tanah jarangnya sendiri selama beberapa waktu. Perusahaan mengatakan, peralatan pemurniannya di California memproduksi 272 metrik ton neodymium dan praseodymium - dua tanah jarang yang paling diminati - selama kuartal tersebut, dengan 136 metrik ton terjual.
Sementara itu Litinsky mengatakan, produksi kedua tanah jarang diyakni akan meningkat 50% pada kuartal ketiga tahun 2024. Perusahaan mengatakan telah menandatangani perjanjian pasokan tanah jarang "dengan pembuat mobil global untuk komitmen volume yang signifikan," tanpa memberikan rincian.
Perusahaan yang sebelumnya gagal mewujudkan merger dengan saingannya Lynas Rare Earths , telah berjuang dalam beberapa bulan terakhir seiring penurunan harga dan persaingan ketat dari China.
Perusahaan yang berbasis di Las Vegas tersebut menelan kerugian bersih sebesar USD34,1 juta setara Rp548,8 miliar (Kurs Rp16.095 per USD), atau 21 sen per saham, dibandingkan dengan laba bersih USD7,4 juta, atau 9 sen per saham, pada kuartal tahun lalu.
"Kami melalui kuartal yang sangat menantang, secara operasional dan finansial," kata CEO MP, Jim Litinsky dalam siaran persnya.
Litinsky, pemegang saham terbesar perusahaan, mengatakan dia "sangat optimis" bahwa produksi tanah jarang perusahaan akan pulih pada kuartal ketiga.
Selama empat tahun terakhir, MP telah mengolah batuan yang diekstraknya dari tambang Mountain Pass di California menjadi konsentrat tanah jarang yang dikirim ke China untuk dimurnikan. Perusahaan menjual 5.839 metrik ton konsentrat itu selama kuartal tersebut, sekitar 43% lebih rendah dari periode tahun lalu.
MP telah bekerja untuk menyempurnakan tanah jarangnya sendiri selama beberapa waktu. Perusahaan mengatakan, peralatan pemurniannya di California memproduksi 272 metrik ton neodymium dan praseodymium - dua tanah jarang yang paling diminati - selama kuartal tersebut, dengan 136 metrik ton terjual.
Sementara itu Litinsky mengatakan, produksi kedua tanah jarang diyakni akan meningkat 50% pada kuartal ketiga tahun 2024. Perusahaan mengatakan telah menandatangani perjanjian pasokan tanah jarang "dengan pembuat mobil global untuk komitmen volume yang signifikan," tanpa memberikan rincian.
(akr)
tulis komentar anda