Angka Pengangguran Melonjak, Ekonomi AS di Ambang Resesi?
Senin, 05 Agustus 2024 - 19:00 WIB
Namun, tidak semua ekonom melihat adanya tanda resesi di AS. Kepala Ekonom di Oxford Economics Nancy Vanden Houten menilai bahwa pihaknya tidak melihat adanya resesi. Meskipun pasar saham saat ini berperilaku seperti mengantisipasi hal itu.
“Laporan pekerjaan jelas lebih lemah dari perkiraan sebagian besar ekonom. Dan kami tidak mengabaikan tanda-tanda pasar tenaga kerja yang lebih lemah, namun ada hal-hal yang terjadi di bawah permukaan” kata Vanden Houten.
Menurutnya terdapat lebih banyak orang yang mencari pekerjaan, sekitar 420.000 orang memasuki angkatan kerja pada bulan lalu. Mereka adalah imigran baru yang bergabung dengan dunia kerja, dan itu adalah hal yang baik.
Selain itu, dalam survei ketenagakerjaan, terjadi lonjakan besar pada jumlah orang yang mengaku diberhentikan sementara tidak bekerja karena cuaca buruk. Hal itu mengacu pada melambatnya pekerjaan di Texas akibat Badai Beryl bulan lalu.
Asisten Direktur Moody’s Analytics, Matt Colyar mengatakan jumlah orang yang melaporkan tidak bekerja pada Juli karena cuaca buruk lebih tinggi dari pada bulan-bulan selain musim dingin sejak September 2017, ketika dampak Badai Harvey, Irma dan Maria hantam AS Tenggara
Ini hanyalah bukti bahwa apa yang ingin dilakukan oleh Federal Reserve, memperlambat perekonomian, memperlambat lapangan kerja sehingga orang tidak terus berpindah pekerjaan dan mendapatkan kenaikan gaji sebesar 8-10 persen sedang terjadi. "Ini tidak menandakan resesi,” Colyar
“Laporan pekerjaan jelas lebih lemah dari perkiraan sebagian besar ekonom. Dan kami tidak mengabaikan tanda-tanda pasar tenaga kerja yang lebih lemah, namun ada hal-hal yang terjadi di bawah permukaan” kata Vanden Houten.
Menurutnya terdapat lebih banyak orang yang mencari pekerjaan, sekitar 420.000 orang memasuki angkatan kerja pada bulan lalu. Mereka adalah imigran baru yang bergabung dengan dunia kerja, dan itu adalah hal yang baik.
Selain itu, dalam survei ketenagakerjaan, terjadi lonjakan besar pada jumlah orang yang mengaku diberhentikan sementara tidak bekerja karena cuaca buruk. Hal itu mengacu pada melambatnya pekerjaan di Texas akibat Badai Beryl bulan lalu.
Asisten Direktur Moody’s Analytics, Matt Colyar mengatakan jumlah orang yang melaporkan tidak bekerja pada Juli karena cuaca buruk lebih tinggi dari pada bulan-bulan selain musim dingin sejak September 2017, ketika dampak Badai Harvey, Irma dan Maria hantam AS Tenggara
Ini hanyalah bukti bahwa apa yang ingin dilakukan oleh Federal Reserve, memperlambat perekonomian, memperlambat lapangan kerja sehingga orang tidak terus berpindah pekerjaan dan mendapatkan kenaikan gaji sebesar 8-10 persen sedang terjadi. "Ini tidak menandakan resesi,” Colyar
(fch)
tulis komentar anda