Perang dengan Hizbullah Memanas, Peringkat Kredit Israel Makin Jeblok
Senin, 30 September 2024 - 13:57 WIB
JAKARTA - Lembaga pemeringkat kredit internasional Moody’s telah menurunkan peringkat jangka panjang pemerintah Israel terhadap penerbit obligasi dalam mata uang lokal dan asing dari A2 menjadi Baa1 karena prospek yang negatif.
Menurut Moody's, langkah tersebut disebabkan oleh meningkatnya konflik Israel dengan gerakan Hizbullah yang berbasis di Lebanon. Intensitas konflik antara Israel dan Hizbullah telah meningkat secara signifikan dalam beberapa hari terakhir.
"Pendorong utama penurunan peringkat ini adalah pandangan kami bahwa risiko geopolitik telah semakin meningkat secara signifikan, ke tingkat yang sangat tinggi, dengan konsekuensi negatif yang material terhadap kelayakan kredit Israel baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang," ungkap pernyataan Moody's seperti dilansir TASS, Senin (30/9/2024).
Serangan tersebut dilancarkan Israel dengan dalih untuk memulangkan warganya yang dievakuasi kembali ke wilayah utara negara tersebut. Menurut lembaga pemeringkat tersebut, pencapaian tujuan ini kemungkinan besar akan melibatkan konflik yang lebih intens. Moody's menilai risiko politik dalam negeri Israel meningkat seiring dengan risiko geopolitik.
Lembaga pemeringkat itu juga menambahkan, risiko eskalasi yang lebih luas yang melibatkan Iran masih ada, meskipun risikonya tetap rendah.
Para ahli Moody’s memperkirakan pertumbuhan PDB riil Israel hanya sebesar 0,5% tahun ini, dan secara signifikan telah menurunkan ekspektasinya terhadap pertumbuhan tahun depan menjadi hanya 1,5%, dari sebelumnya 4%. Penurunan peringkat ini bukan yang pertama dilakukan Moody's terhadap negara zionis tersebut. Pada bulan Februari, Moody’s menurunkan peringkat Israel dari A1 menjadi A2.
Menurut Moody's, langkah tersebut disebabkan oleh meningkatnya konflik Israel dengan gerakan Hizbullah yang berbasis di Lebanon. Intensitas konflik antara Israel dan Hizbullah telah meningkat secara signifikan dalam beberapa hari terakhir.
"Pendorong utama penurunan peringkat ini adalah pandangan kami bahwa risiko geopolitik telah semakin meningkat secara signifikan, ke tingkat yang sangat tinggi, dengan konsekuensi negatif yang material terhadap kelayakan kredit Israel baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang," ungkap pernyataan Moody's seperti dilansir TASS, Senin (30/9/2024).
Serangan tersebut dilancarkan Israel dengan dalih untuk memulangkan warganya yang dievakuasi kembali ke wilayah utara negara tersebut. Menurut lembaga pemeringkat tersebut, pencapaian tujuan ini kemungkinan besar akan melibatkan konflik yang lebih intens. Moody's menilai risiko politik dalam negeri Israel meningkat seiring dengan risiko geopolitik.
Lembaga pemeringkat itu juga menambahkan, risiko eskalasi yang lebih luas yang melibatkan Iran masih ada, meskipun risikonya tetap rendah.
Para ahli Moody’s memperkirakan pertumbuhan PDB riil Israel hanya sebesar 0,5% tahun ini, dan secara signifikan telah menurunkan ekspektasinya terhadap pertumbuhan tahun depan menjadi hanya 1,5%, dari sebelumnya 4%. Penurunan peringkat ini bukan yang pertama dilakukan Moody's terhadap negara zionis tersebut. Pada bulan Februari, Moody’s menurunkan peringkat Israel dari A1 menjadi A2.
(fjo)
tulis komentar anda