ITC Leadership Conclave 2024, Siapkan Pemimpin Mampu Bersaing di Era Global

Jum'at, 18 Oktober 2024 - 15:28 WIB
Memasuki tahun ke-13, Jenny menyampaikan ajang ITC Leadership Conclave menekankan unsur leadership dengan harapan dengan kepemimpinan yang kuat, maka organisasi dapat memiliki daya tahan, daya pikat, dan daya saing yang lebih kuat.

Jenny Lee mengatakan ITC sebagai lembaga yang fokus pada peningkatan kemampuan dan kepercayaan diri tenaga kerja Indonesia berkomitmen menyediakan solusi yang relevan dan berkelanjutan bagi para pemimpin di berbagai sektor.

Melalui produk dan layanan seperti TOEIC, TOEFL, literasi digital, serta program Knowledge Transfer, ITC mendukung pengembangan kompetensi kepemimpinan yang adaptif.

“Meskipun beberapa pekerjaan mungkin berkurang karena otomasi dan kecerdasan buatan, tetapi akan ada banyak peluang di sektor-sektor baru yang tumbuh. Tantangan utama kita adalah mempersiapkan tenaga kerja yang tangguh dan kompeten untuk bersaing di era digital,” kata Jenny Lee.

Dalam kesempatan sama, Prof. Hammam Riza, Presiden Collaborative Research and Industrial Innovation in Artificial Intelligence (KORIKA) berbagi pandangan mengenai pentingnya kepemimpinan tangguh dan inovatif di tengah perkembangan teknologi yang pesat dan perubahan global yang kompleks.

“Saat ini kita menyadari bahwa kita memasuki era digital sehingga membutuhkan tenaga kerja yang digital savy. Masih ada kesenjangan karena tenaga kerja (digital) yang dihasilkan masih sangat sedikit," ungkap Prof. Hammam.

"Untuk itu, semua kembali kepada leader. Leader-lah yang harus memberikan kesempatan kepada para pekerja yang ada sekarang untuk di-up sklling, sembari dia juga menciptakan posisi-posisi baru bagi yang mengerjakan perkerjaan digital," jelasnya.

Prof. Ammam menegaskan, seorang pemimpin harus memiliki mindset perubahan. "Dia harus membangun SDM melalui pelatihan, resklling dan upskilling," ujarnya.

Prof. Ammam mengingatkan perkembangan teknologi yang cepat, termasuk AI, perlu diimbangi dengan memegang teguh etika. "Etika menjadi bagian dari governance (tata kelola) yang berlaku di seluruh dunia. Aspek-aspek etika dari aplikasi AI perlu dipastikan tidak bias, diskriminasi, bersifat inklusi, dan dapat dipercaya,"ucapnya.

Prof. Amman optimis bahwa meminimalkan kesenjangan talenta digital dapat dilakukan dengan cepat melihat Gen Z saat ini sudah merupakan digital native, yang sudah terpapar dan memiliki kemampuan digital sejak awal.
Halaman :
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More