Uni Eropa Menampar Mobil Listrik China dengan Tarif Tambahan hingga 35,3%

Rabu, 30 Oktober 2024 - 06:02 WIB
Bea tambahan juga berlaku, dengan beragam tarif, untuk kendaraan yang dibuat di China oleh grup asing seperti Tesla – bakal dikenakan tarif 7,8%.

Raksasa produsen mobil China, Geely – salah satu penjual EV terbesar di negara itu – menghadapi bea tambahan sebesar 18,8%, sementara SAIC akan terkena yang tertinggi di 35,3%.

Perusahaan Sakit

Penetapan tarif tidak mendapat dukungan dari mayoritas 27 negara anggota Uni Eropa, akan tetapi dalam pemungutan suara awal bulan ini, oposisi tidak cukup untuk memblokirnya - yang membutuhkan setidaknya 15 negara mewakili 65% populasi blok tersebut.

Diklaim Uni Eropa meluncurkan penyelidikan dalam upaya untuk melindungi industri otomotifnya, pemain utama yang menyediakan pekerjaan bagi sekitar 14 juta orang.

Prancis sebagai salah satu negara, yang mendorong penyelidikan menyambut baik keputusan tersebut.

"Uni Eropa mengambil keputusan penting untuk melindungi dan menjaga kepentingan perdagangan kami, pada saat industri mobil membutuhkan dukungan lebih dari sebelumnya," kata Keuangan Prancis Antoine Armand dalam sebuah pernyataan.

Tetapi pembuat mobil Eropa yang lebih besar, termasuk raksasa otomotif Jerman Volkswagen, melayangkan kritik terhadap pendekatan Uni Eropa dan mendesak Brussels untuk menyelesaikan masalah ini melalui pembicaraan.

Tarif tambahan dinilai sebagai "langkah mundur untuk perdagangan bebas secara global dan dengan demikian untuk kemakmuran, pelestarian lapangan kerja dan pertumbuhan di Eropa," kata presiden Asosiasi Industri Otomotif Jerman Hildegard Mueller pada hari Selasa setelah pengumuman tersebut.

Volkswagen, yang terpukul keras oleh meningkatnya persaingan di China, sebelumnya mengatakan tarif tidak akan meningkatkan daya saing industri otomotif Eropa.

Peringatan itu datang beberapa minggu sebelum raksasa yang sakit itu mengumumkan rencana pada hari Senin untuk menutup setidaknya tiga pabrik di Jerman dan melakukan PHK terhadap puluhan ribu pekerjanya.
Halaman :
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More