Inisiatif Jadi Dasar Pengembangan Kualitas SDM BPJS Kesehatan
Sabtu, 02 November 2024 - 08:57 WIB
JAKARTA - Core Value/Tata nilai INISIATIF yang terdiri dari Integritas, Kolaborasi, Pelayanan Prima, dan Inovasi telah berhasil mendorong peningkatan kompetensi digital di BPJS Kesehatan guna menghadirkan layanan kesehatan yang inovatif dan berkualitas bagi seluruh masyarakat Indonesia.Hal ini tergambarkan ketika Direktur SDM dan Umum BPJS Kesehatan Dr dr Andi Afdal Abdullah, MBA, AAK hadir sebagai narasumber dalam Forum Circle of Friends 2024 yang diselenggarakan GML Performance.
Menurutnya, tata nilai INISIATIF dirancang sebagai fondasi dalam optimalisasi pelayanan di BPJS Kesehatan. Dengan adanya nilai ini, BPJS Kesehatan berkomitmen untuk terus mengembangkan kompetensi digital para pegawai.
Andi Afdal menekankan pentingnya nilai ini sebagai pedoman utama dalam memaksimalkan pelayanan. Bahwa tata nilai INISIATIF sebagai kunci bagaimana kompetensi digital yang ada di BPJS Kesehatan terus dikembangkan.
“Saat ini BPJS Kesehatan mengcover hampir 100% penduduk Indonesia. Melalui perkembangan teknologi, saat ini kita sudah menjangkau 542 cabang di Indonesia yang saling terhubung ke dalam database yang kita miliki. Oleh karena itu pengembangan kompetensi digital menjadi kunci agar pelayanan bisa dilakukan secara maksimal kepada masyarakat,” katanya.
Lebih lanjut dengan adanya database, maka salah satu kompetensi digital yang harus dimiliki oleh insan BPJS Kesehatan adalah pemahaman tentang data security.
“Dalam kondisi saat ini dimana hampir semua data client terhubung ke dalam database maka seluruh insan BPJS Kesehatan kita bekali dengan kompetensi data security untuk memastikan keamanan data masyarakat dapat terjaga dengan aman. Ini adalah bentuk Integritas yang ditanamkan dalam tata nilai INISIATIF BPJS. Hal ini sangat urgent untuk dijaga,” ujar salah satu inisiator tata nilai INISIATIF ini.
Afdal menjelaskan, bahwa pembekalan kompetensi digital tersebut telah dilakukan dengan menghadirkan layanan Learning Management System (LMS) yang secara aktif membangun keterlibatan setiap insan BPJS Kesehatan.
“Ada satu yang menarik terkait LMS, dalam membangun ketertarikan karyawan, maka kami berkolaborasi dengan komunitas yang untuk bisa berpartisipasi dalam masifikasi informasi pada digital library. Ini menjadi wujud inovasi penting dalam membangun knowledge management di BPJS Kesehatan. Oleh karena itu, pendalaman kompetensi tidak hanya dibentuk secara pasif kepada setiap karyawan, melainkan secara aktif membangun keterlibatan mereka untuk berkolaborasi, saling berbagi pengetahuan dalam LMS,” tuturnya.
Menurutnya, tata nilai INISIATIF dirancang sebagai fondasi dalam optimalisasi pelayanan di BPJS Kesehatan. Dengan adanya nilai ini, BPJS Kesehatan berkomitmen untuk terus mengembangkan kompetensi digital para pegawai.
Andi Afdal menekankan pentingnya nilai ini sebagai pedoman utama dalam memaksimalkan pelayanan. Bahwa tata nilai INISIATIF sebagai kunci bagaimana kompetensi digital yang ada di BPJS Kesehatan terus dikembangkan.
“Saat ini BPJS Kesehatan mengcover hampir 100% penduduk Indonesia. Melalui perkembangan teknologi, saat ini kita sudah menjangkau 542 cabang di Indonesia yang saling terhubung ke dalam database yang kita miliki. Oleh karena itu pengembangan kompetensi digital menjadi kunci agar pelayanan bisa dilakukan secara maksimal kepada masyarakat,” katanya.
Lebih lanjut dengan adanya database, maka salah satu kompetensi digital yang harus dimiliki oleh insan BPJS Kesehatan adalah pemahaman tentang data security.
“Dalam kondisi saat ini dimana hampir semua data client terhubung ke dalam database maka seluruh insan BPJS Kesehatan kita bekali dengan kompetensi data security untuk memastikan keamanan data masyarakat dapat terjaga dengan aman. Ini adalah bentuk Integritas yang ditanamkan dalam tata nilai INISIATIF BPJS. Hal ini sangat urgent untuk dijaga,” ujar salah satu inisiator tata nilai INISIATIF ini.
Afdal menjelaskan, bahwa pembekalan kompetensi digital tersebut telah dilakukan dengan menghadirkan layanan Learning Management System (LMS) yang secara aktif membangun keterlibatan setiap insan BPJS Kesehatan.
“Ada satu yang menarik terkait LMS, dalam membangun ketertarikan karyawan, maka kami berkolaborasi dengan komunitas yang untuk bisa berpartisipasi dalam masifikasi informasi pada digital library. Ini menjadi wujud inovasi penting dalam membangun knowledge management di BPJS Kesehatan. Oleh karena itu, pendalaman kompetensi tidak hanya dibentuk secara pasif kepada setiap karyawan, melainkan secara aktif membangun keterlibatan mereka untuk berkolaborasi, saling berbagi pengetahuan dalam LMS,” tuturnya.
tulis komentar anda