Awas!, Dunia Usaha Bisa Kolaps Jika Penyerapan Anggaran PEN seperti Keong

Selasa, 01 September 2020 - 05:45 WIB
Penyerapan anggaran PEN disorot oleh berbagai pihak, lantaran serapannya rendah. Ekonom memperingatkan bila anggaran itu tak segera direalisasi dikhawatirkan bisa membuat pelaku usaha kolaps. Foto/Ilustrasi
JAKARTA - Penyerapan anggaran Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) disorot oleh berbagai pihak. Pasalnya, hingga kini dana itu baru terserap Rp192,5 triliun dari pagu anggaran senilai Rp695,2 triliun.

(Baca Juga: Penyerapan PEN Rendah, Indonesia Akan Sulit Diselamatkan dari Resesi )

Ekonom CORE Indonesia Piter Abdullah menyebut bila anggaran itu tak segera direalisasi dikhawatirkan bisa membuat pelaku usaha kolaps. Karena, kini mereka membutuhkan suntikan dana untuk tetap eksis di dunia usaha Tanah Air.

"Seharusnya pemerintah meningkatkan penyerapan, agar bantuan bisa didistribusikan secara cepat dan tepat. Masyarakat dan dunia usaha bisa terbantu, tidak kolaps," kata Piter saat dihubungi.



Menurut dia, pemerintah harus berani mengambil risiko agar dana itu cepat tersalurkan. Salah satu strateginya adalah dengan pemangkasan birokrasi. "Harus ada terobosan kebijakan, memangkas birokrasi. Syaratnya ada keberanian mengambil risiko," ujarnya.

(Baca Juga: Masih Lelet, Pengusaha Minta Pencairan Stimulus Disegerakan )

Sebelumnya, Kepala Pusat Kebijakan Sektor Keuangan Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kemenkeu Adi Budiarso menyebut, realisasi dana PEN itu cukup menggembirakan.

Dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama anggota Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat ((DPR), Adi Budiarso merinci realisasi PEN di sejumlah sektor seperti kesehatan yang sudah mencapai Rp12,3 triliun dari pagu Rp87,55 triliun, perlindungan sosial Rp101,06 triliun dari pagu Rp203,9 triliun.

"Kemudian, realisasi di pos sektoral kementerian dan lembaga (KL) dan Pemda (pemerintah daerah) mencapai Rp14,91 triliun dari pagu anggaran Rp106,11 triliun, kemudian insentif usaha mencapai Rp17,23 triliun dari pagu Rp120,61 triliun," ujarnya.
(akr)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More