Koperasi Indonesia, Siap Jadi Mesin Pertumbuhan Ekonomi Baru
Senin, 06 Januari 2025 - 15:13 WIB
Sebagaimana disampaikan Ketua Pengurus Koperasi TC Invest Dr Iqbal Alan Abdullah, MSc digitalisasi telah menyelamatkan koperasi ini pada masa-masa sulit yaitu pandemi Covid-19 lalu. “Bayangkan semua manajemen di kantor pusat itu semua kena Covid-19 kita tidak bisa kemana-mana tapi dengan digitalisasi kita bisa bertahan karena semua transaksi kita digital. Kita punya juga aplikasi TCI Mobile dan ‘Juara’, kita punya sistem yang sangat transparan dan bisa dipantau kapan dan dimana saja. Kita bahkan sejak lama sudah host-to-host dengan bank-bank besar seperti BRI, BNI, BCA. Digitalisasi ini menyelamatkan kami, didukung kantor layanan di 15 lokasi di Indonesia, dan ini menjadi bukti digitalisasi sangat penting bagi koperasi di Indonesia,” ucap Iqbal Alan Abdullah.
Iqbal mengaku sangat optimis koperasi akan bangkit di era pemerintahan Prabowo-Gibran. Prabowo karena dipimpin oleh tokoh-tokoh yang memiliki darah koperasi. Dimulai dari Presiden Prabowo sendiri dengan kakek beliau Margono Djojohadikoesoemo merupakan ahli koperasi dan pendiri BNI, termasuk ayah beliau Prof Soemitro Djojohadikoesoemo pendiri Induk Koperasi Pegawai Republik Indonesia (IKPRI). Bahkan Prabowo sendiri sampai saat ini memilih untuk tetap menjadi Ketua Dewan Pembina Induk Koperasi Unit Desa (Inkud) karena berkomitmen untuk menghidupkan kembali koperasi sebagai sokoguru perekonomian nasional.
“Kita menaruh harapan besar koperasi akan bangkit di era ini. Itu sebabnya rakernas kali ini kita pilih tema ‘A New Era of Cooperative Towards 2045: Community, Collaboration, Competitive’. Apalagi tahun 2025 ditetapkan sebagai Tahun Koperasi Internasional oleh PBB,” sambungnya.
Iqbal juga menyoroti pentingnya upaya untuk meningkatkan keanggotaan koperasi bagi Masyarakat Indonesia. Sebab saat ini masyarakat Indonesia yang mau jadi anggota koperasi baru sekitar 8,41 persen, jauh di bawah rata-rata dunia yang mencapai 16,31 persen, ini yang menyebabkan kontribusi koperasi terhadap PDB nasional sangat kecil.
“Kami sepakat dengan Kemenkop, momentum tahun 2025 sebagai International Year of Cooperatives (IYC2025) perlu kita ambil menjadi momentum bagi bangkitnya koperasi di Indonesia apalagi mengingat masih rendahnya keanggotaan masyarakat untuk masuk jadi anggota koperasi,” ucap Iqbal.
Koperasi TC Invest beranggotakan karyawan, pelaku usaha dan pensiunan ini memiliki berbagai unit bisnis yang memberikan kemanfaatan bagi anggota: mulai dari perdagangan (TCI Mart), simpan pinjam dan TCI Syariah, Pendidikan (Asia Digital Academy), Perumahan (TCI Property), Pariwisata & Haji Umroh (Aminin Travel), Teknologi (TCI Mobile dan Juara), Peternakan (TCI Farm), securities crowdfunding (FundEx dan BPR).
Hadir juga dalam Rakernas TC Invest ini pengurus, pengawas dan manajemen, diantaranya Ketua Pengawas Dr Aripin, Sekretaris TC Invest Jones Sirait, Bendahara Nur Azizah Zuhriyah, General Director Agus Jamiatul Firdaus, Operasional & Legal Director M Dedi Gunawan, Business Director Adji Srihandoyo.
Iqbal mengaku sangat optimis koperasi akan bangkit di era pemerintahan Prabowo-Gibran. Prabowo karena dipimpin oleh tokoh-tokoh yang memiliki darah koperasi. Dimulai dari Presiden Prabowo sendiri dengan kakek beliau Margono Djojohadikoesoemo merupakan ahli koperasi dan pendiri BNI, termasuk ayah beliau Prof Soemitro Djojohadikoesoemo pendiri Induk Koperasi Pegawai Republik Indonesia (IKPRI). Bahkan Prabowo sendiri sampai saat ini memilih untuk tetap menjadi Ketua Dewan Pembina Induk Koperasi Unit Desa (Inkud) karena berkomitmen untuk menghidupkan kembali koperasi sebagai sokoguru perekonomian nasional.
“Kita menaruh harapan besar koperasi akan bangkit di era ini. Itu sebabnya rakernas kali ini kita pilih tema ‘A New Era of Cooperative Towards 2045: Community, Collaboration, Competitive’. Apalagi tahun 2025 ditetapkan sebagai Tahun Koperasi Internasional oleh PBB,” sambungnya.
Iqbal juga menyoroti pentingnya upaya untuk meningkatkan keanggotaan koperasi bagi Masyarakat Indonesia. Sebab saat ini masyarakat Indonesia yang mau jadi anggota koperasi baru sekitar 8,41 persen, jauh di bawah rata-rata dunia yang mencapai 16,31 persen, ini yang menyebabkan kontribusi koperasi terhadap PDB nasional sangat kecil.
“Kami sepakat dengan Kemenkop, momentum tahun 2025 sebagai International Year of Cooperatives (IYC2025) perlu kita ambil menjadi momentum bagi bangkitnya koperasi di Indonesia apalagi mengingat masih rendahnya keanggotaan masyarakat untuk masuk jadi anggota koperasi,” ucap Iqbal.
Koperasi TC Invest beranggotakan karyawan, pelaku usaha dan pensiunan ini memiliki berbagai unit bisnis yang memberikan kemanfaatan bagi anggota: mulai dari perdagangan (TCI Mart), simpan pinjam dan TCI Syariah, Pendidikan (Asia Digital Academy), Perumahan (TCI Property), Pariwisata & Haji Umroh (Aminin Travel), Teknologi (TCI Mobile dan Juara), Peternakan (TCI Farm), securities crowdfunding (FundEx dan BPR).
Hadir juga dalam Rakernas TC Invest ini pengurus, pengawas dan manajemen, diantaranya Ketua Pengawas Dr Aripin, Sekretaris TC Invest Jones Sirait, Bendahara Nur Azizah Zuhriyah, General Director Agus Jamiatul Firdaus, Operasional & Legal Director M Dedi Gunawan, Business Director Adji Srihandoyo.
(tar)
Lihat Juga :
tulis komentar anda