Bangkitnya Destinasi Wisata Lokal
Sabtu, 26 September 2020 - 08:35 WIB
Salah satu yang paling terlihat terkait dengan perilaku berwisata adalah adaptasi CHSE (cleanliness-health-safety-environment) meningkat. Artinya para pemain di sektor ini harus segera beradaptasi untuk menghadirkan experience berwisata yang aman dan bersih. Termasuk wisata padat kunjungan akan mulai dihindari karena wisatawan menghindari keramaian. Sebagai gantinya, wisata-wisata yang private seperti wisata meditasi di Bali akan semakin booming.
Bagaimana wajah baru pariwisata di era next ormal dan apa saja panduan bagi para pemain di industri ini bisa siap menghadapi era baru?
Kami di Inventure mencoba mengkaji dinamika lanskap bisnis pariwisata dengan melihat perubahan-perubahan makroindustri (changes), peta kompetisi (competition), dan perubahan perilaku konsumen (customer) yang memengaruhi bisnis pariwisata di era next normal. Berikut ini ringkasannya. (Baca juga: Ini yang Akan Terjadi Jika Suatu negara Masuk Jurang Resesi)
I. Change Drivers
Dari sisi kondisi makroindustri, tantangan terberat yang dihadapi industri pariwisata adalah kasus Covid-19 di level global yang masih terus meningkat. Beberapa negara bahkan sedang berjuang menghadapi gelombang kedua, sementara itu di Indonesia saat ini perkembangan kasusnya masih eksponensial dan belum mengalami kurva landai. Dampaknya orang menjadi semakin khawatir keluar rumah, termasuk akan menunda aktivitas berwisata.
Covid-19 Growth & Incidence
Pandemi corona menyebabkan duo krisis, yaitu ekonomi dan kesehatan. Pemulihan ekonomi akan sulit dilakukan apabila krisis kesehatan belum sanggup diselesaikan. Sementara itu kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di skala global terus meningkat.
Implikasinya negara-negara akan semakin membatasi jalur transportasi. Di skala nasional, Indonesia harus menghadapi tantangan berat, yaitu blunder pemerintah dalam penanganan Covid-19 yang berakibat 59 negara menutup akses untuk kunjungan warga Indonesia.
Global/Domestic Recession
Krisis ekonomi dampak dari Covid-19 membuat ekonomi negara berjatuhan. Baik negara maju maupun berkembang mulai melaporkan negara mereka mengalami resesi. Berita terbaru, Selandia Baru resesi meskipun pemerintah di sana lebih sigap sudah menutup akses saat kasus positif baru 75 orang dan sudah mulai melonggarkan akses sejak Mei lalu. (Baca juga: Viral, Tentara China Menangis di Perbatasan India dan Jadi Olok-olokan)
Bagaimana wajah baru pariwisata di era next ormal dan apa saja panduan bagi para pemain di industri ini bisa siap menghadapi era baru?
Kami di Inventure mencoba mengkaji dinamika lanskap bisnis pariwisata dengan melihat perubahan-perubahan makroindustri (changes), peta kompetisi (competition), dan perubahan perilaku konsumen (customer) yang memengaruhi bisnis pariwisata di era next normal. Berikut ini ringkasannya. (Baca juga: Ini yang Akan Terjadi Jika Suatu negara Masuk Jurang Resesi)
I. Change Drivers
Dari sisi kondisi makroindustri, tantangan terberat yang dihadapi industri pariwisata adalah kasus Covid-19 di level global yang masih terus meningkat. Beberapa negara bahkan sedang berjuang menghadapi gelombang kedua, sementara itu di Indonesia saat ini perkembangan kasusnya masih eksponensial dan belum mengalami kurva landai. Dampaknya orang menjadi semakin khawatir keluar rumah, termasuk akan menunda aktivitas berwisata.
Covid-19 Growth & Incidence
Pandemi corona menyebabkan duo krisis, yaitu ekonomi dan kesehatan. Pemulihan ekonomi akan sulit dilakukan apabila krisis kesehatan belum sanggup diselesaikan. Sementara itu kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di skala global terus meningkat.
Implikasinya negara-negara akan semakin membatasi jalur transportasi. Di skala nasional, Indonesia harus menghadapi tantangan berat, yaitu blunder pemerintah dalam penanganan Covid-19 yang berakibat 59 negara menutup akses untuk kunjungan warga Indonesia.
Global/Domestic Recession
Krisis ekonomi dampak dari Covid-19 membuat ekonomi negara berjatuhan. Baik negara maju maupun berkembang mulai melaporkan negara mereka mengalami resesi. Berita terbaru, Selandia Baru resesi meskipun pemerintah di sana lebih sigap sudah menutup akses saat kasus positif baru 75 orang dan sudah mulai melonggarkan akses sejak Mei lalu. (Baca juga: Viral, Tentara China Menangis di Perbatasan India dan Jadi Olok-olokan)
Lihat Juga :
tulis komentar anda