Dukung Wirausaha Sosial, DBS Luncurkan Buku dan Beri Hibah Ribuan Dolar
Selasa, 29 September 2020 - 06:20 WIB
Berlanjut pada akhir Agustus 2020, DBS Foundation kembali bekerja sama dengan UKM Center FEB UI untuk menerbitkan buku seri kedua dengan judul “Profit untuk Misi Sosial”.
Mona mengungkapkan, penerbitan buku kedua tersebut menjadi salah satu bagian dari program edukasi DBS Indonesia. "Kami dengan bangga menerbitkan buku ini yang diharapkan dapat meningkatkan kesadaran dan mengedukasi masyarakat Indonesia tentang wirausaha sosial,” ucapnya.
Menurut dia, buku ini dapat menjadi referensi dari berbagai kalangan, terutama bagi masyarakat yang ingin mulai mengembangkan bisnis menjadi social enterprise atau kalangan bisnis yang ingin bertransformasi ke bisnis sosial. "(Buku) dapat diunduh secara gratis di go.dbs.com/id-sehb," sebutnya.
Dampak yang dihasilkan oleh social enterprise dirasakan semakin besar berkat dorongan dan usaha kumulatif yang diawali oleh peran berbagai pihak melalui dukungan finansial. Misalnya Deputi Pembiayaan Kementerian Koperasi dan UMKM membuat program bernama ‘Bantuan Pemerintah bagi Wirausaha Pemula’ bagi social enterprise skala mikro per tahunnya.
Bantuan tersebut diberikan kepada 2.500 wirausaha yang beroperasi selama minimal enam bulan dan maksimal tiga tahun dengan pendanaan maksimal Rp12 juta per usaha.
Selain pemerintah, kata Mona, sektor swasta juga turut memberikan dukungannya seperti Bank DBS yang memberikan hibah sebesar 50.000-250.000 dolar Singapura melalui program Social Enterprise Grant DBS Foundation setiap tahunnya.
"Ditujukan bagi profit-for-benefit social enterprise yang sudah memiliki model bisnis yang tervalidasi, program tersebut dijalankan di beberapa negara di Asia termasuk Indonesia," tuturnya. (Baca juga: Barisan Negara Asia yang Pernah Jalani Misi Tembus Luar Angkasa )
Dengan berkembangnya social enterprise di Indonesia, tentu semakin menginspirasi banyak pihak. Pasalnya, social enterprise memungkinkan wirausaha sosial untuk berbisnis sambil menyebarkan kebaikan dengan potensi bisnis yang juga mampu menjamin ekonomi secara berkelanjutan.
"Terlebih, terdapat berbagai permasalahan sosial di Indonesia yang masih membutuhkan dukungan di mana dapat menjadi peluang baru yang menjanjikan bagi para calon wirausaha sosial," jelas Mona.
Dukungan dan penyelesaian masalah sosial tersebut semakin terasa dibutuhkan ketika penyebaran Covid-19 terjadi, dimana jumlah orang kurang mampu diprediksi akan meningkat hingga 5,71 juta orang serta angka pengangguran diramal meningkat 5,23 juta orang.
Mona mengungkapkan, penerbitan buku kedua tersebut menjadi salah satu bagian dari program edukasi DBS Indonesia. "Kami dengan bangga menerbitkan buku ini yang diharapkan dapat meningkatkan kesadaran dan mengedukasi masyarakat Indonesia tentang wirausaha sosial,” ucapnya.
Menurut dia, buku ini dapat menjadi referensi dari berbagai kalangan, terutama bagi masyarakat yang ingin mulai mengembangkan bisnis menjadi social enterprise atau kalangan bisnis yang ingin bertransformasi ke bisnis sosial. "(Buku) dapat diunduh secara gratis di go.dbs.com/id-sehb," sebutnya.
Dampak yang dihasilkan oleh social enterprise dirasakan semakin besar berkat dorongan dan usaha kumulatif yang diawali oleh peran berbagai pihak melalui dukungan finansial. Misalnya Deputi Pembiayaan Kementerian Koperasi dan UMKM membuat program bernama ‘Bantuan Pemerintah bagi Wirausaha Pemula’ bagi social enterprise skala mikro per tahunnya.
Bantuan tersebut diberikan kepada 2.500 wirausaha yang beroperasi selama minimal enam bulan dan maksimal tiga tahun dengan pendanaan maksimal Rp12 juta per usaha.
Selain pemerintah, kata Mona, sektor swasta juga turut memberikan dukungannya seperti Bank DBS yang memberikan hibah sebesar 50.000-250.000 dolar Singapura melalui program Social Enterprise Grant DBS Foundation setiap tahunnya.
"Ditujukan bagi profit-for-benefit social enterprise yang sudah memiliki model bisnis yang tervalidasi, program tersebut dijalankan di beberapa negara di Asia termasuk Indonesia," tuturnya. (Baca juga: Barisan Negara Asia yang Pernah Jalani Misi Tembus Luar Angkasa )
Dengan berkembangnya social enterprise di Indonesia, tentu semakin menginspirasi banyak pihak. Pasalnya, social enterprise memungkinkan wirausaha sosial untuk berbisnis sambil menyebarkan kebaikan dengan potensi bisnis yang juga mampu menjamin ekonomi secara berkelanjutan.
"Terlebih, terdapat berbagai permasalahan sosial di Indonesia yang masih membutuhkan dukungan di mana dapat menjadi peluang baru yang menjanjikan bagi para calon wirausaha sosial," jelas Mona.
Dukungan dan penyelesaian masalah sosial tersebut semakin terasa dibutuhkan ketika penyebaran Covid-19 terjadi, dimana jumlah orang kurang mampu diprediksi akan meningkat hingga 5,71 juta orang serta angka pengangguran diramal meningkat 5,23 juta orang.
tulis komentar anda