Jualan Masker, Produsen Kaos Kaki Ini Raup Rp50 Juta per Bulan

Selasa, 29 September 2020 - 12:47 WIB
Bukan lagi sekadar sarana untuk mencegah penularan Covid-19, masker saat ini juga telah menjadi fashion statement bagi masyarakat. Foto/Dok. SINDOnews/Yorri Farli
JAKARTA - Pandemi virus corona , mempengaruhi hampir sebagian besar aktivitas bisnis di dalam negeri. Bahkan tak jarang beberapa pengusaha terpaksa gulung tikar karena bisnisnya tidak berjalan mulus.

Namun, ada juga beberapa pengusaha yang masih bisa bertahan meski dihantam badai pandemi dengan cara mengakuisisi ruang permintaan yang sedang tinggi, seperti menjual masker. Salah satu yang melakukan hal tersebut adalah salah satu brand kaos kaki lokal StayCool Socks.

(Baca Juga: Kecepatan Adaptasi Jadi Kunci Pemulihan Bisnis di Tengah Pandemi) Marketing Assistant StayCool Socks Fikri Irvandi mengatakan, pandemi virus corona sangat berpengaruh pada bisnis kaos kaki dengan berkurangnya aktivitas luar ruang yang dilakukan masyarakat sebagai salah satu motivasi dibalik pembelian kaos kaki. Namun di sisi lain, pihaknya melihat pandemi sebagai celah untuk bisa lebih membantu konsumennya menemukan cara baru untuk mengekspresikan diri, melalui sebuah masker.



Namun, masker yang ditawarkan ini berbeda dengan masker medis. Karena StayCool Socks mengeluarkan masker dengan corak yang lebih fashionable, serta dengan cara penggunaannya yang lebih leluasa dan adjustable.

"Sebelumnya kita hanya menjual kaos kaki, namun saat pandemi ini masker sudah menjadi top of mind-nya orang-orang yang ingin tetap beraktivitas. Kita tuh melihat kesempatan bisa membantu orang-orang yang mau mengekspresikan diri mereka dan memang harus keluar rumah beradaptasi sama new normal, dengan mengimplementasikan desain-desain kita ke masker," ujarnya dalam keterangannya di Jakarta, Selasa (29/9/2020).

Menurut Fikri, tujuan dari penjualan masker ini ada dua. Pertama adalah melindungi masyarakat yang terpaksa harus keluar rumah untuk bekerja, namun tetap terlihat trendi dengan desain yang kekinian.

"Makanya awal Februari itu. RnD Kita digenjot bagaimana bisa melahirkan produk yang membantu konsumen kita mengekspresikan dirinya, tapi tetap menjaga mereka juga. Makanya hadir Cool Mask itu. Masker yang ada motifnya," jelasnya.

Namun menurut Fikri, penjualan masker sendiri tidak semudah seperti membalikan telapak tangan. Karena pada masa-masa awal pandemi, pihaknya sempat kesulitan untuk menemukan metode yang tepat dalam memasarkan lini produk yang termasuk baru bagi mereka, tanpa perlu mengorbankan Brand Image StayCool Socks itu sendiri.

(Baca Juga: Tak Keberatan, Pengusaha Sebut Label SNI Jadi Jaminan Mutu Masker)

Sebab saat itu, pengetahuan masyarakat terhadap masker yang aman adalah masker medis. Namun dalam beberapa bulan belakangan, minat masyarakat kepada masker-masker yang kekinian semakin tinggi. "Sebenarnya setelah beberapa bulan pas pandemi ini, masker tuh sudah menjadi fashion statement bagi para penggunannya" jelasnya.

Menurut Fikri, kontribusi penjualan masker untuk kinerja secara keseluruhan mencapai 50%. Sementara itu, berdasarkan datanya penjualan masker bisa meraup uang hingga Rp50 juta selama sebulan.

Ke depannya lanjut Fikri, pihaknya akan mencari peluang untuk berkreasi melalui lini produk lain, yang bisa membantu penggunanya melalui pandemi dengan trendi dan tentunya untuk membantu StayCool Socks meningkatkan perkembangan bisnis dan penjualannya. Adapun ide paling baru adalah wacana untuk memproduksi produk baru yang berkaitan dengan protection, with a twist of fashion.
(fai)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More