Pasar Keuangan Syariah RI Peringkat 1 Dunia, Ini Faktanya

Sabtu, 03 Oktober 2020 - 18:36 WIB
Pasar keuangan syariah RI rangking satu dunia. Foto/Ilustrasi
JAKARTA - Direktur Infrastruktur Ekosistem Syariah Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) Sutan Emir Hidayat menyebut Indonesia berada pada posisi paling atas dalam pasar keuangan syariah global . Peringkat RI ini mengalami kenaikan dibandingkan dengan posisi tahun sebelumnya yang menempati urutan enam dunia.

"Alhamdulillah berkat kerja sama kita bersama, Indonesia berhasil memperbaiki peringkat di berbagai pemeringkat dunia. Salah satunya adalah di Global Islamic Finance Report (GIFR) di tahun 2019 berada di peringkat satu. Ini suatu prestasi yang perlu kita syukuri," ujar Emir dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Sabtu (3/10/2020).





GIFR merupakan laporan tahunan perbankan dan keuangan syariah yang dipublikasikan Cambridge Institute of Islamic Finance (Cambridge-IIF). Dalam laporan ini, Indonesia mencatat skor 81,93 pada Islamic Finance Country Index (IFCI) 2019.

Emir memaparkan, aset keuangan syariah yang tidak termasuk saham syariah Indonesia hingga Juli 2020 mencapai sebesar USD111,86 miliar dengan market share sebesar 9,68%. Angka ini mengalami kenaikan sebanyak 20,61% (year on year/yoy). Soal perkembangan teknologi finansial berbasis syariah juga mengalami perkembangan menggembirakan. Sebanyak 446 dari 692 saham yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) merupakan saham syariah dengan rasio sebesar 64 persen per April 2020.

Secara rinci, total aset perbankan syariah per Juli 2020 sebanyak Rp542,83 triliun dengan market share sebesar 6,11 persen dari Rp8.887,73 triliun aset perbankan secara keseluruhan. Sementara aset IKNB syariah sebanyak Rp110,29 triliun dengan market share sebesar 4,39 persen dari Rp2.513,29 triliun aset IKNB secara keseluruhan.

Sedangkan aset pasar modal syariah mencapai sebesar Rp985,96 triliun dengan market share sebanyak 17,80 persen dari Rp5.537,88 triliun aset pasar modal secara keseluruhan. Sehingga total keuangan syariah RI mencapai Rp1.639,08 triliun dengan market share sebesar 9,68 persen dari Rp16.938,90 triliun aset keuangan Indonesia secara keseluruhan.

"Indonesia juga memiliki potensi yang besar pada instrumen keuangan sosial syariah atau yang kita kenal dengan zakat, infak, sedekah dan wakaf (ZIS). Contohnya, perolehan dana ZIS di Indonesia terus mengalami peningkatan secara rata-rata dengan pertumbuhan sebesar 36,2 persen selama periode 2002-2019," urainya.



Menurut Emir, upaya untuk membangun ekosistem ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia harus dibangun bersama-sama. Dimulai dari memperbaiki kesejahteraan masyarakat, terutama masyarakat ekonomi kelas bawah atau golongan mustahik atau penerima zakat. "Kita bisa memperbaiki kehidupan mereka melalui optimalisasi dana-dana sosial keagamaan atau social finance berupa zakat, infak, sedekah, dan wakaf," ungkap dia.

Ketika sudah naik kelas dan mulai menjadi pelaku usaha mikro, diperlukan blended finance atau penggabungan antara keuangan sosial dengan keuangan komersial. Terutama dalam institusi-institusi mikro keuangan syariah seperti Baitul Mal wa Tamwil (BMT) dan Bank Wakaf Mikro (BWM). "Ketika mereka naik dan menjadi bankable, di awal-awal masih dilayani oleh bank pembiayaan rakyat syariah maupun fintech syariah. Ketika semakin besar, akan dilayani oleh bank umum syariah," pungkas dia.
(nng)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More