Dukungan P&G Mengurangi Emisi Gas Karbon
Jum'at, 09 Oktober 2020 - 14:15 WIB
“Pabrik P&G di Karawang yang tersertifikasi Leadership in Energy and Environmental Design (LEED) dari US Green Building Council, sejak 2012 gunakan sensor akan mendeteksi dan lampu otomatis mati jika tidak ada aktivitas pergerakan di dalam ruangan, dan 21% air untuk produksi dan kegiatan operasional di pabrik juga merupakan hasil daur ulang,” sebut Senior Director P&G Indonesia Bharath Seshadri
Selain itu, Barath melanjutkan, dalam proses produksi pun pabrik di Karawang tidak lagi memakai solar sebagai bahan bakar mesin boiler, dan beralih menggunakan gas bumi dari Perusahaan Gas Negara (PGN) yang memiliki emisi CO2 yang jauh lebih rendah dibanding solar.
Dalam program penghijauan di dalam lingkungan pabrik, pabrik P&G Karawang menggunakan tanaman herbal di kew garden dalam proses pembuatan essence untuk sampo atau pewangi pakaian.
Selanjutnya, dalam program inovasi pengemasan (packaging innovation), P&G Indonesia telah mengurangi penggunaan plastik pada kemasan sachet dan botol. “Di 2021 recycle sampah plastik dari laut untuk kemasan sampo akan mulai diperkenalkan,” ucap Corporate Communications P&G Indonesia Dinda Kusuma Wardani.
Dinda melanjutkan, saat ini P&G tengah berupaya mencari partner daur ulang yang dapat memproduksi kemasan plastik dari laut sesuai standar brand P&G. (Lihat videonya: Pedagang Tanaman Hias Raup Untung Ditengah Pandemi covid-19)
Tak hanya sampai di situ, untuk membawa dampak yang lebih besar, P&G Indonesia juga bekerja sama dengan Pemprov Jawa Barat dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) untuk menyediakan segregated waste bin di sekolah-sekolah untuk mempermudah proses reduce, reuse, dan recycle sampah. (Mg1)
Selain itu, Barath melanjutkan, dalam proses produksi pun pabrik di Karawang tidak lagi memakai solar sebagai bahan bakar mesin boiler, dan beralih menggunakan gas bumi dari Perusahaan Gas Negara (PGN) yang memiliki emisi CO2 yang jauh lebih rendah dibanding solar.
Dalam program penghijauan di dalam lingkungan pabrik, pabrik P&G Karawang menggunakan tanaman herbal di kew garden dalam proses pembuatan essence untuk sampo atau pewangi pakaian.
Selanjutnya, dalam program inovasi pengemasan (packaging innovation), P&G Indonesia telah mengurangi penggunaan plastik pada kemasan sachet dan botol. “Di 2021 recycle sampah plastik dari laut untuk kemasan sampo akan mulai diperkenalkan,” ucap Corporate Communications P&G Indonesia Dinda Kusuma Wardani.
Dinda melanjutkan, saat ini P&G tengah berupaya mencari partner daur ulang yang dapat memproduksi kemasan plastik dari laut sesuai standar brand P&G. (Lihat videonya: Pedagang Tanaman Hias Raup Untung Ditengah Pandemi covid-19)
Tak hanya sampai di situ, untuk membawa dampak yang lebih besar, P&G Indonesia juga bekerja sama dengan Pemprov Jawa Barat dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) untuk menyediakan segregated waste bin di sekolah-sekolah untuk mempermudah proses reduce, reuse, dan recycle sampah. (Mg1)
(ysw)
tulis komentar anda