Penyaluran PEN Bank Mandiri Mendapatkan Acungan Jempol dari Analis

Jum'at, 16 Oktober 2020 - 20:16 WIB
Pendapat senada diungkapkan Muhammad Nafan Aji, Analis Binaartha Sekuritas. Dia bilang, penyaluran dana PEN Bank Mandiri yang melampaui target hingga kuartal III-2020, menunjukkan adanya tanda-tanda perbaikan kredit bank berlogo pita emas itu dibandingkan periode Mei-Juli 2020.

Pasalnya, sebelum kebijakan PEN diberlakukan pemerintah, bank masih sangat hati-hati dalam menyalurkan kredit. Apalagi, banyak debitur bank mengajukan restrukturisasi kredit. Tak terkecuali kepada Bank Mandiri. Sampai Agustus 2020, BMRI telah merestrukturisasi kredit 324.085 debitur UMKM dengan nilai outstanding Rp 32,6 triliun.

Secara keseluruhan, total kredit yang direstrukturisasi sesuai Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor 11/POJK.03/2020 mencapai Rp119,3 triliun atau 15,8% dari total pinjaman. Restrukturisasi kredit itu diberikan kepada 545.692 debitur dengan skema berupa penundaan pembayaran tagihan serta pembebasan bunga.

Prospek Saham

Saat ini Bank Mandiri telah menunjukkan penurunan penambahan pinjaman yang direstrukturisasi akibat pandemi Covid-19. Jadi, total kredit yang direstrukturisasi Bank Mandiri kemungkinan hanya mencapai Rp 150 triliun-Rp 160 triliun hingga akhir 2020.

Untuk itu, Nafan berpendapat, dalam jangka panjang pergerakan saham Bank Mandiri masih berpotensi naik dengan target harga Rp 7.550 untuk setahun ke depan. "Jadi, kami merekomendasikan akumulasi beli untuk saham BMRI," kata Nafan.

Menurut Nafan, prospek saham BMRI ini didukung oleh indikator kinerja perseroan yang masih kuat di sepanjang tahun ini. Salah satunya, perseroan senantiasa menjaga pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) secara berkelanjutan.

Sampai semester I-2020, DPK Bank Mandiri tumbuh 15,82% secara tahunan (year on year) menjadi Rp 976,6 triliun. Pertumbuhan DPK itu disokong kinerja giro dan deposito. Bank Mandiri juga terus berupaya menaikkan provisi seiring program restrukturisasi yang bisa berdampak pada peningkatan loan at risk coverage ratio menjadi 56%.

(Baca Juga: PEN Bank Mandiri: Ketika UMKM dan Pekerja Kembali Tersenyum )

Pertumbuhan pendapatan berbasis biaya dan komisi atau fee based income (FBI) dan kebijakan menaikkan cadangan provisi, juga menjadi katalis positif terhadap kinerja BMRI. Pembentukan laba perseroan sampai semester I-2020 ditopang oleh pendapatan non-bunga atau fee based income sebesar Rp 13,59 triliun, tumbuh 8,64% yoy.
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More