Catat! Faktor-Faktor Ini Akan Pengaruhi IHSG Pekan Depan
Minggu, 18 Oktober 2020 - 19:25 WIB
JAKARTA - Sederet sentimen diperkirakan bakal mempengaruhi pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada pekan depan. Direktur PT Anugerah Mega Investama Hans Kwee mengatakan, setidaknya ada 9 faktor yang bakal mempengaruhi perkembangan pasar modal di Indonesia maupun luar negeri.
"Sederet faktor akan mempengaruhi investasi pekan depan, salah satunya pasar akan memperhatikan perizinan vaksin Covid-19," ujar Hans Kwee di Jakarta, Minggu (18/10/2020).
Diketahui, manajemen Pfizer Inc akan mengajukan izin vaksin Covid-19 ke otoritas USA pada awal November. Vaksin Pfizer merupakan hasil pengembangan perusahaan bersama mitranya di Jerman, BioNTech. Perkembangan perijinan vaksin menjadi sentimen positif di akhir pekan bagi bursa Eropa dan Amerika di tengah naiknya kasus Covid-19. "Saat ini pasar sudah memasukan optimisme vaksin akan segera ditemukan dan segera distribusikan," ujarnya.
(Baca Juga: Kabar Mengenai Vaksin Covid-19 Tumbuhkan Optimisme Pasar Modal Indonesia)
Faktor kedua, lkanjut dia, pasar sempat terkoreksi setelah regulator AS menghentikan uji coba pengobatan antibodi Covid-19 tahap akhir Eli Lilly. Uji coba tahap akhir ACTIV-3 merupakan pengobatan untuk pembentukan antibodi terhadap virus Ccovid-19 dihentikan sementara karena alasan keamanan.
Sebelumnya Johnson & Johnson mengumumkan menghentikan sementara uji coba tahap akhir kandidat vaksin virus Covid 19 karena adanya laporan timbulnya efek samping yang belum bisa dijelaskan secara medis. Hal ini menurutnya membuat pasar berpikir bahwa proses pencarian obat dan vaksin Covid 19 tidak mudah dan masih butuh waktu lama.
Ketiga, harapan stimulus fiskal di Amerika Serikat (AS) yang akan menjadi perhatian pelaku pasar beberapa pekan ke depan. Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin diketahui berbicara kepada Ketua DPR AS Nancy Pelosi bahwa Presiden Donald Trump akan "mempertimbangkan" menaikkan jumlah bantuan pada paket stimulus fiskal USD1,8 triliun yang diusulkan sebelumnya.
"Ada harapan terjadi kesepakatan paket stimulus fiskal untuk mendorong ekonomi AS keluar dari resesi," katanya.
Sementara faktor lain adalah pemimpin Partai Republik dan Mayoritas Senat Mitch McConnell mengatakan dia tidak mengharapkan kesepakatan stimulus Fiskal akan dicapai menjelang pemilihan 3 November selama Pelosi terlibat. "Jadi, tampaknya di tengah harapan stimulus fiskal AS, akan sangat sulit mencapai kesepakatan menjelang pemilu AS di 3 November 2020," tuturnya.
"Sederet faktor akan mempengaruhi investasi pekan depan, salah satunya pasar akan memperhatikan perizinan vaksin Covid-19," ujar Hans Kwee di Jakarta, Minggu (18/10/2020).
Diketahui, manajemen Pfizer Inc akan mengajukan izin vaksin Covid-19 ke otoritas USA pada awal November. Vaksin Pfizer merupakan hasil pengembangan perusahaan bersama mitranya di Jerman, BioNTech. Perkembangan perijinan vaksin menjadi sentimen positif di akhir pekan bagi bursa Eropa dan Amerika di tengah naiknya kasus Covid-19. "Saat ini pasar sudah memasukan optimisme vaksin akan segera ditemukan dan segera distribusikan," ujarnya.
(Baca Juga: Kabar Mengenai Vaksin Covid-19 Tumbuhkan Optimisme Pasar Modal Indonesia)
Faktor kedua, lkanjut dia, pasar sempat terkoreksi setelah regulator AS menghentikan uji coba pengobatan antibodi Covid-19 tahap akhir Eli Lilly. Uji coba tahap akhir ACTIV-3 merupakan pengobatan untuk pembentukan antibodi terhadap virus Ccovid-19 dihentikan sementara karena alasan keamanan.
Sebelumnya Johnson & Johnson mengumumkan menghentikan sementara uji coba tahap akhir kandidat vaksin virus Covid 19 karena adanya laporan timbulnya efek samping yang belum bisa dijelaskan secara medis. Hal ini menurutnya membuat pasar berpikir bahwa proses pencarian obat dan vaksin Covid 19 tidak mudah dan masih butuh waktu lama.
Ketiga, harapan stimulus fiskal di Amerika Serikat (AS) yang akan menjadi perhatian pelaku pasar beberapa pekan ke depan. Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin diketahui berbicara kepada Ketua DPR AS Nancy Pelosi bahwa Presiden Donald Trump akan "mempertimbangkan" menaikkan jumlah bantuan pada paket stimulus fiskal USD1,8 triliun yang diusulkan sebelumnya.
"Ada harapan terjadi kesepakatan paket stimulus fiskal untuk mendorong ekonomi AS keluar dari resesi," katanya.
Sementara faktor lain adalah pemimpin Partai Republik dan Mayoritas Senat Mitch McConnell mengatakan dia tidak mengharapkan kesepakatan stimulus Fiskal akan dicapai menjelang pemilihan 3 November selama Pelosi terlibat. "Jadi, tampaknya di tengah harapan stimulus fiskal AS, akan sangat sulit mencapai kesepakatan menjelang pemilu AS di 3 November 2020," tuturnya.
Lihat Juga :
tulis komentar anda