Integrasi dan Navigasi Penyelamatan Kesehatan dan Perekonomian Nasional
Rabu, 04 November 2020 - 11:22 WIB
Ketiga, segera bantu industri dengan alat-alat 3T hasil inovasi teman-teman teknologi dan kesehatan. Berikutnya, belajar segala sesuatu terkait dengan penyelesaian Spanish Flu 1918-1920. Bagaimanapun, krisis di awal abad inilah satu-satunya peristiwa yang sangat mirip dengan krisis kali ini. Dan yang terakhir, tentu saja patuhi protokol standar 3M, yaitu pakai masker yang benar, sering cuci tangan dan sediakan disinfektan di saku, serta jaga jarak seoptimalnya.
Sementara itu Rektor UGM Prof. Ir. Panut Mulyono, M.Eng, D.Eng menyampaikan, bahwa sumbangsih UGM dalam penanganan Covid-19 ini adalah dengan mengembangkan berbagai produk serta inovasi yang diharapkan dapat mempercepat penanganan pandemi Covid-19 serta pemulihan ekonomi. ”Kunci keberhasilan penanganan pendemi dan pemulihan ekonomi adalah inovasi kebijakan dan teknologi serta kolaborasi lintas bidang dan sektoral,” ujar Panut.
Salah satu temuan UGM yang saat ini masih dalam tahap uji coba, yaitu alat pendeteksi covid-19 yang bernama GeNose C19. GeNose merupakan sebuah alat yang dapat dapat mendiagnosis virus covid-19 pada tubuh seseorang melaui hembusan nafas dengan cepat dan akurat.
“Akurasi alat ini sebesar 97%. Ini baru hasil validasi mesin, belum ada validasi medis,” ungkap dr. Dian K Kurniawan, Tim Covid-19 GeNose C19.
GeNose C19 mampu bekerja secara paralel melalui proses diagnosis yang tersentral di dalam sistem sehingga validitas data dapat terjaga untuk semua alat yang terkoneksi. Alat ini juga dilengkapi dengan teknologi kecerdasan buatan (AI), yang apabila digunakan, akan makin banyak data yang tersimpan dalam GeNose C19. Data tersebut akan membuat alat ini makin pintar dan akurat dalam diagnosisnya.
Dari sisi praktisi ekonomi, Deputy Director General Asian Development Bank (ADB) Edimon Ginting, Ph.D,. mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia paling besar ditopang dari lini konsumsi, investasi, ekspor impor, serta pertumbuhan produk domestik bruto (PDB). Untuk meningkatkan kembali daya beli dan konsumsi masyarakat, penerapan disiplin protokol kesehatan sangat diperlukan.
Selain itu testing, tracking, dan tracing yang baik juga dapat mendukung hal tersebut. Jika konsumsi masyarakat meningkat, maka iklim investasi di Indonesia juga akan jadi lebih baik.
Sementara itu Rektor UGM Prof. Ir. Panut Mulyono, M.Eng, D.Eng menyampaikan, bahwa sumbangsih UGM dalam penanganan Covid-19 ini adalah dengan mengembangkan berbagai produk serta inovasi yang diharapkan dapat mempercepat penanganan pandemi Covid-19 serta pemulihan ekonomi. ”Kunci keberhasilan penanganan pendemi dan pemulihan ekonomi adalah inovasi kebijakan dan teknologi serta kolaborasi lintas bidang dan sektoral,” ujar Panut.
Salah satu temuan UGM yang saat ini masih dalam tahap uji coba, yaitu alat pendeteksi covid-19 yang bernama GeNose C19. GeNose merupakan sebuah alat yang dapat dapat mendiagnosis virus covid-19 pada tubuh seseorang melaui hembusan nafas dengan cepat dan akurat.
“Akurasi alat ini sebesar 97%. Ini baru hasil validasi mesin, belum ada validasi medis,” ungkap dr. Dian K Kurniawan, Tim Covid-19 GeNose C19.
GeNose C19 mampu bekerja secara paralel melalui proses diagnosis yang tersentral di dalam sistem sehingga validitas data dapat terjaga untuk semua alat yang terkoneksi. Alat ini juga dilengkapi dengan teknologi kecerdasan buatan (AI), yang apabila digunakan, akan makin banyak data yang tersimpan dalam GeNose C19. Data tersebut akan membuat alat ini makin pintar dan akurat dalam diagnosisnya.
Dari sisi praktisi ekonomi, Deputy Director General Asian Development Bank (ADB) Edimon Ginting, Ph.D,. mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia paling besar ditopang dari lini konsumsi, investasi, ekspor impor, serta pertumbuhan produk domestik bruto (PDB). Untuk meningkatkan kembali daya beli dan konsumsi masyarakat, penerapan disiplin protokol kesehatan sangat diperlukan.
Selain itu testing, tracking, dan tracing yang baik juga dapat mendukung hal tersebut. Jika konsumsi masyarakat meningkat, maka iklim investasi di Indonesia juga akan jadi lebih baik.
(akr)
tulis komentar anda