Resesi, Masyarakat Diminta Stop Belanja Kebutuhan Tak Penting

Kamis, 05 November 2020 - 14:47 WIB
Resesi, Masyarakat Diminta Stop Belanja Kebutuhan Tak Penting
JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) merilis pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal III/2020 minus 3,49%. Dengan begitu, ekonomi Indonesia masuk zona resesi karena dua kuartal berturut-turut ekonominya tumbuh minus.

Financial Planner Safir Senduk menilai saat resesi seperti sekarang masyarakat sebaiknya berhenti belanja yang tidak mendesak dan penting. Seharusnya masyarakat bisa memprioritaskan belanja pada hal-hal yang memang mendesak saja.

(Baca Juga:Covid-19 Nanjak Terus, Resesi Ekonomi RI Bisa Lanjut ke Depresi)



Hal ini bertujuan agar masyarakat bisa mempertahankan uang tunai jika kemungkinan berjaga jaga kalau resesi ini berkepanjangan. "Tetap lakukan investasi. Namun harus fokus pada produk Reksa Dana Pasar Uang dan juga (jenis investasi) pendapatan tetap," kata Safir saat dihubungi di Jakarta Kamis (5/11/2020.

(Baca juga:Aplikasi IPOT Permudah Investasi Reksa Dana)

Dia juga meminta agar masyarakat bisa fokus untuk mencari sumber penghasilan baru. "Kembangkan semua yang bisa didayagunakan untuk dapat penghasilan," ujar dia.

Menurut Safir, jika masyarakat sudah terlanjur belanja di sektor saham, maka bisa segera dipindahkan atau alihkan ke reksadana Pasar Uang atau pendapatan tetap. "Tapi kalau itu uang lebih, diamkan saja di saham tidak apa apa," tandasnya.
(dar)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More