Menghidupkan Peluang Usaha Baru ketika Masa Pandemi
Sabtu, 07 November 2020 - 06:14 WIB
"Daripada pulang kerja kena macet lebih baik tunggu di kantor sambil order makanan," jelas Agni.
Pola hidup masyarakat tersebut diklaim membuat bisnis kuliner kian menjanjikan dan mampu menyerap tenaga kerja baru lebih banyak. Seperti bisnis makanan lewat daring yang mampu meraup keuntungan hingga jutaan rupiah setiap bulannya. ‎Data ini serupa dengan yang dimiliki oleh Badan Ekonomi Kreatif Indonesia (Bekraf).
Deputi Akses Permodalan Bekraf Fadjar Hutomo mengungkapkan, meskipun kuliner bukan usaha baru, tetapi dalam metode penjualan yang dilakukan secara daring membuat bisnis kuliner memberikan kontribusi terbesar untuk sektor ekonomi. Karena itu, bisnis tersebut memberikan lapangan pekerjaan baru.
Dari 16 sektor, ada tiga sektor yang menyumbang 30% untuk perekonomian kreatif, yakni kuliner, mode, dan kerajinan. Kuliner memberi sumbangsih hingga 34%.
"Karena tingkat pendapatan perkapita naik dan tumbuh, jadi peluang gaya hidup akan ikut naik. Meski bukan peluang bisnis baru, tetapi dengan metode pemasaran yang baru melalui media sosial bisnis ini akan selalu diminati. Selain itu tenaga kerja di dalamnya juga banyak," tegas Fadjar.
Usaha di bidang kuliner bisa menjadi lapangan pekerjaan baru walaupun dengan modal Rp1 juta atau bahkan kurang, karena jenis usaha ini akan selalu dicari dan menjadi kebutuhan pokok bagi masyarakat serta berpeluang mencatat keuntungan lumayan besar. Untuk memulai usaha ini, harus dipastikan betul makanan yang dijual benar-benar sesuai dengan selera konsumen.
Selain makanan dan minuman, peluang usaha baru yang bisa memberikan banyak kontribusi saat pandemi adalah menjual bibit tanaman hidroponik. Modal untuk menjalankan bisnis ini relatif kecil lantaran hanya membeli bibit, media tanam, pupuk dan air.
"Berbudidaya tanaman hidroponik justru bisa menjadi alternatif lapangan pekerjaan baru, apalagi sekarang lagi healthy lifestyle dengan menggunakan bahan back to nature, terlebih awareness hidup sehat menjadi lebih tinggi," jelas pengelola dan mentoring hidroponik, PT Astra Komponen Indonesia, Dadan Ramdani.
Jika dilakukan dengan serius dan konsisten, budidaya tanaman hidroponik tu sangat menjanjikan. Dandan pun mencontohkan salah satu petaninya yang tergabung dalam koprasi hidroponik miliknya, mampu menyuplai sayuran pakcoy sebanyak 250 kilogram per hari ke hotel dan restoran, sebelum pandemi Covid-19.
Saat pandemi pun, mereka tetap bisa memasarkan melalui aplikasi online. Atau bisa dengan menawarkan sayuran hasil hidroponik ke tetangga dan baru mengembangkan pada skala besar yang lebih luas lagi. Karena semua bisnis menguntungkan, termasuk hidroponik tetapi tergantung siapa yang menjalankan.
Pola hidup masyarakat tersebut diklaim membuat bisnis kuliner kian menjanjikan dan mampu menyerap tenaga kerja baru lebih banyak. Seperti bisnis makanan lewat daring yang mampu meraup keuntungan hingga jutaan rupiah setiap bulannya. ‎Data ini serupa dengan yang dimiliki oleh Badan Ekonomi Kreatif Indonesia (Bekraf).
Deputi Akses Permodalan Bekraf Fadjar Hutomo mengungkapkan, meskipun kuliner bukan usaha baru, tetapi dalam metode penjualan yang dilakukan secara daring membuat bisnis kuliner memberikan kontribusi terbesar untuk sektor ekonomi. Karena itu, bisnis tersebut memberikan lapangan pekerjaan baru.
Dari 16 sektor, ada tiga sektor yang menyumbang 30% untuk perekonomian kreatif, yakni kuliner, mode, dan kerajinan. Kuliner memberi sumbangsih hingga 34%.
"Karena tingkat pendapatan perkapita naik dan tumbuh, jadi peluang gaya hidup akan ikut naik. Meski bukan peluang bisnis baru, tetapi dengan metode pemasaran yang baru melalui media sosial bisnis ini akan selalu diminati. Selain itu tenaga kerja di dalamnya juga banyak," tegas Fadjar.
Usaha di bidang kuliner bisa menjadi lapangan pekerjaan baru walaupun dengan modal Rp1 juta atau bahkan kurang, karena jenis usaha ini akan selalu dicari dan menjadi kebutuhan pokok bagi masyarakat serta berpeluang mencatat keuntungan lumayan besar. Untuk memulai usaha ini, harus dipastikan betul makanan yang dijual benar-benar sesuai dengan selera konsumen.
Selain makanan dan minuman, peluang usaha baru yang bisa memberikan banyak kontribusi saat pandemi adalah menjual bibit tanaman hidroponik. Modal untuk menjalankan bisnis ini relatif kecil lantaran hanya membeli bibit, media tanam, pupuk dan air.
"Berbudidaya tanaman hidroponik justru bisa menjadi alternatif lapangan pekerjaan baru, apalagi sekarang lagi healthy lifestyle dengan menggunakan bahan back to nature, terlebih awareness hidup sehat menjadi lebih tinggi," jelas pengelola dan mentoring hidroponik, PT Astra Komponen Indonesia, Dadan Ramdani.
Jika dilakukan dengan serius dan konsisten, budidaya tanaman hidroponik tu sangat menjanjikan. Dandan pun mencontohkan salah satu petaninya yang tergabung dalam koprasi hidroponik miliknya, mampu menyuplai sayuran pakcoy sebanyak 250 kilogram per hari ke hotel dan restoran, sebelum pandemi Covid-19.
Saat pandemi pun, mereka tetap bisa memasarkan melalui aplikasi online. Atau bisa dengan menawarkan sayuran hasil hidroponik ke tetangga dan baru mengembangkan pada skala besar yang lebih luas lagi. Karena semua bisnis menguntungkan, termasuk hidroponik tetapi tergantung siapa yang menjalankan.
tulis komentar anda