Kucuran Investasi di Jawa dan Luar Jawa Membaik 6 Tahun Terakhir, Ini Datanya
Sabtu, 07 November 2020 - 10:57 WIB
(Baca Juga: Jangan Senang Dulu, Investasi Melejit Bukan Bukti Ekonomi Pulih )
Sementara itu, realisasi penanaman modal di kawasan Jawa juga tercatat positif selama 6 tahun terakhir. Pada 2014, realisasi mencapai Rp263,3 triliun atau 56,9%. Angkanya naik menjadi Rp 296,7 triliun pada 2015 dengan presentasi 54,4%.
Pada 2016, nilai investasi menyentuh Rp328,7 triliun atau 53,6% dan mencatat kenaikan pada 2017 senilai Rp389,9 atau 43,7%. Realisasi investasi modal terus membukukan angka positif pada periode 2018-2019, masing-masing mencatat realisasi sebesar Rp405,4 triliun atau 43,8% dan Rp434,6 triliun atau 46,3%.
Untuk tahun ini, khususnya di kuartal ke-III, Provinsi Jawa Barat masih menjadi lokasi yang paling diminati oleh para investor dengan membukukan realisasi investasi sebesar Rp28,4 triliun atau 13,6 persen. Angka tersebut merupakan total capaian realisasi investasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan Penanaman Modal Asing (PMA).
Sedangkan provinsi di luar Jawa yang menjadi lokasi yang paling diminati investor yaitu Riau dengan nilai realisasi investasi sebesar Rp13,0 triliun atau 6,2 persen. Bahkan, Maluku Utara menempati peringkat ketiga dengan nilai realisasi investasi PMA sebesar 0,8 miliar dolar AS atau 10,8 persen.
Kepala BKPM Bahlil Lahadalia juga merinci, realisasi penanaman modal berdasarkan sektor sepanjang 2014-2019. Di mana, sektor sekunder memiliki kontribusi tertinggi dan terus meningkat dari 43,0% pada tahun 2014 dengan nilai realisasi sebesar Rp199,1 triliun.
Angkanya naik menjadi 43,3% pada 2015 dengan nilai realisasi Rp236,0 triliun. Sedangkan pada 2016, nilai realisasi mencapai Rp335,8 triliun dengan persentase 54,8%.
"Kontribusi realisasi penanaman modal tertinggi mulai bergeser ke sektor tersier sejak 2017 dengan kontribusi sebesar 42,3%, nilai realisasinya Rp293,3 triliun. Dan terus meningkat menjadi 50,9% pada tahun 2018 (nilai realisasi Rp366,9 triliun) dan 57,5% pada tahun 2019 (nilai realisasi Rp465,3 triliun)," kata bahlil.
Secara kumulatif, sepanjang 2015-2019, sektor tersier juga menjadi penyumbang terbesar dalam realisasi penanaman modal dengan kontribusi sebesar 45,2%, disusul oleh sektor sekunder dengan kontribusi sebesar 38,0%, dan sektor primer dengan kontribusi sebesar 16,8%.
Sementara itu, realisasi penanaman modal di kawasan Jawa juga tercatat positif selama 6 tahun terakhir. Pada 2014, realisasi mencapai Rp263,3 triliun atau 56,9%. Angkanya naik menjadi Rp 296,7 triliun pada 2015 dengan presentasi 54,4%.
Pada 2016, nilai investasi menyentuh Rp328,7 triliun atau 53,6% dan mencatat kenaikan pada 2017 senilai Rp389,9 atau 43,7%. Realisasi investasi modal terus membukukan angka positif pada periode 2018-2019, masing-masing mencatat realisasi sebesar Rp405,4 triliun atau 43,8% dan Rp434,6 triliun atau 46,3%.
Untuk tahun ini, khususnya di kuartal ke-III, Provinsi Jawa Barat masih menjadi lokasi yang paling diminati oleh para investor dengan membukukan realisasi investasi sebesar Rp28,4 triliun atau 13,6 persen. Angka tersebut merupakan total capaian realisasi investasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan Penanaman Modal Asing (PMA).
Sedangkan provinsi di luar Jawa yang menjadi lokasi yang paling diminati investor yaitu Riau dengan nilai realisasi investasi sebesar Rp13,0 triliun atau 6,2 persen. Bahkan, Maluku Utara menempati peringkat ketiga dengan nilai realisasi investasi PMA sebesar 0,8 miliar dolar AS atau 10,8 persen.
Kepala BKPM Bahlil Lahadalia juga merinci, realisasi penanaman modal berdasarkan sektor sepanjang 2014-2019. Di mana, sektor sekunder memiliki kontribusi tertinggi dan terus meningkat dari 43,0% pada tahun 2014 dengan nilai realisasi sebesar Rp199,1 triliun.
Angkanya naik menjadi 43,3% pada 2015 dengan nilai realisasi Rp236,0 triliun. Sedangkan pada 2016, nilai realisasi mencapai Rp335,8 triliun dengan persentase 54,8%.
"Kontribusi realisasi penanaman modal tertinggi mulai bergeser ke sektor tersier sejak 2017 dengan kontribusi sebesar 42,3%, nilai realisasinya Rp293,3 triliun. Dan terus meningkat menjadi 50,9% pada tahun 2018 (nilai realisasi Rp366,9 triliun) dan 57,5% pada tahun 2019 (nilai realisasi Rp465,3 triliun)," kata bahlil.
Secara kumulatif, sepanjang 2015-2019, sektor tersier juga menjadi penyumbang terbesar dalam realisasi penanaman modal dengan kontribusi sebesar 45,2%, disusul oleh sektor sekunder dengan kontribusi sebesar 38,0%, dan sektor primer dengan kontribusi sebesar 16,8%.
(akr)
Lihat Juga :
tulis komentar anda