Gairahkan Pariwisata Bali, Pemerintah Dorong Sertifikasi Protokol Kesehatan
Senin, 16 November 2020 - 09:22 WIB
Assistant Relation Guest Manager Hotel Alila, Karangasem, Nyoman Ayu Puspita Dewi mengatakan, saat ini pihaknya fokus beralih pada wisatawan domestik. Hotel Alila merupakan salah satu Hotel di Kabupaten Karangasem yang dominan melayani turis-turis dari Australia dan Eropa.
"Tapi kondisi Pandemi Covid-19, turis Eropa maupun Australia bisa dibilang sangat sedikit. Makanya kita gencar mendorong domestik wisatawan dengan memberikan berbagai promo dan potongan menarik," ujarnya.
Sejak pandemi Covid-19 berimbas pada sektor wisata Bali, hampir semua pelaku pariwisata mengalami kevakuman. Pemandu wisata misalnya, ada yang pulang kampung, beralih usaha menjadi petani hingga ikut program padat karya yang dilaksanakan pemerintah pusat.
(Baca Juga: Lezatnya Bebek Timbungan yang Mengusung Resep Kerajaan Bali)
Pemandu wisata Bali, I Wayan Susapta yang menggeluti dunia pemandu wisata lebih dari 20 tahun mengatakan, semua pelaku usaha sektor wisata Bali merasakan dampak buruk di masa Pandemi Covid-19. Kondisi tersebut lebih buruk sejak tragedi Bom Bali pada 2002 silam. "Ini yang terparah kami rasakan. Kalau kejadian Bom Bali kita bisa pulih cepat. Namun sejak kondisi Pandemi Covid-19 merata di semua tempat di Bali," ujarnya.
Alhasil profesi pemandu seperti Wayan harus banting setir. "Saya beryukur karena masih jualan sembako. Tapi teman-teman yang lain ada yang serabutan sampai ikut program padat karya tunai, dan itu cukup membantu bagi kami. Sebagian lainnya banyak yang pulang kampung, terutama pemandu muda-mudi," ucapnya.
Wayan berharap apapun program pemerintah di Bali harus didukung oleh semua sektor pariwisata Bali. Sebab dengan begitu tingkat kepercayaan masyarakat juga semakin tinggi untuk datang ke Bali. "Makanya setiap hotel dan tempat wisata di Bali itu ketat dalam pelaksanaan protokol kesehatan," pungkas Wayan.
"Tapi kondisi Pandemi Covid-19, turis Eropa maupun Australia bisa dibilang sangat sedikit. Makanya kita gencar mendorong domestik wisatawan dengan memberikan berbagai promo dan potongan menarik," ujarnya.
Sejak pandemi Covid-19 berimbas pada sektor wisata Bali, hampir semua pelaku pariwisata mengalami kevakuman. Pemandu wisata misalnya, ada yang pulang kampung, beralih usaha menjadi petani hingga ikut program padat karya yang dilaksanakan pemerintah pusat.
(Baca Juga: Lezatnya Bebek Timbungan yang Mengusung Resep Kerajaan Bali)
Pemandu wisata Bali, I Wayan Susapta yang menggeluti dunia pemandu wisata lebih dari 20 tahun mengatakan, semua pelaku usaha sektor wisata Bali merasakan dampak buruk di masa Pandemi Covid-19. Kondisi tersebut lebih buruk sejak tragedi Bom Bali pada 2002 silam. "Ini yang terparah kami rasakan. Kalau kejadian Bom Bali kita bisa pulih cepat. Namun sejak kondisi Pandemi Covid-19 merata di semua tempat di Bali," ujarnya.
Alhasil profesi pemandu seperti Wayan harus banting setir. "Saya beryukur karena masih jualan sembako. Tapi teman-teman yang lain ada yang serabutan sampai ikut program padat karya tunai, dan itu cukup membantu bagi kami. Sebagian lainnya banyak yang pulang kampung, terutama pemandu muda-mudi," ucapnya.
Wayan berharap apapun program pemerintah di Bali harus didukung oleh semua sektor pariwisata Bali. Sebab dengan begitu tingkat kepercayaan masyarakat juga semakin tinggi untuk datang ke Bali. "Makanya setiap hotel dan tempat wisata di Bali itu ketat dalam pelaksanaan protokol kesehatan," pungkas Wayan.
(fai)
Lihat Juga :
tulis komentar anda