Bos BI Optimistis Ekonomi Tumbuh Positif di Kuartal IV
Senin, 16 November 2020 - 14:49 WIB
JAKARTA - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengungkapkan optimismenya terkait kondisi perekonomian Indonesia. Dirinya meyakini perbaikan ekonomi Indonesia akan terus berlanjut.
"Insha Allah pertumbuhan ekonomi akan positif di kuartal IV/2020, dan meningkat menjadi 5% di 2021, lalu naik ke 6% dalam lima tahun mendatang," ujar Perry dalam West Java Investment Summit secara virtual, Senin (16/11/2020).
( )
Pertumbuhan tersebut, lanjut dia, didukung oleh perbaikan konsumsi, ekspor, dan investasi. Ditambah lagi, stabilitas ekonomi makro dan keuangan yang tetap terjaga.
"Nilai tukar Rupiah stabil dan cenderung menguat. Inflasi rendah, defisit transaksi berjalan menurun, dan sistem perbankan secara keseluruhan sehat," ungkapnya.
Perry juga menyampaikan bahwa sinergi koordinasi kebijakan ekonomi nasional sangat kuat dan erat antara pemerintah, BI, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), maupun berbagai instansi dan lembaga.
Pemerintah sendiri sudah memberikan stimulus fiskal dalam jumlah besar untuk mendorong pemulihan ekonomi nasional (PEN) dari dampak pandemi Covid-19.
"Dengan defisit fiskal 6,3% di tahun 2020 dan 5,7% di tahun 2021. Sebagian besar anggaran pengeluaran untuk kesehatan, bansos, dan program PEN termasuk mendorong UMKM dan pulihnya investasi," tandasnya.
( )
"Insha Allah pertumbuhan ekonomi akan positif di kuartal IV/2020, dan meningkat menjadi 5% di 2021, lalu naik ke 6% dalam lima tahun mendatang," ujar Perry dalam West Java Investment Summit secara virtual, Senin (16/11/2020).
( )
Pertumbuhan tersebut, lanjut dia, didukung oleh perbaikan konsumsi, ekspor, dan investasi. Ditambah lagi, stabilitas ekonomi makro dan keuangan yang tetap terjaga.
"Nilai tukar Rupiah stabil dan cenderung menguat. Inflasi rendah, defisit transaksi berjalan menurun, dan sistem perbankan secara keseluruhan sehat," ungkapnya.
Perry juga menyampaikan bahwa sinergi koordinasi kebijakan ekonomi nasional sangat kuat dan erat antara pemerintah, BI, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), maupun berbagai instansi dan lembaga.
Pemerintah sendiri sudah memberikan stimulus fiskal dalam jumlah besar untuk mendorong pemulihan ekonomi nasional (PEN) dari dampak pandemi Covid-19.
"Dengan defisit fiskal 6,3% di tahun 2020 dan 5,7% di tahun 2021. Sebagian besar anggaran pengeluaran untuk kesehatan, bansos, dan program PEN termasuk mendorong UMKM dan pulihnya investasi," tandasnya.
( )
tulis komentar anda