Dukung Pemulihan Suku Bunga Dipangkas

Jum'at, 20 November 2020 - 06:03 WIB
Hal yang perlu diwaspadai dari kebijakan tersebut, ujar Huda, dampak negatifnya Indonesia bukan negara yang menarik sebagai tempat investasi di sektor keuangan. "Imbal balik (yield) menjadi rendah. Akibatnya permintaan rupiah akan turun dan bisa menyebabkan rupiah terkapar," sebutnya.

Direktur Riset CORE Indonesia Piter Abdullah menilai BI memanfaatkan ruang untuk menurunkan suku bunga lebih awal. Inflasi yang rendah dan nilai tukar yang menguat didukung aliran modal masuk membuat BI percaya diri menurunkan suku bunga. "Tampaknya BI benar-benar berupaya mendorong pemulihan ekonomi dengan menurunkan suku bunga acuan," katanya.

Dengan turunnya suku bunga pada bulan ini Piter pun meyakini bulan depan BI akan menahan suku bunga acuan. "Dan menyisakan setidaknya penurunan 25 basis poin lagi pada tahun depan," ramalnya. (Lihat videonya: Bupati Bogor Ade Yasin Terkonfirmasi Positif Covid-19)

Pengamat ekonomi Bhima Yudhistira mengatakan, penurunan bunga acuan menjadi 3,75% diharapkan dapat membuat laju bunga simpanan lebih rendah. Dengan demikian berdampak pada berpindahnya dana deposan di perbankan ke investasi secara riil. "Intermediasi perbankan diperkirakan akan membaik, khususnya terkait kinerja pertumbuhan kredit," katanya.

Dia menuturkan, biaya pinjaman juga bisa lebih rendah sehingga pelaku usaha bisa memanfaatkan kredit perbankan untuk meningkatkan ekspansi usaha pada 2021. "Bunga acuan yang menurun merupakan insentif bagi sektor riil," sebut Bhima. (Kunthi Fahmar Sandy/Rina Anggraeni)
(ysw)
Halaman :
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More