Pelabuhan Patimban Diharapkan Bisa Tekan Biaya Tinggi Pelabuhan
Jum'at, 27 November 2020 - 18:56 WIB
JAKARTA - Kalangan pengusaha mengharapkan Pelabuhan Patimban tidak hanya bisa menjadi penyeimbang Pelabuhan Tanjung Priok, tapi juga mampu menurunkan biaya pelabuhan yang tinggi. Biaya pelabuhan yang tinggi saat ini masih menjadi pekerjaan rumah bersama di sektor logistik nasional.
Untuk itu, pengoperasian Pelabuhan Patimban menjadi babak baru menciptakan pelabuhan dengan biaya efisien sehingga bisa kompetitif dengan pelabuhan berkelas dunia.
(Baca Juga: Ada Patimban, Ekspor ke China Tak Perlu Belok ke Negara Tetangga)
"Ini pekerjaan rumah bersama agar pelabuhan kita bisa lebih kompetitif. Pelabuhan Patimban menjadi pembuka jalan sehingga diharapkan operator juga harus mampu menjalankan dengan kompetitif dan standar layanan yang prima," ungkap Ketua Umum Indonesian Shipowners’ Association (INSA) Carmelita Hartoto dalam dialog publik yang digelar Kementerian Perhubungan (Kemenhub) secara virtual di Jakarta, Jumat (27/11/2020).
Menurut Carmelita, Pelabuhan Patimban sudah dirancang menjadi pelabuhan yang sesuai dengan ekosistem logistik nasional karena pembangunannya dilakukan sejak awal dan tidak terpisah-pisah. "Kami percaya pelabuhan patimban sudah dirancang sesuai dengan ekosistem logistik nasional karena pembangunannya dibarengi dengan teknologi dan ditunjang dengan infrastruktur yang ada di sekitarnya. Sehingga harapannya pelabuhan ini bisa lebih efisien," ucapnya.
Pelabuhan Patimban diprediksi akan menjadi pelabuhan besar yang difungsikan untuk kegiatan ekspor dan impor industri otomotif dan logistik dari dan ke Indonesia. Tingginya trafik angkutan dari pelabuhan utama yang ada saat ini di Tanjung Priok menjadi alasan pemerintah membangun Pelabuhan Patimban.
(Baca Juga: Ada Proyek Patimban, Luhut: Serap 4,3 Juta Tenaga Kerja)
Di sisi lain, sumbangsih kemacetan dari Pelabuhan Tanjung Priok pada distribusi barang ke daerah sekitarnya diharapkan bisa mengurangi biaya logistik dengan adanya Pelabuhan Patimban yang direncanakan soft launch pada 20 Desember 2020.
Untuk itu, pengoperasian Pelabuhan Patimban menjadi babak baru menciptakan pelabuhan dengan biaya efisien sehingga bisa kompetitif dengan pelabuhan berkelas dunia.
(Baca Juga: Ada Patimban, Ekspor ke China Tak Perlu Belok ke Negara Tetangga)
"Ini pekerjaan rumah bersama agar pelabuhan kita bisa lebih kompetitif. Pelabuhan Patimban menjadi pembuka jalan sehingga diharapkan operator juga harus mampu menjalankan dengan kompetitif dan standar layanan yang prima," ungkap Ketua Umum Indonesian Shipowners’ Association (INSA) Carmelita Hartoto dalam dialog publik yang digelar Kementerian Perhubungan (Kemenhub) secara virtual di Jakarta, Jumat (27/11/2020).
Menurut Carmelita, Pelabuhan Patimban sudah dirancang menjadi pelabuhan yang sesuai dengan ekosistem logistik nasional karena pembangunannya dilakukan sejak awal dan tidak terpisah-pisah. "Kami percaya pelabuhan patimban sudah dirancang sesuai dengan ekosistem logistik nasional karena pembangunannya dibarengi dengan teknologi dan ditunjang dengan infrastruktur yang ada di sekitarnya. Sehingga harapannya pelabuhan ini bisa lebih efisien," ucapnya.
Pelabuhan Patimban diprediksi akan menjadi pelabuhan besar yang difungsikan untuk kegiatan ekspor dan impor industri otomotif dan logistik dari dan ke Indonesia. Tingginya trafik angkutan dari pelabuhan utama yang ada saat ini di Tanjung Priok menjadi alasan pemerintah membangun Pelabuhan Patimban.
(Baca Juga: Ada Proyek Patimban, Luhut: Serap 4,3 Juta Tenaga Kerja)
Di sisi lain, sumbangsih kemacetan dari Pelabuhan Tanjung Priok pada distribusi barang ke daerah sekitarnya diharapkan bisa mengurangi biaya logistik dengan adanya Pelabuhan Patimban yang direncanakan soft launch pada 20 Desember 2020.
(fai)
Lihat Juga :
tulis komentar anda