Inflasi Masih Rendah, Bukti Turunnya Permintaan
Selasa, 01 Desember 2020 - 12:13 WIB
JAKARTA - Ekonom Core Piter Abdullah menilai inflasi hingga bulan November yang masih relatif rendah menandai masih turunnya permintaan akibat dampak pandemi Covid-19 .
(Baca Juga: Dipicu Kenaikan Harga Makanan-Minuman, November Inflasi 0,28%)
Menurut dia, inflasi diperkirakan sampai akhir tahun akan di bawah target 3,5% plus minus 1%. Adapun, Inflasi yang mulai meningkat sudah diperkirakan seiring sudah mulai meningkatnya aktivitas ekonomi di tengah pelonggaran PSBB.
"Inflasi kita lihat sebagai akibat bukan sebab. Sejauh ini inflasi masih relatif rendah. Inflasi yang rendah di satu sisi bagus karena daya beli masyarakat terjaga," jelasnya di Jakarta, Selasa (1/12/2020).
Sebagai informasi, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pada bulan November 2020 terjadi inflasi sebesar 0,28 %. Adapun inflasi secara tahunan (year-on-year/yoy) mencapai 1,59%.
(Baca Juga: November Inflasi 0,28%, Daya Beli Masyarakat Mulai Pulih?)
Di sisi lain, Peter mengatakan, perkembangan inflasi ini tidak menggembirakan, karena inflasi rendah ini disebabkan permintaan yang menurun akibat pandemi.
Dari 90 kota yang di survei Indeks harga Konsumen (IHK), sebanyak 7 kota mengalami deflasi dan 83 kota mengalami inflasi. BPS mencatat, dari 90 kota IHK, inflasi tertinggi terjadi di Tual sebesar 1,15% dan terendah terjadi di Bima sebesar 0,01%. Sementara deflasi tertinggi terjadi di Kendari -0,22% dan terendah terjadi di Meulaboh dan Palopo yang -0,01%.
(Baca Juga: Dipicu Kenaikan Harga Makanan-Minuman, November Inflasi 0,28%)
Menurut dia, inflasi diperkirakan sampai akhir tahun akan di bawah target 3,5% plus minus 1%. Adapun, Inflasi yang mulai meningkat sudah diperkirakan seiring sudah mulai meningkatnya aktivitas ekonomi di tengah pelonggaran PSBB.
"Inflasi kita lihat sebagai akibat bukan sebab. Sejauh ini inflasi masih relatif rendah. Inflasi yang rendah di satu sisi bagus karena daya beli masyarakat terjaga," jelasnya di Jakarta, Selasa (1/12/2020).
Sebagai informasi, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pada bulan November 2020 terjadi inflasi sebesar 0,28 %. Adapun inflasi secara tahunan (year-on-year/yoy) mencapai 1,59%.
(Baca Juga: November Inflasi 0,28%, Daya Beli Masyarakat Mulai Pulih?)
Di sisi lain, Peter mengatakan, perkembangan inflasi ini tidak menggembirakan, karena inflasi rendah ini disebabkan permintaan yang menurun akibat pandemi.
Dari 90 kota yang di survei Indeks harga Konsumen (IHK), sebanyak 7 kota mengalami deflasi dan 83 kota mengalami inflasi. BPS mencatat, dari 90 kota IHK, inflasi tertinggi terjadi di Tual sebesar 1,15% dan terendah terjadi di Bima sebesar 0,01%. Sementara deflasi tertinggi terjadi di Kendari -0,22% dan terendah terjadi di Meulaboh dan Palopo yang -0,01%.
(fai)
tulis komentar anda