Produksi BBO Paracetamol, Bio Farma Bakal Tekan Impor Bahan Baku Farmasi
Jum'at, 08 Januari 2021 - 15:02 WIB
JAKARTA - Holding BUMN Farmasi, PT Bio Farma (Persero) telah menyusun dokumen rencana kerja atau roadmap ihwal pengurangan impor bahan baku farmasi. Pembuatan roadmap tersebut seiring dengan upaya PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) dengan PT Kimia Farma (Persero) Tbk, mengembangkan Bahan Baku Obat (BBO) paracetamol .
Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir mengatakan, pihaknya telah memiliki roadmap untuk mengurangi bahan baku impor. Di sisi lain, manajemen juga berupaya memperkuat value chain ekosistem industri kesehatan dengan pendirian pabrik BBO. Dengan begitu, manajemen perseroan berharap dapat meningkatkan bahan baku farmasi di Tanah Air dan memperkuat kinerja bisnisnya.
(
)
“Tentunya kami sangat mengapresiasi kerja sama ini dan kami berharap dapat memperkuat kemandirian industri farmasi nasional, sekaligus meningkatkan value chain produk petrokimia yang dihasilkan oleh Pertamina,” ujar Honesti, Jumat (8/1/2021).
Holding BUMN Farmasi itu sebelumnya telah berupaya memperkuat value chain ekosistem industri kesehatan ini dengan pendirian pabrik BBO Kimia Farma Sungwun Pharmacopia.
( )
Dengan menggandeng partner yang strategis, diharapkan efisiensi dari kerja sama bisnis ini dapat terwujud. "Kerja sama ini dapat menjadi solusi atas permasalahan ketersediaan bahan baku produk," kata dia.
Wakil Menteri (Wamen) BUMN I Pahala Nugraha Mansury mencatat, sinergi antara PT KPI dengan Kimia Farma untuk mengembangkan Bahan Baku Obat (BBO) paracetamol dari Benzene dapat mendukung kemandirian farmasi nasional. Upaya adanya kemandirian farmasi nasional seiring dengan 95% kebutuhan BBO dalam negeri masih diimpor.
( )
"Kami menyambut baik dan mengapresiasi langkah terobosan yang dilaksanakan oleh Pertamina melalui PT KPI dan Kimia Farma yang berencana untuk membangun Pabrik Farmasi Paracetamol dengan kapasitas 3.800 ton per Annum (TPA) dari turunan produk Petrokimia yaitu Benzene," ujar dia.
Dia bilang, pandemi Covid-19 membuat sektor kesehatan menjadi modal utama yang tidak terpisahkan dari rangkaian Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Maka, pengembangan BBO Parasetamol seyogyanya harus dilakukan.
Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir mengatakan, pihaknya telah memiliki roadmap untuk mengurangi bahan baku impor. Di sisi lain, manajemen juga berupaya memperkuat value chain ekosistem industri kesehatan dengan pendirian pabrik BBO. Dengan begitu, manajemen perseroan berharap dapat meningkatkan bahan baku farmasi di Tanah Air dan memperkuat kinerja bisnisnya.
(
Baca Juga
“Tentunya kami sangat mengapresiasi kerja sama ini dan kami berharap dapat memperkuat kemandirian industri farmasi nasional, sekaligus meningkatkan value chain produk petrokimia yang dihasilkan oleh Pertamina,” ujar Honesti, Jumat (8/1/2021).
Holding BUMN Farmasi itu sebelumnya telah berupaya memperkuat value chain ekosistem industri kesehatan ini dengan pendirian pabrik BBO Kimia Farma Sungwun Pharmacopia.
( )
Dengan menggandeng partner yang strategis, diharapkan efisiensi dari kerja sama bisnis ini dapat terwujud. "Kerja sama ini dapat menjadi solusi atas permasalahan ketersediaan bahan baku produk," kata dia.
Wakil Menteri (Wamen) BUMN I Pahala Nugraha Mansury mencatat, sinergi antara PT KPI dengan Kimia Farma untuk mengembangkan Bahan Baku Obat (BBO) paracetamol dari Benzene dapat mendukung kemandirian farmasi nasional. Upaya adanya kemandirian farmasi nasional seiring dengan 95% kebutuhan BBO dalam negeri masih diimpor.
( )
"Kami menyambut baik dan mengapresiasi langkah terobosan yang dilaksanakan oleh Pertamina melalui PT KPI dan Kimia Farma yang berencana untuk membangun Pabrik Farmasi Paracetamol dengan kapasitas 3.800 ton per Annum (TPA) dari turunan produk Petrokimia yaitu Benzene," ujar dia.
Dia bilang, pandemi Covid-19 membuat sektor kesehatan menjadi modal utama yang tidak terpisahkan dari rangkaian Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Maka, pengembangan BBO Parasetamol seyogyanya harus dilakukan.
(ind)
tulis komentar anda