Pengusaha 'Teriak' Soal Pembatasan Kegiatan Jawa-Bali: Jangan Pukul Semua Sektor
Senin, 11 Januari 2021 - 19:39 WIB
JAKARTA - Asosiasi pengusaha Indonesia (Apindo) menyatakan, telah melakukan diskusi dengan berbagai pihak terkait Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Jawa dan Bali pada Bali 11-25 januari 2021, khususnya pada sektor sektor usaha. Ketua Bidang Kebijakan Publik Asosiasi pengusaha indonesia (Apindo) Sutrisno Iwanton menerangkan, jangan melakukan pendekatan yang sama pada seluruh sektor usaha.
(Baca Juga: Pembatasan Aktivitas Jawa-Bali Berlaku Hari Ini Bikin Kurs Rupiah Loyo )
Pasalnya ada sektor tertentu yang sebenarnya bukan klaster dan sektor ini harus diperbolehkan hidup agar ekonominya jalan. "Nah kalau ekonominya tidak jalan daya beli tidak ada, maka dampaknya ke masyarakat juga. Artinya ekonomi tidak bisa memberikan penghidupan bagi masyarakat. Itu yang harus di pikirkan," katanya di Jakarta, Senin (11/1/2021).
Dia juga memandang, sektor sektor seperti sektor hotel, restoran, penerbangan dan pariwisata merupakan sektor terdampak sangat besar akibat pandemi sehingga harus diperlakukan berbeda untuk sektor ini. "Ini harus dikasih dukungan over all agar mereka bisa recovery dan tidak bangkrut. Kalau bangkrut akan menyulitkan kita semua," ujar Sutrisno.
(Baca Juga: Duh Gusti! Bisnis Hotel Babak Belur Nunggu Vaksinasi )
Tetapi sektor-sektor yang dampaknya mungkin netral bahkan positif seperti farmasi, kesehatan dan telekomunikasi tentu perlakuannya berbeda dimana mereka cukup diberikan iklim yang memungkinkan bisnis lanjut sehingga bisnis mereka akan lebih baik.
"Pengusaha juga mengingingkan jangan suka pukul rata sektor-sektor yang masih bisa jalan dengan tingkat risiko yang lebih rendah. Ini saya kira harus bisa diperhatikan semua agar bisa berjalan mulus," tandasnya.
(Baca Juga: Pembatasan Aktivitas Jawa-Bali Berlaku Hari Ini Bikin Kurs Rupiah Loyo )
Pasalnya ada sektor tertentu yang sebenarnya bukan klaster dan sektor ini harus diperbolehkan hidup agar ekonominya jalan. "Nah kalau ekonominya tidak jalan daya beli tidak ada, maka dampaknya ke masyarakat juga. Artinya ekonomi tidak bisa memberikan penghidupan bagi masyarakat. Itu yang harus di pikirkan," katanya di Jakarta, Senin (11/1/2021).
Dia juga memandang, sektor sektor seperti sektor hotel, restoran, penerbangan dan pariwisata merupakan sektor terdampak sangat besar akibat pandemi sehingga harus diperlakukan berbeda untuk sektor ini. "Ini harus dikasih dukungan over all agar mereka bisa recovery dan tidak bangkrut. Kalau bangkrut akan menyulitkan kita semua," ujar Sutrisno.
(Baca Juga: Duh Gusti! Bisnis Hotel Babak Belur Nunggu Vaksinasi )
Tetapi sektor-sektor yang dampaknya mungkin netral bahkan positif seperti farmasi, kesehatan dan telekomunikasi tentu perlakuannya berbeda dimana mereka cukup diberikan iklim yang memungkinkan bisnis lanjut sehingga bisnis mereka akan lebih baik.
"Pengusaha juga mengingingkan jangan suka pukul rata sektor-sektor yang masih bisa jalan dengan tingkat risiko yang lebih rendah. Ini saya kira harus bisa diperhatikan semua agar bisa berjalan mulus," tandasnya.
(akr)
tulis komentar anda