Sektor Hulu Migas Siap Tancap Gas Menuju 1 Juta Barel
Selasa, 12 Januari 2021 - 06:40 WIB
Dia mengatakan, realisasi pengeboran sumur pengembangan tahun 2020 sebanyak 268 sumur. Tahun 2021 ini, SKK Migas mendorong agar pengeboran meningkat lebih dari dua kali lipat dari pengeboran tahun 2020, dengan menargetkan kegiatan pengeboran sebanyak 616 sumur pengembangan.
“Untuk kegiatan workover ditargetkan sebanyak 615 sumur dan well service juga meningkat menjadi 26.431 sumur,” kata Jaffee. Lifting minyak tahun 2021 ditargetkan sebesar 705.000 BOPD dan gas sebesar 5,6 BSCFD.
Untuk mencapai target produksi tersebut, Indonesia membutuhkan investasi sebesar USD250 miliar (sekitar Rp3.528 triliun) atau sekitar USD 25 miliar (Rp352 triliun) per tahun.
(Baca juga: Lima Jurus Fiskal agar Investasi Migas Kian Luber )
“Investasi ini mutlak dibutuhkan industri hulu migas untuk melakukan kegiatan eksplorasi, pengembangan, maupun produksi. Oleh karena itu, pada saat yang sama kami juga membutuhkan kepastian berusaha bagi investor,” katanya.
SKK Migas telah menyiapkan empat strategi untuk mengejar target produksi tersebut. Pertama, mempertahankan produksi-produksi yang sudah ada. Kemudian percepatan sumber daya menjadi produksi, penerapan enhanced oil recovery (EOR), dan melakukan kegiatan eksplorasi yang masif.
“Untuk kegiatan workover ditargetkan sebanyak 615 sumur dan well service juga meningkat menjadi 26.431 sumur,” kata Jaffee. Lifting minyak tahun 2021 ditargetkan sebesar 705.000 BOPD dan gas sebesar 5,6 BSCFD.
Untuk mencapai target produksi tersebut, Indonesia membutuhkan investasi sebesar USD250 miliar (sekitar Rp3.528 triliun) atau sekitar USD 25 miliar (Rp352 triliun) per tahun.
(Baca juga: Lima Jurus Fiskal agar Investasi Migas Kian Luber )
“Investasi ini mutlak dibutuhkan industri hulu migas untuk melakukan kegiatan eksplorasi, pengembangan, maupun produksi. Oleh karena itu, pada saat yang sama kami juga membutuhkan kepastian berusaha bagi investor,” katanya.
SKK Migas telah menyiapkan empat strategi untuk mengejar target produksi tersebut. Pertama, mempertahankan produksi-produksi yang sudah ada. Kemudian percepatan sumber daya menjadi produksi, penerapan enhanced oil recovery (EOR), dan melakukan kegiatan eksplorasi yang masif.
(ynt)
tulis komentar anda