Pemerintah Targetkan 4 Smelter Beroperasi Tahun Ini
Jum'at, 15 Januari 2021 - 20:03 WIB
JAKARTA - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menargetkan sebanyak 4 fasilitas pemurnian mineral ( smelter ) akan beroperasi di tahun 2021. Adapun realisasi smelter sampai dengan tahun 2020 sebanyak 19 smelter.
Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian ESDM Ridwan Djamaludin mengatakan, rencana pembangunan smelter ditargetkan sebanyak 53 smelter hingga tahun 2024. Di tahun 2020 sudah terbangun 19 smelter dan akan bertambah menjadi 23 smelter pada tahun ini.
"Investasi akan terus meningkat. Di tahun 2022 akan terbangun 28 smelter dan puncaknya di tahun 2023 dan 2024 sebanyak 53 smelter," ujarnya dalam konferensi pers Capaian Kinerja 2020 dan Rencana Kerja 2021 secara virtual, Jumat (15/1/2021).
Ridwan melanjutkan, pembangunan sejumlah smelter sedikit bergeser dari rencana semula akibat pandemi Covid-19. Namun badan usaha tetap menyesuaikan rencana kerja mereka sehingga target akhir masih sama yakni semua harus terbangun dan beroperasi pada tahun 2023.
Pemerintah terus berupaya agar pembangunan smelter sesuai amanat Undang-Undang (UU) Minerba. "Nilai investasi di tahun 2021 akan tercapai USD2,2 miliar. Kemudian meningkatkan USD4,9 miliar pada 2022," ungkapnya.
Direktur Pembinaan dan Pengusahaan Mineral Kementerian ESDM Yunus Saefulhak mengatakan, empat smelter yang akan beroperasi tahun ini terdiri dari 3 perusahaan smelter yang bergerak di bidang nikel dan 1 smelter menggarap timbal.
"Ada milik PT Antam Tbk di Tanjung Buli, PT SNI di Cilegon, PT Cahaya Modern Metal Industri di Cikande yang menggarap nikel. Kemudian 1 smelter milik PT Kapuas Prima Coal," tuturnya.
Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian ESDM Ridwan Djamaludin mengatakan, rencana pembangunan smelter ditargetkan sebanyak 53 smelter hingga tahun 2024. Di tahun 2020 sudah terbangun 19 smelter dan akan bertambah menjadi 23 smelter pada tahun ini.
"Investasi akan terus meningkat. Di tahun 2022 akan terbangun 28 smelter dan puncaknya di tahun 2023 dan 2024 sebanyak 53 smelter," ujarnya dalam konferensi pers Capaian Kinerja 2020 dan Rencana Kerja 2021 secara virtual, Jumat (15/1/2021).
Ridwan melanjutkan, pembangunan sejumlah smelter sedikit bergeser dari rencana semula akibat pandemi Covid-19. Namun badan usaha tetap menyesuaikan rencana kerja mereka sehingga target akhir masih sama yakni semua harus terbangun dan beroperasi pada tahun 2023.
Pemerintah terus berupaya agar pembangunan smelter sesuai amanat Undang-Undang (UU) Minerba. "Nilai investasi di tahun 2021 akan tercapai USD2,2 miliar. Kemudian meningkatkan USD4,9 miliar pada 2022," ungkapnya.
Direktur Pembinaan dan Pengusahaan Mineral Kementerian ESDM Yunus Saefulhak mengatakan, empat smelter yang akan beroperasi tahun ini terdiri dari 3 perusahaan smelter yang bergerak di bidang nikel dan 1 smelter menggarap timbal.
"Ada milik PT Antam Tbk di Tanjung Buli, PT SNI di Cilegon, PT Cahaya Modern Metal Industri di Cikande yang menggarap nikel. Kemudian 1 smelter milik PT Kapuas Prima Coal," tuturnya.
(fai)
tulis komentar anda