Ekonomi RI Jauh Lebih Baik dari Amerika Serikat, Kata Erick Thohir Nih
Senin, 08 Februari 2021 - 16:59 WIB
JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menuturkan, di tengah pandemi Covid-19, ekonomi Indonesia diklaim lebih baik dari Amerika Serikat, Filipina, Singapura, Italia, Perancis, dan Jerman. Padahal menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), tercatat pertumbuhan ekonomi RI sepanjang 2020 minus 2,07% secara tahunan atau year on year (yoy).
Namun menurut Erik, pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di titik yang lebih baik dibandingkan negara-negara lain bahkan dari negara maju seperti Amerika Serikat (AS). Karena itu Erick menilai, Indonesia patut berbangga, meski ke depan pertumbuhan ekonomi Tanah Air masih terus diupayakan untuk mencapai pada tahap pemulihan.
“Asia Tenggara seperti Filipina dan Singapura kemudian di dunia ada Italia, Perancis, Jerman, AS, juga negatif. Patut berbangga meskipun kita tidak bisa bicara ke depan akan jadi yang terbaik, tetapi kita di titik ini yang pasti jauh lebih baik,” ujar Erick dalam acara Konvensi Nasional Media Massa, di Jakarta, Senin (8/2/2021).
Pertumbuhan ekonomi nasional pada kuartal IV 2020 yang tercatat minus 2,19 (yoy), masih lebih baik dari negara-negara lain di dunia. Mantan Bos Inter Milan itu meyakini akselerasi ekonomi Tanah Air akan mencapai puncaknya pada 2022 mendatang.
“Basis pembicaraan saya bisa juga dilihat hari ini, di mana seperti yang bisa kita lihat terbukti di akhir 2020 secara kuartal IV masih banyak negara pertumbuhannya negatif,” katanya.
Untuk mencapai target itu, pemerintah terus berupaya menekan angka penyebaran Covid-19 dengan menggalakan program vaksinasi. Pemerintah berkeyakinan kuat, jika vaksinasi menjadi instrumen utama mengurangi tingkat terinfeksi virus. Dengan begitu, pemulihan ekonomi akan cepat terealisasikan.
Saat ini, Pemerintah melalui sejumlah pihak tengah menggenjot vaksin Merah Putih. Nantinya, vaksin Covid-19 ini akan diproduksi oleh Holding BUMN Farmasi, PT Bio Farma (Persero). Hasil produksi Bio Farma juga digandang-gadang mampu menekan angka impor vaksin yang dilakukan pemerintah saat ini.
“Sekarang kita sudah kerja sama dengan tujuh lembaga jadi kita bisa mempercepat atau kita bisa mendukung agar ini menjadi tidak ketergantungan (vaksin),” terang Erick.
Namun menurut Erik, pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di titik yang lebih baik dibandingkan negara-negara lain bahkan dari negara maju seperti Amerika Serikat (AS). Karena itu Erick menilai, Indonesia patut berbangga, meski ke depan pertumbuhan ekonomi Tanah Air masih terus diupayakan untuk mencapai pada tahap pemulihan.
“Asia Tenggara seperti Filipina dan Singapura kemudian di dunia ada Italia, Perancis, Jerman, AS, juga negatif. Patut berbangga meskipun kita tidak bisa bicara ke depan akan jadi yang terbaik, tetapi kita di titik ini yang pasti jauh lebih baik,” ujar Erick dalam acara Konvensi Nasional Media Massa, di Jakarta, Senin (8/2/2021).
Pertumbuhan ekonomi nasional pada kuartal IV 2020 yang tercatat minus 2,19 (yoy), masih lebih baik dari negara-negara lain di dunia. Mantan Bos Inter Milan itu meyakini akselerasi ekonomi Tanah Air akan mencapai puncaknya pada 2022 mendatang.
“Basis pembicaraan saya bisa juga dilihat hari ini, di mana seperti yang bisa kita lihat terbukti di akhir 2020 secara kuartal IV masih banyak negara pertumbuhannya negatif,” katanya.
Untuk mencapai target itu, pemerintah terus berupaya menekan angka penyebaran Covid-19 dengan menggalakan program vaksinasi. Pemerintah berkeyakinan kuat, jika vaksinasi menjadi instrumen utama mengurangi tingkat terinfeksi virus. Dengan begitu, pemulihan ekonomi akan cepat terealisasikan.
Saat ini, Pemerintah melalui sejumlah pihak tengah menggenjot vaksin Merah Putih. Nantinya, vaksin Covid-19 ini akan diproduksi oleh Holding BUMN Farmasi, PT Bio Farma (Persero). Hasil produksi Bio Farma juga digandang-gadang mampu menekan angka impor vaksin yang dilakukan pemerintah saat ini.
“Sekarang kita sudah kerja sama dengan tujuh lembaga jadi kita bisa mempercepat atau kita bisa mendukung agar ini menjadi tidak ketergantungan (vaksin),” terang Erick.
(akr)
Lihat Juga :
tulis komentar anda