Isu Penyelundupan Baja, Hipmi Desak Nasir Buktikan Tuduhan
Kamis, 25 Maret 2021 - 18:15 WIB
JAKARTA - Anggota Komisi VII DPR RI Fraksi Demokrat, Muhammad Nasir menuduh PT Krakatau Steel (Persero) Tbk (KRAS) melakukan penyelundupan produk baja dari China dalam rapat dengan pendapat (RDP) di Komisi VII DPR RI.
Nasir menuduh modus penyelundupan itu dilakukan Krakatau Steel dengan menstempel produk asal China itu, sehingga seolah-olah baja tersebut diproduksi oleh BUMN. Hal tersebut membuat negara berpotensi merugi hingga Rp10 triliun.
Wakil Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Anggawira menyebut, di tengah kinerja Krakatau Steel yang menorehkan prestasi, tuduhan yang cenderung negatif itu harus ditelusuri kebenarannya, sehingga tidak menjadi fitnah.
"Ada isu ini kan membuat sentimen yang negatif, padahal ya perlu ditelusuri kebenarannya seperti apa, jangan sampai ini sebagai fitnah untuk menjelek-jelekkan prestasi Krakatau Steel yang sudah positif," ujar Anggawira, dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Kamis (25/03/2021).
Dia menambahkan, prospek Krakatau Steel sudah positif, pada Maret ini saja berhasil melakukan ekspor baja HRC sebanyak 20 ribu ton hingga pasar Eropa dengan negara tujuan Portugal, Italia dan Spanyol.
"Di tengah rebound positif yang dilakukan Krakatau Steel, pembenahan-pembenahan, tata niaga dan juga konsolidasi secara internal dalam konteks peningkatan produksi Krakatau Steel juga sudah mencatat ekspor besi keluar baru-baru saja," ucapnya.
Selain itu, dia menambahkan, sentimen positif yang didapat oleh KRAS seperti kenaikan harga saham, restrukturisasi yang positif dan juga konsolidasi internal yang cukup baik ditandai dengan ekspor baja yang beberapa waktu lalu telah dilakukan. Menurut dia, tuduhan ini sangat tidak mendasar apalagi tidak disertai dengan bukti-bukti yang clear.
"Adapun pengaturan importasi dan lain sebagainya itu adalah wewenang Kementerian Perindustrian dan Kementerian Perdagangan dalam hal ini baja sebagai industri strategis sudah sangat ketat proses pengawasan dalam importasi ini. Jangan sampai hal ini menjadi salah satu cara untuk melemahkan Krakatau Steel sebagai salah satu entitas BUMN yang menunjang industri strategis," ungkapnya.
Nasir menuduh modus penyelundupan itu dilakukan Krakatau Steel dengan menstempel produk asal China itu, sehingga seolah-olah baja tersebut diproduksi oleh BUMN. Hal tersebut membuat negara berpotensi merugi hingga Rp10 triliun.
Wakil Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Anggawira menyebut, di tengah kinerja Krakatau Steel yang menorehkan prestasi, tuduhan yang cenderung negatif itu harus ditelusuri kebenarannya, sehingga tidak menjadi fitnah.
"Ada isu ini kan membuat sentimen yang negatif, padahal ya perlu ditelusuri kebenarannya seperti apa, jangan sampai ini sebagai fitnah untuk menjelek-jelekkan prestasi Krakatau Steel yang sudah positif," ujar Anggawira, dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Kamis (25/03/2021).
Baca Juga
Dia menambahkan, prospek Krakatau Steel sudah positif, pada Maret ini saja berhasil melakukan ekspor baja HRC sebanyak 20 ribu ton hingga pasar Eropa dengan negara tujuan Portugal, Italia dan Spanyol.
"Di tengah rebound positif yang dilakukan Krakatau Steel, pembenahan-pembenahan, tata niaga dan juga konsolidasi secara internal dalam konteks peningkatan produksi Krakatau Steel juga sudah mencatat ekspor besi keluar baru-baru saja," ucapnya.
Selain itu, dia menambahkan, sentimen positif yang didapat oleh KRAS seperti kenaikan harga saham, restrukturisasi yang positif dan juga konsolidasi internal yang cukup baik ditandai dengan ekspor baja yang beberapa waktu lalu telah dilakukan. Menurut dia, tuduhan ini sangat tidak mendasar apalagi tidak disertai dengan bukti-bukti yang clear.
"Adapun pengaturan importasi dan lain sebagainya itu adalah wewenang Kementerian Perindustrian dan Kementerian Perdagangan dalam hal ini baja sebagai industri strategis sudah sangat ketat proses pengawasan dalam importasi ini. Jangan sampai hal ini menjadi salah satu cara untuk melemahkan Krakatau Steel sebagai salah satu entitas BUMN yang menunjang industri strategis," ungkapnya.
tulis komentar anda