Ekspor Maret Cetak Rekor Tertinggi, Mendag: Sinyal Pemulihan Ekonomi
Jum'at, 16 April 2021 - 19:13 WIB
JAKARTA - Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi menyebutkan bahwa ekspor Indonesia di bulan Maret 2021 mencetak rekor tertinggi sejak periode bulan Agustus 2011. Dia optimistis bahwa rekor ini merupakan sinyal positif pemulihan ekonomi Indonesia.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), total nilai ekspor Maret 2021 mencapai USD 18,35 miliar. Nilai ini meningkat 20,31% dibandingkan dengan ekspor pada Februari yang berada di angka USD15,26 miliar. Ditambah lagi, ekspor bulan Maret 2021 juga tercatat sebagai yang tertinggi sejak Agustus 2011 senilai USD 18,64 miliar.
"Secara struktur, ekspor kali ini lebih kokoh dibandingkan Agustus 2011. Kala itu, ekspor yang tinggi lebih banyak disumbangkan oleh tren super cycle yang artinya dari barang mentah dan barang setengah jadi," ujar Lutfi dalam konferensi pers virtual di Jakarta, Jumat (16/4/2021).
Dia mengatakan, pada kala itu, angka ekspor yang besar karena ekspor migas dan nonmigas. Di mana pada saat itu, harga minyak lebih dari USD140 dibandingkan sekarang USD60. "Di bulan Maret 2021, ekspor migas hanya USD0,91 miliar. Ini pengekspor lebih banyak industri teknologi tinggi,” tambah Lutfi.
Dia memaparkan bahwa ekspor non migas Indonesia per Maret 2021 sudah didominasi oleh sektor industri dengan kontribusi mencapai 80,84%. "Pertumbuhan ekspor yang signifikan pada Maret 2021 didorong oleh naiknya permintaan di berbagai negara. Selain itu, harga komoditas ekspor Indonesia tercatat mengalami kenaikan," pungkas Lutfi.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), total nilai ekspor Maret 2021 mencapai USD 18,35 miliar. Nilai ini meningkat 20,31% dibandingkan dengan ekspor pada Februari yang berada di angka USD15,26 miliar. Ditambah lagi, ekspor bulan Maret 2021 juga tercatat sebagai yang tertinggi sejak Agustus 2011 senilai USD 18,64 miliar.
"Secara struktur, ekspor kali ini lebih kokoh dibandingkan Agustus 2011. Kala itu, ekspor yang tinggi lebih banyak disumbangkan oleh tren super cycle yang artinya dari barang mentah dan barang setengah jadi," ujar Lutfi dalam konferensi pers virtual di Jakarta, Jumat (16/4/2021).
Dia mengatakan, pada kala itu, angka ekspor yang besar karena ekspor migas dan nonmigas. Di mana pada saat itu, harga minyak lebih dari USD140 dibandingkan sekarang USD60. "Di bulan Maret 2021, ekspor migas hanya USD0,91 miliar. Ini pengekspor lebih banyak industri teknologi tinggi,” tambah Lutfi.
Dia memaparkan bahwa ekspor non migas Indonesia per Maret 2021 sudah didominasi oleh sektor industri dengan kontribusi mencapai 80,84%. "Pertumbuhan ekspor yang signifikan pada Maret 2021 didorong oleh naiknya permintaan di berbagai negara. Selain itu, harga komoditas ekspor Indonesia tercatat mengalami kenaikan," pungkas Lutfi.
(ind)
Lihat Juga :
tulis komentar anda