Dituding Pro-Radikalisme, Sosok Kuntjoro Pinardi: Pendukung Jokowi dan Turut Membangun Papua
Selasa, 27 April 2021 - 10:52 WIB
JAKARTA - Beberapa orang dari Jawa bersama putra daerah Papua bekerja sama untuk membangkitkan listrik tenaga air atau pembangkit listrik tenaga mikrohidro (PLTMH). Secara fisik melelahkan, tetapi hasilnya menyenangkan karena listrik akan dapat mengaliri Desa Wehali, Papua.
Usaha jauh di Papua itu digerakkan oleh seorang diaspora yang hidup hampir 20 tahun di luar negeri, seorang guru besar madya dari universitas Swedia dan lulusan universitas Delft sebuah Universitas di Belanda. Dia adalah Kuntjoro Pinardi.
Kuntjoro tidak memedulikan investasi biaya yang perlu dilakukan, juga investasi waktunya untuk mengkordinasikan kegiatan dari Jawa hingga Papua. Dia tidak memedulikan suara yangg meragukan aktivitas itu. Pun tak peduli betapa pekerjaannya menempuh jalan sunyi.
Baca juga:Murah Bun! Beli Daging Sapi di Online Bulog cuma 90 Ribu per Kg
Dia mengerti, ada dua kata yang harus dikatakan kepada keluarganya ketika kembali ke Indonesia, yaitu mulai baru dan pay forward.
"Kalau mau hidup stabil, gaji seorang guru besar madya di Swedia sudah cukup besar, namun jauh dari negeri Indonesia, yang pernah mengirimnya untuk sekolah sarjana tehnik di Delft, Belanda. Namun jika ingin berbakti lebih dekat ke negeri, harus berani memulai dari awal," tulis Yusuf Ibrahim, pakar resolusi konflik dikutip, Selasa (27/42021).
Dan usaha awal untuk berkontribusi bagi kesejahteraan desa kecil di Papua-lah yang memicu usahanya untuk langsung membangun negeri.
Setelah hampir 20 tahun di Eropa, Kuntjoro kembali ke Indonesia pada 2004, dan memulai kehidupan sebagai dosen dan professional di bidang telekomunikasi dan IT. Proyek yang dikerjakan merupakan kerja sama antara MNC dan BUMN teknologi.
Berbagai proyek teknologi tersebut berhasil diselesaikan dengan baik. Walau begitu perubahan teknologi juga cepat, terjadi disrupsi yang besar di dunia telekomunikasi, sehingga dia harus beradaptasi, berpindah jalur menjadi pengusaha kecil dan dosen di berbagai universitas.
Usaha jauh di Papua itu digerakkan oleh seorang diaspora yang hidup hampir 20 tahun di luar negeri, seorang guru besar madya dari universitas Swedia dan lulusan universitas Delft sebuah Universitas di Belanda. Dia adalah Kuntjoro Pinardi.
Kuntjoro tidak memedulikan investasi biaya yang perlu dilakukan, juga investasi waktunya untuk mengkordinasikan kegiatan dari Jawa hingga Papua. Dia tidak memedulikan suara yangg meragukan aktivitas itu. Pun tak peduli betapa pekerjaannya menempuh jalan sunyi.
Baca juga:Murah Bun! Beli Daging Sapi di Online Bulog cuma 90 Ribu per Kg
Dia mengerti, ada dua kata yang harus dikatakan kepada keluarganya ketika kembali ke Indonesia, yaitu mulai baru dan pay forward.
"Kalau mau hidup stabil, gaji seorang guru besar madya di Swedia sudah cukup besar, namun jauh dari negeri Indonesia, yang pernah mengirimnya untuk sekolah sarjana tehnik di Delft, Belanda. Namun jika ingin berbakti lebih dekat ke negeri, harus berani memulai dari awal," tulis Yusuf Ibrahim, pakar resolusi konflik dikutip, Selasa (27/42021).
Dan usaha awal untuk berkontribusi bagi kesejahteraan desa kecil di Papua-lah yang memicu usahanya untuk langsung membangun negeri.
Setelah hampir 20 tahun di Eropa, Kuntjoro kembali ke Indonesia pada 2004, dan memulai kehidupan sebagai dosen dan professional di bidang telekomunikasi dan IT. Proyek yang dikerjakan merupakan kerja sama antara MNC dan BUMN teknologi.
Berbagai proyek teknologi tersebut berhasil diselesaikan dengan baik. Walau begitu perubahan teknologi juga cepat, terjadi disrupsi yang besar di dunia telekomunikasi, sehingga dia harus beradaptasi, berpindah jalur menjadi pengusaha kecil dan dosen di berbagai universitas.
Lihat Juga :
tulis komentar anda