Tren Positif Hilir Sawit Berdampak ke Masyarakat
Selasa, 11 Mei 2021 - 03:39 WIB
Penyerahan bantuan ini dihadiri perwakilan asosiasi antara lain Paulus Tjakrawan (Ketua Harian Aprobi), Irma Rachmania (Ketua Bidang Pemasaran dan Promosi Aprobi), Rahayu Dwi Mampuni (Sekretariat Aprobi), dan Dinna (Sekretariat Apolin).
Di industri minyak goreng, produsen tetap optimistis dengan konsumsi domestik. Ketua Umum GIMNI Bernard Riedo mengatakan pelaku industri minyak goreng mengikuti arahan pemerintah untuk menjaga ketersediaan barang di pasar. Masyarakat tidak akan kesulitan mencari minyak goreng walaupun harga sawit sedang tinggi di pasar global.
“Konsumsi masyarakat selama Ramadan tetap stabil. Sebab, pemerintah memperketat pembatasan mikro untuk mencegah penularan Covid-19. Pelaku industri mendukung kebijakan ini demi kesehatan masyarakat. Dari sisi logistik, distribusi minyak goreng tetap lancar tanpa hambatan berarti,” ujar Bernard.
Dalam kesempatan terpisah, Ketua Umum Apolin Rapolo Hutabarat menjelaskan permintaan oleokimia di dalam negeri akan meningkat antara 165.000-168.000 ton setiap bulan sepanjang tahun ini. Pertumbuhan domestik rerata 10%-12% sehingga dalam setahun dapat mencapai 1,98 juta-2 juta ton.
Untuk oleokimia, pandemi tidak mengganggu volume dan nilai ekspornya di tahun lalu. Pada 2019, volume ekspor 3,18 juta ton dengan nilai sebesar USD2,03 miliar. Namun di tahun 2020, menurut Rapolo sebagai dampak dari pandemi meningkatkan kebutuhan produk oleokimia dari industri farmasi dan kesehatan. Ekspor dapat mencapai 3,87 juta ton dengan nilai USD2,57 miliar.
Di industri minyak goreng, produsen tetap optimistis dengan konsumsi domestik. Ketua Umum GIMNI Bernard Riedo mengatakan pelaku industri minyak goreng mengikuti arahan pemerintah untuk menjaga ketersediaan barang di pasar. Masyarakat tidak akan kesulitan mencari minyak goreng walaupun harga sawit sedang tinggi di pasar global.
“Konsumsi masyarakat selama Ramadan tetap stabil. Sebab, pemerintah memperketat pembatasan mikro untuk mencegah penularan Covid-19. Pelaku industri mendukung kebijakan ini demi kesehatan masyarakat. Dari sisi logistik, distribusi minyak goreng tetap lancar tanpa hambatan berarti,” ujar Bernard.
Dalam kesempatan terpisah, Ketua Umum Apolin Rapolo Hutabarat menjelaskan permintaan oleokimia di dalam negeri akan meningkat antara 165.000-168.000 ton setiap bulan sepanjang tahun ini. Pertumbuhan domestik rerata 10%-12% sehingga dalam setahun dapat mencapai 1,98 juta-2 juta ton.
Untuk oleokimia, pandemi tidak mengganggu volume dan nilai ekspornya di tahun lalu. Pada 2019, volume ekspor 3,18 juta ton dengan nilai sebesar USD2,03 miliar. Namun di tahun 2020, menurut Rapolo sebagai dampak dari pandemi meningkatkan kebutuhan produk oleokimia dari industri farmasi dan kesehatan. Ekspor dapat mencapai 3,87 juta ton dengan nilai USD2,57 miliar.
(dar)
tulis komentar anda