UMKM Jangan Hanya Jadi Perantara
Senin, 24 Mei 2021 - 05:54 WIB
Sebelumnya, Wakil Direktur Indef, Eko Listiyanto mengungkapkan ekspor produk UMKM Indonesia masih tertinggal jauh apabila dibandingkan dengan negara-negara ASEAN. Tercatat, ekspor UMKM RI masih di angka 19%. Angkaa tersebut tidak mengalami kenaikan pasti selama beberapa tahun belakangan.
"Dilihat secara produktif kelihatan ya, dari ekspor begitu, Indonesia masih tertinggal dibandingkan Malaysia dan Thailand. Sekitar 15% porsi UMKM untuk ekspor, itu Malaysia sudah mendekati 20%. Sementara Thailand sudah mendekati angka 30%," ujar Eko dalam Webinar Indef, Senin, (10/5) lalu.
Indef yang menelusuri perkembangan UMKM di sejumlah negara menemukan, salah satu faktor fundamental yang mendorong kinerja usaha mikro, dalam hal ini di Malaysia, adalah upaya pengembangan ekosistem. Menurut dia, otoritas setempat memperkuat level pembiayaan dan pembinaan bagi pelaku usaha.
’’Jadi baik dalam level pembiayaan dan pembinaan, itu juga dilakukan secara intensif, sehingga wajar kemudian mereka mampu naik kelas dan ekspansi bisnisnya hingga sampai ke ranah ekspor," katanya.
Aspek kredit pun menjadi instrumen lain dari pengembangan UMKM Malaysia. Di negara setempat, angka kredit perbankan berada di level 50%. Persentase itu naik signifikan jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Sedangkan di Indonesia masih berada di level 19-20%. Eko menilai, dukungan pembiayaan untuk UMKM mampu mendorong kinerja usahanya.
"Kalau kita lihat, ini spesifikasi dari sisi kredit nya dan dukungan pembiayaan. Dukungan pembiayaan di Indonesia sangat flat, ini sekitar 19-20%. Dari tahun ke tahun segitu gitu aja gak naik naik, sehingga harus ada terobosan kalau gak ini sangat tertinggal," tutur dia.
"Dilihat secara produktif kelihatan ya, dari ekspor begitu, Indonesia masih tertinggal dibandingkan Malaysia dan Thailand. Sekitar 15% porsi UMKM untuk ekspor, itu Malaysia sudah mendekati 20%. Sementara Thailand sudah mendekati angka 30%," ujar Eko dalam Webinar Indef, Senin, (10/5) lalu.
Indef yang menelusuri perkembangan UMKM di sejumlah negara menemukan, salah satu faktor fundamental yang mendorong kinerja usaha mikro, dalam hal ini di Malaysia, adalah upaya pengembangan ekosistem. Menurut dia, otoritas setempat memperkuat level pembiayaan dan pembinaan bagi pelaku usaha.
’’Jadi baik dalam level pembiayaan dan pembinaan, itu juga dilakukan secara intensif, sehingga wajar kemudian mereka mampu naik kelas dan ekspansi bisnisnya hingga sampai ke ranah ekspor," katanya.
Aspek kredit pun menjadi instrumen lain dari pengembangan UMKM Malaysia. Di negara setempat, angka kredit perbankan berada di level 50%. Persentase itu naik signifikan jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Sedangkan di Indonesia masih berada di level 19-20%. Eko menilai, dukungan pembiayaan untuk UMKM mampu mendorong kinerja usahanya.
"Kalau kita lihat, ini spesifikasi dari sisi kredit nya dan dukungan pembiayaan. Dukungan pembiayaan di Indonesia sangat flat, ini sekitar 19-20%. Dari tahun ke tahun segitu gitu aja gak naik naik, sehingga harus ada terobosan kalau gak ini sangat tertinggal," tutur dia.
(ynt)
tulis komentar anda