Johnson & Johnson Ajak 200 Remaja Perempuan Jadi Duta Kebersihan Menstruasi
Kamis, 27 Mei 2021 - 23:08 WIB
Menstruasi tampaknya juga belum menjadi isu yang lumrah dibicarakan oleh masyarakat Indonesia. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia tahun 2017 mengindikasikan 1 dari 5 remaja perempuan tidak pernah berdiskusi seputar menstruasi dengan orang dewasa sebelum mengalami menarke.
Selain itu, 41% remaja perempuan memilih untuk merahasiakan bila sedang menstruasi guna menghindari rasa malu dan takut terhadap orang lain di sekolah, terutama remaja laki-laki. Bahkan, hal ini menjadi salah satu alasan yang menyebabkan 1 dari 6 remaja perempuan terpaksa tidak masuk sekolah selama satu hari atau lebih pada saat mereka sedang menstruasi.
Dewan Nasional Prestasi Junior Indonesia, Natalia Soebagjo menerangkan, pengetahuan yang kurang memadai mengenai menstruasi telah membatasi partisipasi dan prestasi remaja perempuan di sekolah. Oleh karena itu, edukasi manajemen kebersihan menstruasi ini perlu digalakkan guna memberikan kepercayaan diri bagi mereka untuk mendobrak batasan yang ada serta memiliki peluang tanpa batas dalam mencapai potensi diri yang terbaik.
"Kami juga berharap kegiatan ini menginspirasi para orang tua dan guru untuk mulai aktif membuka komunikasi mengenai menstruasi di lingkup keluarga, sekolah, bahkan komunitas serta dapat membantu pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan dalam hal Kesehatan yang Baik dan Kesejahteraan dan Kesetaraan Gender. Kami menantikan kolaborasi berdampak selanjutnya dengan Johnson & Johnson Indonesia dalam mempersiapkan kaum perempuan muda untuk berhasil di masa depan,” ujar Natalia Soebagjo.
WiSTEM2D Talk perdana khusus untuk topik ini menghadirkan tiga pakar untuk memberikan pemahaman yang komprehensif seputar manajemen kebersihan menstruasi dari perspektif kesehatan dan juga psikologis.
Spesialis Obstetri dan Ginekologi, dr. Damarizqa Dara Sjahruddin, M.Ked.Klin., SpOG., menjelaskan, “Remaja perempuan harus dibekali bagaimana siklus menstruasi yang normal dan cara menangani menstruasi yang bersih dan sehat, seperti memakai pembalut berdaya serap baik, mengganti pembalut setiap 3-4 jam sekali, serta mencuci tangan yang bersih sebelum dan sesudah mengganti pembalut. Ajak mereka untuk terbuka apabila mereka mengalami hal yang tidak normal saat menstruasi.”
Dari aspek psikologis, Psikolog Anak dan Remaja, Vera Itabiliana Hadiwidjojo, S.Psi., Psi., memaparkan, “Edukasi menstruasi sangat menentukan kesehatan reproduksi perempuan ke depannya. Penting bagi remaja perempuan untuk memahami betul tentang menstruasi, mulai dari bagaimana menjaga kebersihan menstruasi dan apa implikasi dari tanggung jawab seksual di dalamnya. Orang tua dan guru di sekolah perlu menyadari meski menstruasi merupakan hal lazim yang terjadi, tetapi menyikapinya tidak bisa dianggap hal yang remeh.”
Diskusi ini juga dilengkapi dengan informasi terkait kesehatan kulit bagi para remaja putri tersebut. Brand Manager Neutrogena & Aveeno, Femi Dwi Narita Suryani, S.E., ARAD, mengungkapkan bahwa perubahan hormon saat menstruasi membuat kulit menjadi lebih berminyak dan rentan berjerawat.
Untuk menyikapinya, gunakan produk khusus untuk kulit wajah yang tepat. Jalankan juga pola hidup sehat serta hindari kebiasaan buruk, seperti memencet jerawat dan tidur tanpa membersihkan wajah. Dirinya juga mengajak remaja untuk percaya diri dengan apapun warna dan jenis kulit yang dimiliki karena kulit cantik sejatinya adalah kulit yang sehat.
Selain itu, 41% remaja perempuan memilih untuk merahasiakan bila sedang menstruasi guna menghindari rasa malu dan takut terhadap orang lain di sekolah, terutama remaja laki-laki. Bahkan, hal ini menjadi salah satu alasan yang menyebabkan 1 dari 6 remaja perempuan terpaksa tidak masuk sekolah selama satu hari atau lebih pada saat mereka sedang menstruasi.
Dewan Nasional Prestasi Junior Indonesia, Natalia Soebagjo menerangkan, pengetahuan yang kurang memadai mengenai menstruasi telah membatasi partisipasi dan prestasi remaja perempuan di sekolah. Oleh karena itu, edukasi manajemen kebersihan menstruasi ini perlu digalakkan guna memberikan kepercayaan diri bagi mereka untuk mendobrak batasan yang ada serta memiliki peluang tanpa batas dalam mencapai potensi diri yang terbaik.
"Kami juga berharap kegiatan ini menginspirasi para orang tua dan guru untuk mulai aktif membuka komunikasi mengenai menstruasi di lingkup keluarga, sekolah, bahkan komunitas serta dapat membantu pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan dalam hal Kesehatan yang Baik dan Kesejahteraan dan Kesetaraan Gender. Kami menantikan kolaborasi berdampak selanjutnya dengan Johnson & Johnson Indonesia dalam mempersiapkan kaum perempuan muda untuk berhasil di masa depan,” ujar Natalia Soebagjo.
WiSTEM2D Talk perdana khusus untuk topik ini menghadirkan tiga pakar untuk memberikan pemahaman yang komprehensif seputar manajemen kebersihan menstruasi dari perspektif kesehatan dan juga psikologis.
Spesialis Obstetri dan Ginekologi, dr. Damarizqa Dara Sjahruddin, M.Ked.Klin., SpOG., menjelaskan, “Remaja perempuan harus dibekali bagaimana siklus menstruasi yang normal dan cara menangani menstruasi yang bersih dan sehat, seperti memakai pembalut berdaya serap baik, mengganti pembalut setiap 3-4 jam sekali, serta mencuci tangan yang bersih sebelum dan sesudah mengganti pembalut. Ajak mereka untuk terbuka apabila mereka mengalami hal yang tidak normal saat menstruasi.”
Dari aspek psikologis, Psikolog Anak dan Remaja, Vera Itabiliana Hadiwidjojo, S.Psi., Psi., memaparkan, “Edukasi menstruasi sangat menentukan kesehatan reproduksi perempuan ke depannya. Penting bagi remaja perempuan untuk memahami betul tentang menstruasi, mulai dari bagaimana menjaga kebersihan menstruasi dan apa implikasi dari tanggung jawab seksual di dalamnya. Orang tua dan guru di sekolah perlu menyadari meski menstruasi merupakan hal lazim yang terjadi, tetapi menyikapinya tidak bisa dianggap hal yang remeh.”
Diskusi ini juga dilengkapi dengan informasi terkait kesehatan kulit bagi para remaja putri tersebut. Brand Manager Neutrogena & Aveeno, Femi Dwi Narita Suryani, S.E., ARAD, mengungkapkan bahwa perubahan hormon saat menstruasi membuat kulit menjadi lebih berminyak dan rentan berjerawat.
Untuk menyikapinya, gunakan produk khusus untuk kulit wajah yang tepat. Jalankan juga pola hidup sehat serta hindari kebiasaan buruk, seperti memencet jerawat dan tidur tanpa membersihkan wajah. Dirinya juga mengajak remaja untuk percaya diri dengan apapun warna dan jenis kulit yang dimiliki karena kulit cantik sejatinya adalah kulit yang sehat.
tulis komentar anda