Genjot Produktivitas Pangan, Kementan Gelar Pelatihan Sejuta Petani
Jum'at, 16 Juli 2021 - 08:28 WIB
Semangat dan etos kerja bangsa Jepang, katanya lagi, harus ditiru untuk meningkatkan SDM pertanian guna mendukung peningkatan produktivitas pertanian.
“SDM adalah pengungkit utama produktivitas pertanian, barulah benih, pupuk, sarana prasarana dan alsintan yang menjadi daya dukung,” kata Dedi Nursyamsi pada sosialisasi yang dihadiri Kepala Pusat Pelatihan Pertanian (Puslatan) Leli Nuryati dan Kepala Pusat Data dan Informasi Pertanian (Pusdatin) Roby Darmawan.
Dia pun merujuk pada pencapaian Swasembada Beras 1984 yang diakui Badan Pangan Dunia (FAO) sehingga Presiden Soeharto meraih penghargaan FAO, setelah berhasil mengubah Indonesia dari pengimpor beras pada dekade 70-an menjadi negara mandiri pangan.
Penentu suksesnya, Panca Usaha Tani menggerakkan seluruh potensi melalui kebijakan Bimbingan Massal (Bimas) dan Intensifikasi Massal (Inmas). Bimas bertumpu pada penyuluhan massal, agar petani meningkatkan produksi melalui ekstensifikasi dan intensifikasi. Upaya tersebut didukung pengolahan tanah, penggunaan bibit unggul, pemupukan tepat berimbang, pengendalian hama penyakit dan pengairan yang baik.
Hasilnya, produktivitas semula 2,6 ton naik ke 3 ton didukung pembangunan irigasi, produksi padi pun naik ke 3,5 ton per hektare ditunjang pembangunan pabrik pupuk sehingga menjelma menjadi negara swasembada beras.
“Tentunya, saat ini kegiatan Bimas dan Inmas akan lebih mudah karena dukungan teknologi informasi dan mekanisasi pertanian. Sekarang ada AWR (Agriculture War Room) dan hampir semua petani dan penyuluh punya smartphone Android jadi lebih mudah,” kata Dedi.
Dia menambahkan kalau pertanian ingin bangkit maka penyuluhan, pelatihan dan pendidikan harus digenjot maksimal. “Saat ini kita punya AOR, punya ruang virtual, Kostratani bahkan perangkat Android. Fasilitas sekarang lebih canggih daripada sebelumnya,” katanya.
Leli Nuryati mengajak petani dan penyuluh mendaftar secara online untuk mendapat pengetahuan mendasar seperti kesuburan tanah. Petani dan penyuluh dapat mengikuti pelatihan di BPP masing-masing melalui tiga gelombang. Posluhdes, Saung Tani, bahkan P4S diharap bisa mendukung kegiatan pelatihan.
Roby Darmawan menambahkan petani dan penyuluh mendaftar pada latihanonline.pertanian.go.id/registrasi/ dan petani latihanonline.pertanian.go.id/registrasi/petani. Pendaftaran menggunakan Nomor Induk Kependudukan (NIK) yang sudah terdaftar di aplikasi Simluhtan.
“SDM adalah pengungkit utama produktivitas pertanian, barulah benih, pupuk, sarana prasarana dan alsintan yang menjadi daya dukung,” kata Dedi Nursyamsi pada sosialisasi yang dihadiri Kepala Pusat Pelatihan Pertanian (Puslatan) Leli Nuryati dan Kepala Pusat Data dan Informasi Pertanian (Pusdatin) Roby Darmawan.
Dia pun merujuk pada pencapaian Swasembada Beras 1984 yang diakui Badan Pangan Dunia (FAO) sehingga Presiden Soeharto meraih penghargaan FAO, setelah berhasil mengubah Indonesia dari pengimpor beras pada dekade 70-an menjadi negara mandiri pangan.
Penentu suksesnya, Panca Usaha Tani menggerakkan seluruh potensi melalui kebijakan Bimbingan Massal (Bimas) dan Intensifikasi Massal (Inmas). Bimas bertumpu pada penyuluhan massal, agar petani meningkatkan produksi melalui ekstensifikasi dan intensifikasi. Upaya tersebut didukung pengolahan tanah, penggunaan bibit unggul, pemupukan tepat berimbang, pengendalian hama penyakit dan pengairan yang baik.
Hasilnya, produktivitas semula 2,6 ton naik ke 3 ton didukung pembangunan irigasi, produksi padi pun naik ke 3,5 ton per hektare ditunjang pembangunan pabrik pupuk sehingga menjelma menjadi negara swasembada beras.
“Tentunya, saat ini kegiatan Bimas dan Inmas akan lebih mudah karena dukungan teknologi informasi dan mekanisasi pertanian. Sekarang ada AWR (Agriculture War Room) dan hampir semua petani dan penyuluh punya smartphone Android jadi lebih mudah,” kata Dedi.
Dia menambahkan kalau pertanian ingin bangkit maka penyuluhan, pelatihan dan pendidikan harus digenjot maksimal. “Saat ini kita punya AOR, punya ruang virtual, Kostratani bahkan perangkat Android. Fasilitas sekarang lebih canggih daripada sebelumnya,” katanya.
Leli Nuryati mengajak petani dan penyuluh mendaftar secara online untuk mendapat pengetahuan mendasar seperti kesuburan tanah. Petani dan penyuluh dapat mengikuti pelatihan di BPP masing-masing melalui tiga gelombang. Posluhdes, Saung Tani, bahkan P4S diharap bisa mendukung kegiatan pelatihan.
Roby Darmawan menambahkan petani dan penyuluh mendaftar pada latihanonline.pertanian.go.id/registrasi/ dan petani latihanonline.pertanian.go.id/registrasi/petani. Pendaftaran menggunakan Nomor Induk Kependudukan (NIK) yang sudah terdaftar di aplikasi Simluhtan.
(dar)
Lihat Juga :
tulis komentar anda