Kontribusi Rp3.290 T, Erick Thohir Belum Puas dan Minta BUMN Intropeksi Diri
Jum'at, 03 September 2021 - 15:47 WIB
JAKARTA - Meski dalam 10 tahun terakhir badan usaha milik negara ( BUMN ) telah memberikan kontribusi sebesar Rp3.290 triliun kepada negara, pemegang saham tetap belum puas. Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan, BUMN harus terus melakukan introspeksi untuk memperbaiki diri.
"Tentu, kami dari Kementerian BUMN tidak berdiam diri, yang paling tepat di kami yaitu intropeksi diri. Memang benar, BUMN 10 tahun terakhir sudah berkontribusi Rp3.290 triliun kepada negara berupa pajak PNBP, dividen, dan lain lain," ujar Erick di Jakarta, Jumat (3/9/2021).
Erick menilai, kontribusi BUMN cukup membantu program-program pemerintah. Namun, dia meminta perusahaan pelat merah untuk mengambil peran lebih besar untuk mendorong kesejahteraan masyarakat.
"Sejak krisis ini terjadi, kami BUMN menunjuk diri kita sendiri untuk melakukan perbaikan. Kita mentransformasi diri sendiri. Kita memastikan BUMN tidak jadi menara gading, tapi harus dekat dengan program UMKM dan dekat dengan masyarakat," tegasnya.
BUMN secara konsisten memang terus memberikan kontribusi di atas 16% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia sejak 2018. Meski demikian, dibandingkan dengan negara lain, kontribusi itu masih terbilang kecil mengingat BUMN secara total memiliki aset sebesar USD573 miliar atau sekitar Rp8.022 triliun.
Sebagai perbandingan, pada tahun yang sama aset Superholding Temasek Singapura yang hanya sebesar USD227 miliar memberikan kontribusi terhadap PDB Singapura sebesar 21,6%.
Demikian pula BUMN China, yang kontribusinya terhadap PDB negara mencapai 58,4%. Sementara itu, Superholding Malaysia yang masih tertinggal dengan Indonesia pada 2018 mampu memberikan kontribusi sebesar USD1,4 miliar terhadap negara, dari jumlah aset yang hanya sebesar USD33 miliar.
"Tentu, kami dari Kementerian BUMN tidak berdiam diri, yang paling tepat di kami yaitu intropeksi diri. Memang benar, BUMN 10 tahun terakhir sudah berkontribusi Rp3.290 triliun kepada negara berupa pajak PNBP, dividen, dan lain lain," ujar Erick di Jakarta, Jumat (3/9/2021).
Erick menilai, kontribusi BUMN cukup membantu program-program pemerintah. Namun, dia meminta perusahaan pelat merah untuk mengambil peran lebih besar untuk mendorong kesejahteraan masyarakat.
"Sejak krisis ini terjadi, kami BUMN menunjuk diri kita sendiri untuk melakukan perbaikan. Kita mentransformasi diri sendiri. Kita memastikan BUMN tidak jadi menara gading, tapi harus dekat dengan program UMKM dan dekat dengan masyarakat," tegasnya.
BUMN secara konsisten memang terus memberikan kontribusi di atas 16% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia sejak 2018. Meski demikian, dibandingkan dengan negara lain, kontribusi itu masih terbilang kecil mengingat BUMN secara total memiliki aset sebesar USD573 miliar atau sekitar Rp8.022 triliun.
Baca Juga
Sebagai perbandingan, pada tahun yang sama aset Superholding Temasek Singapura yang hanya sebesar USD227 miliar memberikan kontribusi terhadap PDB Singapura sebesar 21,6%.
Demikian pula BUMN China, yang kontribusinya terhadap PDB negara mencapai 58,4%. Sementara itu, Superholding Malaysia yang masih tertinggal dengan Indonesia pada 2018 mampu memberikan kontribusi sebesar USD1,4 miliar terhadap negara, dari jumlah aset yang hanya sebesar USD33 miliar.
(fai)
Lihat Juga :
tulis komentar anda